Bab. 24 Maaf... Sayang

1850 Kata

Devan memilin tangannya satu sama lain perasaannya sangat kalut sekarang, melihat istrinya yang kesakitan membuat ia merasa benar-benar tidak berguna. Mata Devan bahkan sudah berkaca-kaca. Ia takut kehilangan istrinya, ntah bagaimana Devan bisa melanjutkan kehidupannya jika tanpa Dira. Lama Devan menunggu hingga Dokter yang menangani istrinya keluar dari ruang UGD. Devan langsung beranjak berdiri menghampiri sang Dokter. "Gimana keadaan istri saya?" Tanya Devan. "Kapan terakhir kali pasien makan?" Tanya Dokter, bukannya menjawab pertanyaan Devan, Dokter malah bertanya balik pada Devan. Devan mencoba berpikir sejenak kapan terakhir istrinya makan. "Tadi malam Dok." Jawab Devan, karena Tadi malam Devan sudah bertanya apa Dira akan makan, dan Dira menjawab bahwa ia akan segera makan.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN