"Kenapa kamu menangis? Aku tidak suka melihatnya."Ucap Saka dengan nada tegas. Bagaimana tidak? Lila yang tengah berada disampingnya terlihat menangis dalam diam. Saka melirik sesekali kearah Lila dengan ekor matanya mengingat ia yang tengah mengemudi sekarang. Lila terlihat tengah menarik nafasnya dalam dan membuangnya perlahan dengan tangan yang susah payah menghapus kasar air matanya. Pian berada dalam pangkuan hangatnya dan tengah tertidur lelap dengan damai. "Tidak!"bisik Lila pelan tanpa mau menoleh sedikitpun kearah Saka. Bahkan Lila membuang pandangannya kearah jendela. "Tapi air matamu mengalir. Ada apa? Bukankah anakmu sudah berada dalam dekapanmu?"tanya Saka frustasi. Pasalnya air mata wanita yang ia cintai jatuh lagi dengan mulus membasahi pipinya. "Jangan ikut campur! A

