deo, danu dan bayu saling mengedipkan mata. Sepertinya mereka hanya lalat pengganggu saja. Setelah kedatangan guru magang di sekolah mereka yang telah berganti pakaian. Saat ini putri hanya mengenakan dress hingga lutut dipadu dengan jepitan rambut berwarna biru laut senada dengan warna dressnya dan aroma parfum rasa bunga rose pula. Sungguh menggoda iman. Keberadaan ketiga pemuda tanggung itu serasa tidak dianggap oleh si pemilik kamar reyhan.
Syut. Tanpa sengaja rambut putri yang terkena angin sedikit mengenai wajah reyhan. putri tadi duduk di dekatnya.
"Ah, maaf, reyhan. A..aku tidak sengaja," ujar putri. Ia malu sehingga ia berpindah tempat dan merapikan rambutnya.
"Ti..tidak apa - apa," balas reyhan. 'Rambut putri sekali. Sangat menghannyegarkan...' batin reyhan.
putri pun duduk berkumpul di antara ketiga murid tampannya. reyhan terlihat kesal saat melihat putri duduk bersama ketiga temannya dan sangat akrab.
reyhan pun turun dari tempat tidurnya untuk bergabung dengan ketiga temannya yang asyik memonopoli guru cantik pujaan hatinya.
putri bangkit dari duduknya untuk membantu reyhan bangun.
"Aku bisa sendiri, putri," tolak reyhan
dengan nada dingin.
"Ma..maaf. Aku pikir.." gumam putri. Ia semakin merasa bersalah. Jika semalam kekasihnya tidak memukul reyhan mungkin ia tidak akan sakit.
reyhan pun duduk bersama ketiga temannya. Hanya membicarakan hal yang tak penting. Sedangkan putri, ia duduk sendiri di pojokan layaknya anak tiri. Mengapa demikian? putri merasa malu karena bayu dan danu sedang membicarakan masalah bagi laki - laki. . Jadilah putri yang hanya mahluk dengan gender berbeda memilih untuk mengasingkan diri.
deo menyadari sesuatu.
"reyhan, kami harus segera pulang," ujar deo. Ia melirik sepintas ke arah putri yang sedang memainkan ponselnya.
"Aku juga. Sudah sore soalnya," sambung danu. Bersiap untuk pulang.
"Eh? Bukannya..kita mau main sampai.." saat bayu hendak melanjutkan bicaranya, deo mencubit tangan bayu. Sontak bayu diam dan patuh untuk pulang.
putri berdiri.
"Eh? Kalian mau pulang?" tanya putri.
"Ya, kak. Sudah hampir gelap. Lagipula kami tidak mau mengganggu reyhan," jawab deo. '... Sudah jelas reyhan ingin berduaan dengan guru magang baru ini,' lanjut deo di dalam hatinya.
"Kami permisi," ucap danu dengan sopan kepada putri.
"Cepat sembuh ya,rey! Para fansmu sangat cerewet menanyakan dirimu dan selalu bilang, reyhan cepat sembuh!" ujar bayu dengan maksud mengejek.
"iya." jawaban khas reyhan. Tak peduli dengan omongan bayu.
danu deo dan bayu pun pamit. Mereka ke luar dari kamar reyhan yang diikuti oleh putri. reyhan hanya duduk di kursi belajarnya. Ia melihat sebuah buku yang berisi catatan pelajarannya hari ini. Ternyata putri telah menepati janjinya yakni menuliskan semua materi pelajaran reyhan di buku catatan putri. Jadi reyhan hanya menyalinnya saja. Gadis mungil itu sangat baik kepadanya. Malah terlalu baik sebagai tetangga dan juga guru magang serta kakak angkatnya.
"putri memang benar - benar bodoh . Aku jadi tambah galau. Mau nyerah tapi udah telanjur sayang. Gak ada cara lagi selain ngerebut dia dari pria jelek itu," gumam reyhan menyeringai iblis.
Sret. Pintu kamar terbuka menampilkan sesosok gadis cantik yang sedang reyhan pikirkan.
"reyhan? Kau sedang apa?" tanya putri. Ia berdiri di samping reyhan yang sedang duduk di tempat ia belajar.
"Duduk," jawab reyhan singkat dan dingin.
"Aku tahu kalau reyhan lagi duduk. Bukan lagi masak," balas putri. Ia duduk di atas kasur reyhan yang berantakan.
"Oh iya, putri. Thanks buat catatannya. putri sudah mau mencatat semua mata pelajaran hari ini untukku," ujar reyhan dengan kepala menunduk.
putri tersenyum tulus.
"Sama - sama. Kalau masih pusing nanti saja salinnya. Besok juga reyhan tidak usah masuk sekolah kalau masih sakit," balas putri
"Aku sudah sehat. Jadi besok aku akan masuk sekolah," sahut reyhan . reyhan merasa canggung dengan obrolannya. Ia bukan tipe orang yang mudah bergaul dengan orang lain apalagi secara langsung seperti saat ini.
reyhan juga bisa grogi. Terlebih gadis yang ia sukai sedang berada di dalam kamar pribadinya. Duduk manis di ranjangnya yang empuk dan juga bau. Ia kan belum mandi dari pagi tapi biarlah. Tidak mandi juga reyhan sudah wangi. Keuntungan jadi lelaki tampan yang jarang bau meski tidak mandi 7 hari lamanya.
"Jangan maksain diri ya, reyhan. Aku gak mau kamu sakit lagi karena kemarin reyhan terlalu memaksakan diri," ucap putri. Bangkit dari ranjang reyhan dan berniat untuk pergi namun reyhan mencegahnya dengan cara menarik tangan gadis cantik itu sehingga putri tak jadi pergi.
"Hm? Ada apa?" tanya putri.
"Temani aku di sini, putri," pinta reyhan sebari membuang muka karena malu mengatakan hal itu kepada putri.
"Ok," jawab putri dengan polosnya. Ia duduk kembali. Namun ia duduk di lantai yang sudah ditutupi karpet, sedangkan reyhan masih duduk di kursi belajar dan berniat untuk belajar.
putri penasaran dengan kegiatan yang sedang bocah tetangganya lakukan. Ia pun pelan - pelan dan berjalan mengendap - endap untuk mengintip dari belakang bocah remaja tanggung itu.
Set. Bukannya mau mengintip, tetapi putri malah menabrak punggung reyhan karena reyhan mendadak berdiri di depannya sehingga gadis mungil itu menubruk punggung keras muridnya.
"Aw. Punggungmu keras banget, reyhan. Kayak tembok," gumam putri sebari mengusap hidungnya dengan tangannya.
reyhan menunduk.
"Maaf, kak eh putri . Aku tidak sengaja. putri tidak apa - apa kan?" ucap reyhan. Ada rasa menyesal walau hanya sedikit.
"Hehe. Gak apa - apa. Gak sakit kok. Santai aja. Oh iya. reyhan sedang apa? Apa ada yang bisa ku bantu? Aku kan gurumu," sahut putri. Badan boleh mungil tapi umur lebih tua putri dan juga ia adalah guru reyhan meski hanya guru magang.
reyhan menyeringai. Ia mendapat ilham untuk melakukan sesuatu.
"Ng..sebenarnya.."
Kret. Pintu kamar terbuka.
"reyhan, putri, bunda mau ke luar dulu ya. bunda mau pergi kondangan," ujar ratna yang mengejutkan reyhan yang sedang memikirkan sesuatu. " putri, aunty titip putra aunty ya. Dia sedang sakit jadi tolong rawat dia. Ok," tambahnya. Muncul secara tiba - tiba.
"Baik, aunty. Serahkan saja pada putri!" jawab putri penuh keyakinan.
"Nah, bunda berangkat dulu ya. Titip rumah. Makan malam sudah bunda buat. Jadi kalian tinggal hangatkan saja. byee.." jelas ratna. Ia segera menutup pintu kembali meninggalkan putra bungsunya yang diam membeku dengan seorang gadis muda kelewat polos.
"hmmm. Kita mau ngapain, rey?" tanya putri. Masih polos.
reyhan menyeringai iblis.
'It's show time. Mumpung bunda gak ada. Hehe,' batin reyhan. Berpikir yang tidak senonoh.
putri bengong saja ketika melihat muridnya yang berdiri, diam tak bergerak seperti patung.
"rey, randa. Woy!!" teriak putri dengan suara cemprengnya. Sontak reyhan terkejut. "reyhan bengong terus? Apa masih demam? Mana yang sakit?" tanya putri sebari berjinjit guna mencapai dahi reyhan.
reyhan membungkukkan badan dan memandang gadis cantik di depannya dengan lekat dan tajam.
Blush. Wajah keduanya merona. Tapi reyhan bisa menyembunyikannya.
'Mata putri sangat indah. Wajahnya juga manis dan imut. Apa benar gadis ini berumur 24 tahun? putri terlalu muda bagi seorang perempuan dengan umur segitu,' batin reyhan memandang putri lebih dalam. Sedangkan wajah putri juga merona dan tersipu.
"re..reyhan..kau sudah tidak demam tapi wajahmu kok merah? Mana yang sakit?" ungkap putri sebari menyentuh dahi putih reyhan yang rela membungkuk agar bisa ia raih.
"Ini. Bagian ini yang sakit," jawab reyhan sebari meletakkan telapak tangan kanan putri ke d**a kirinya. randa memandang gadis cantik itu dengan serius.
Mata putrii membelalak.
"Apa kau bisa merasakannya? Jantungku berdebar sangat cepat, putri," gumam reyhan masih memegang telapak tangan putri lalu mencium tangan tersebut. Cup.
Wajah putri kembali merona. Ia tak menyangka jika reyhan yang tampan, jenius dan nolep malah mencium telapak tangannya dengan mesra.
"re..reyhan..ini..." gumam putri gugup tak bisa berkata apapun.
Cup.
reyhan kembali mengecup telapak tangan putri semakin lama dan mesra.
"reyhan.. A..aku.." putri kembali gugup. "Ki..kita..tidak seharusnya.." Belum selesai putri berbicara,
reyhan dengan tidak sopannya memotong pembicaraan gadis polos itu.
"bunda bilang kalau putri harus menjagaku. Aku sakit begini karena kekasihmu, putri. Kau harus bertanggung jawab, cantik," ucap reyhan. Menatap putri intens.
Glekh.
Gadis bertubuh mungil itu menulan ludahnya sendiri sebari berjalan mundur namun pemuda sedang puber di depannya malah berjalan maju ke arahnya dengan seringaian andalannya yang membuat ketampanan reyhan semakin tampan.
Bukh.
Punggung putri menabrak dinding kamar reyhan. Keringat mengalir dari pelipisnya, tangannya bergemetar, jantungnya berdebar lebih kencang, tenggorokannya mengering, suara tak bisa ke luar.
reyhan tersenyum iblis, melangkah lebih dekat kepada gadis cantik itu yang tengah ketakutan. Lalu...
.
.
.
.
.
.
.
"Hahaha..." reyhan tertawa dengan keras. Sementara itu putri tengah dilanda rasa takut karena merasa akan diserang oleh brondong tampan di depannya.
Doeng.
putri merasa jengkel dan kesal. Ia sudah ketakutan setengah mati. Nafasnya saja sudah hampir habis.
"Dasar, donat ! reyhan donat ! Kau menakutiku!" seru putri dengan wajah imutnya, menggembungkan pipinya yang menjadikan gadis berusia 24 tahun itu semakin imut.
reyhan tersenyum sebari merangkup pipi kiri kanan gadis manis tersebut yang tembem dan tampak empuk untuk digigit. Lalu cup. Sesuatu yang tak terduga terjadi.. reyhan mengecup pipi putri.
Dan..
"re..reyhan? Ada apa?" tanya putri. Pipinya dirangkup oleh reyhan yang malah bengong.
'Sial. Ternyata itu hanya ilusi.,' batin putri kecewa. Ia tidak bisa mencium pipi sang gadis. Masih ada perasaan ragu di dalam hatinya. reyhan takut. Takut putri akan membencinya, menghindarinya bahkan meninggalkan dirinya. Hatinya akan sangat terluka dan sakit jika putri sampai meninggalkan reyhan . Untuk sementara pemuda yang telah menjadi perusak hubungan orang putri dan alam akan melancarkan aksinya secara perlahan tapi pasti.
"Tidak ada," jawab reyhan jatuh terduduk sambil memegangi kepalanya dengan kedua tangannya. reyhan frustasi.
putri ikut duduk lalu menyentuh dan mengusap kepala murid tampannya dengan lembut.
"Apa kepalamu sakit, reyhan?" tanya putri, cemas.
"hm apa, reyhan ? Jawab yang jelas! A..aku kan tidak tahu apa maksudmu?" tanya putri. Ada rasa kesal dan khawatir bercampur aduk.
reyhan menoleh ke arah putri.
"Kepalaku sakit, putri. Dingin sekali," jawab reyhan dengan ekspresi wajah memelas minta dikasihani.
"Nah gitu. Ngomong yang jelas. Ayo ke tempat tidur supaya badanmu hangat," ucap putri . Ia menggandeng tangan reyhan. Sekarang reyhan sudah berdiri.
"Tapi aku lapar, putri," sahut reyhan. Tak mau berjalan ke tempat tidur.
"Biar aku ambilkan. Ok. reyhan tiduran saja dan pake selimut. Jangan duduk di lantai. Belajar besok lagi saja. Ayo!" perintah putri dengan nada lembut sambil menggandeng tangan reyhan menuju tempat tidurnya.
"Baik," jawab reyhan dengan suara pelan dan terdengar tak bertenaga. Ia pun berbaring di atas kasur dengan diselimuti oleh guru cantiknya. Pakai selimut.
"Aku ambil makanan dulu. Jangan ke mana - mana!" perintah putri seperti memerintah pada anak kecil
"hm," jawab putri. Ia tersenyum senang. 'Dia memang baik dan penuh perhatian,' batinnya.
putri pun meninggalkan reyhan ke luar dari kamar menuju ruang makan lalu dapur untuk menghangatkan makan malam dengan menggunakan microwave.
Sementara itu, seorang pemuda tampan yang sedang sakit tersenyum penuh kemenangan layaknya telah memenangkan lomba lari
'Yes. Rencanaku pasti berhasil!' batin reyhan.
Krek. Pintu terbuka.
putri pun masuk sambil membawa makanan dengan nampan lalu meletakkan makanan tersebut di atas meja belajar reyhan.
"Makanan sudah datang, reyhan. Ayo duduk," ujar putri sambil membantu reyhan untuk duduk. "reyhan mau makan di sini?" tanya putri memastikan.
reyhan mengangguk. putri pun mengambil makanan yang sudah siap untuk dimakan.
"Ini makanannya," sahut putri sambil tersenyum. Tapi reyhan tidak mau makan. "Makan dong, han. Jangan gak makan. Nanti kamu sakit lagi, gimana?" ucap putri.
reyhan tetap tidak mau makan.
"Suapin," pinta reyhan dengan manja.
"Eh?" beo putri.
"Ya sudah kalau tidak mau menyuapi, aku tidak akan makan," balas reyhan pundung layaknya anak kecil.
putri menghela nafas.
"Ok. Aku akan menyuapimu. Bayi besar yang manja," ujar putri. Ia pun mulai menyuapi pemuda tampan itu.
reyhan menatap intens terhadap putri.
'Berhasil. Pelan - pelan dulu saja. Aku akan mencuri semua rasa peduli dan perhatiannya. Karena cinta berawal dari rasa peduli yang tinggi,' batin reyhan. Entah ia tahu dari mana kata - kata itu. Padahal ia baru jatuh cinta.
Gadis cantik itu terus menyuapi bayi besar di depannya dengan cekatan.
Kruyuk. Suara perut berbunyi. Wajah gadis cantik itu memerah karena malu. Sedangkan reyhan tersenyum mengejek.
"Kau lapar, putri? Makanlah," gumam reyhan.
"I..iya. Tapi..aku kan lagi nyuapin bayi besar dulu. Gimana bisa makan?" ungkap putri dengan wajah yang memerah dan manis.
"Ma..nis," gumam reyhan mengagumi ekspresi wajah gadis di depannya yang sedang duduk di atas kasur di dekatnya pula.
"putri makan saja. Kita makan berdua. Bagaimana?" pinta reyhan.
"Hah? Gak bisa dong. Aku kan lagi menyuapimu. Belum habis, han," jawab putri. Masih merona wajahnya.
reyhan mengambil sendok dan sesuap makanan lalu memasukkan sesendok makanan tersebut ke mulut putri.
Aaam. Refleks mulut putri terbuka dan mengunyah makanan yang randa suapi.
"Enak?" tanya reyhan tersenyum tampan.
Blush. Wajah putri merona lagi dan tersipu malu. Bocah tampan di dekatnya selalu bisa membuatnya tersipu dan juga degdegan. Jantung gadis manis itu berdetak lebih cepat seperti sedang dikejar binatang buas.
"Gimana, putri? Enak ga? Aku yang suapin putri saja ya. Kita gantian," gumam reyhan tanpa rasa malu.
"A..apa? Tu..tunggu.." Lagi - lagi makanan masuk ke mulut putri. "Hum.."
"Jangan bicara kalau sedang makan, putri," ujar reyhan sebari mengelap sebutir nasi yang menempel di bawah bibir putri.
Blush. Lagi - lagi putri merona. Saat di dekat reyhan, putri serasa bukan dirinya. Umurnya sudah dewasa tapi saat bersama reyhan, putri di luar kendali. Ia seperti remaja putri yang tengah mengalami masa puber. Berdebar - debar di dekat pemuda tampan. Pemuda ini adik angkatnya. Muridnya. putri terlalu tua untuk merasakan debaran itu apalagi terhadap reyhan.
"putri. putri. putri," panggil reyhan dengan nada lembut.
"Eh?" putri terkejut. "Maaf. Aku melamun. Hehe," jawab putri Ia malu sendiri.
reyhan tersenyum.
"Tolong ambilkan lagi. Aku masih lapar, putri," pinta reyhan dengan manja.
"Baik, tuan muda," jawab putri patuh. Ia seperti sedang melayani seorang tuan muda saja. Tapi reyhan bukan tuan muda. Ia sudah besar bukan bocah SD lagi.
putri pun mengambil makanan sesuai perintah dari reyhan. reyhan hanya tersenyum bahagia. Ia merasa senang karena telah dilayani oleh gadis dan calon istri idamannya. putri lulus menjadi calon mantu keluarga sutomo. Hanya membayangkan dirinya menjadi seorang suami yang memiliki istri secantik, semanis, sepintar, sebaik dan segalanya yang ada dalam diri putri membuat reyhan tersenyum sendiri seperti orang kehilangan akal.
'putri akan menjadi istriku.Pasti,' batin reyhan dengan tekad bulat.
Setelah kedua sejoli berbeda gender dan usia itu makan bersama dengan saling menyuapi, saat ini pasangan reyput (reyhan dan putri ) meski bukan pasangan kekasih, tapi bisa saja mereka akan menjadi sepasang kekasih atau suami istri yang hidup bahagia. Tidak ada yang tahu mengenai apa yang akan terjadi nanti di kehidupan dua orang berbeda status itu.
reyhan , sang pemuda SMA yang akan segera lulus di tahun depan, tengah duduk santai di sofa sedang menonton acara televisi yang sangat membosankan. Hanya berisi serial drama menyayat hati, dendam berdarah, suara hati istri indosiar dan juga acara kuis yang sudah jelas adalah settingan belaka.
"hm," gumam reyhan. Wajahnya datar bak talenan di dapur yang baru saja putri cuci.
Sesosok gadis cantik sedang berjalan mendekati sang pemuda sebari membawa sebuah kaleng yang berisi cemilan kering berupa keripik. Ia duduk di dekat sang pemuda tanpa rasa malu.
reyhan mendelik kepada gadis itu. Ini rumahnya bukan rumah gadis itu tapi tingkah gadis itu seakan - akan sering masuk ke dalam rumahnya.
"putri , sudah berapa kali kau masuk ke rumahku?" tanya reyhan dengan nada dingin.
"Sering. Memang kenapa?" tanya putri duduk berhadapan dengan randa jadi posisi mereka duduk berdekatan di atas sofa panjang. Berdua. Hanya berdua.
"Sering? Kok aku gak pernah melihatmu?" tanya reyhan. Tangannya mengambil cemilan yang ada di dalam toples yang dipegang oleh putri.
"reyhannya aja yang terus diam di kamar. Gimana mau ketemu?" jawab putri. Masih makan cemilan.
reyhan berpikir sejenak. Menyesal telah menjadi seorang nolep tapi berkat nolep ia jadi mengenal gadis di sampingnya walau lewat tulisan dan suara.
"hm."
"Apa? Mulai bicara gak jelas nih, nda," ujar putri. Ia masih ngemil.
"Dasar dodol," ucap reyhan tanpa ekspresi.
"Hah?" beo putri. "Aku bukan dodol, reyhan donat !" seru putri tak mau disebut dodol. "Kalau aku dodol, gak mungkin aku bisa jadi guru magang!" tambahnya.
"dodol ya dodol. Meski guru ataupun profesor. Kau tetaplah culumetan, dodol," balas reyhan dengan nada mengejek dan senyum sinisnya yang menyebalkan.
"Apa kau bilang, reyhan donat?!" seru putri tak terima berulang - ulang disebut dodol hingga dirinya mendorong tubuh pemuda di sampingnya sampai tubuh mungil gadis itu menimpa tubuh kekar pemuda di bawahnya.
Blush. Wajah reyhan dan putri merona dan juga dekat. Begitu dekat hingga terdengar deru nafas keduanya. Sepasang tangan mungil putri menyentuh d**a keras reyhan.
reyhan tersenyum lalu mengusap surai gadis yang berada di atas tubuhnya sebari berbisik,
"putri sangat wangi. Aku suka dengan wangi parfum milik putri." "Tetaplah di sini, putri," ucap reyhan yang terdengar seksi di telinga sang gadis. "Kau harus bertanggung jawab dengan cara menghangatkanku agar aku selalu hangat," tambah reyhan tak lupa ia mencium puncak kepala gadis pirangn yang sedang ia peluk.
Blush. putri sudah tidak berdaya. Ia tidak bisa lepas dari jeratan dan pelukan hangat sang pemuda tanggung tersebut. Ia pun menganggukkan kepala dan perlahan kelopak matanya tertutup.
"I love you, putri," bisik reyhan, pelan tapi putri tertidur jadi ia tidak dapat mendengar tiga kata langka yang ke luar dari mulut reyhan.
Zzzz.
Terdengar suara dengkuran yang pelan tapi masih bisa terdengar. Gadis yang menindihi tubuh sang pemuda telah tertidur lelap sambil memeluknya dengan erat.
"putri sudah tidur rupanya. Berarti ia tidak mendengar kata - kataku tadi. Payah," gumam reyhan. Ada rasa kecewa di hatinya tapi ia tetap tersenyum bahagia. Karena ia bisa memeluk gadis yang ia sukai. Sambil berbaring pula.
reyhan pun perlahan bangkit dari posisinya yang terbaring dan tertindih tubuh mungil guru cantiknya.
Hap.
Bocah SMA itu menggendong sang gadis ala style . Mengecup kening putri.
"putri, aku tidak akan melepaskanmu. Aku merebutmu dari pria jelek sialan itu. Tenang saja, sayang. Secepatnya kau akan jadi milikku," gumam reyhan sebari berjalan menuju kamarnya serta meggendong sang gadis yang sedang tertidur dengan lelap di pangkuannya.
"Engh..reyhan..jangan.." putri mengigau sambil mempererat pelukannya.
'Di dalam mimpi pun kau bahkan menyebut namaku, putri,' batin reyhan. 'Semoga putri menerima pria kasar itu bukan karena cinta supaya aku bisa dengan mudah membuat putri jatuh cinta padaku,' tambahnya.
reyhan pun membaringkan tubuh putri di atas tempat tidurnya lalu menyelimutinya.
"Selamat tidur, putri," ucap reyhan tapi tangannya ditarik oleh gadis cantik yang tengah tertidur pulas.
"Di..ngin.." gumam putri. Masih berbicara dalam tidurnya.
reyhan menyeringai. Tanpa pikir panjang, reyhan pun naik ke atas tidur lalu tidur di samping tetangga manisnya yang terlalu manis baginya. Untung saja reyhan tak terkena diabetes.
"met malam, putri," gumam reyhan. Cup. Mencium kening putri lalu tertidur bersama dalam satu ranjang yang sama. Laki - laki dan perempuan yang sudah dewasa dan...dan..hanya tidur. reyhan belum berani melakukan yang tidak - tidak.
Pagi pun tiba dan kepanikan melanda di dalam kediaman kelu, khususnya di dalam kamar sang putra bungsu keluarga sutomo
Seorang gadis terbangun dalam pelukan lawan jenisnya yang sedang memeluknya dengan erat meski kedua matanya masih tertutup sempurna.
"Kyaa...!!" teriak gadis cantik itu a.k.a .putri Seorang guru magang yang tertidur di atas ranjang bersama muridnya sendiri. "Ba..bagaimana bi..sa...a..aku..?" putri gelagapan. Ia mendadak tak bisa berpikir dengan jernih. Entah bagaimana ia bisa tertidur di kamar reyhan.
"Eng..apa sih? Pagi - pagi sudah berisik," gumam reyhan. Ia bangun dari tidurnya dan langsung dalam posisi duduk di samping selfi.
"re..reyhan.. Kenapa..aku bisa ada di sini? Ti..tidur denganmu..a..aku.." racau putri. Bicara saja tidak lancar.
Cup. Pemuda itu malah mencium puncak kepala putri Sontak si gadis memerah dan meledak.
"A...apa yang kau lakukan, reyhan?!" teriak putri. Marah, kesal dan malu atas tindakan pemuda tampan di dekatnya.
"Daripada marah - marah dan bicara gak jelas, lebih baik kau segera bangun dan siap - siap. Bukannya putri harus ke sekolah?" ungkap reyhan. Santai.
"Ah. Aku harus segera bersiap - siap," ucap putri tapi tangannya ditarik randa. "Apa lagi, nda?!" tanya putri kesal. Sepertinya ia lupa dengan kepanikannya barusan.
"Buatkan aku sarapan ya, , pinta reyhan dengan manja.
"Kalau aku menolak?" tanya putri dengan ekspresi menantang.
"oh. Akan ku sebarkan kalau putri sang guru magang telah tidur satu ranjang denganku dan melakukan sesuatu yang ..." sebelum melanjutkan perkataannya, putri memotong pembicaraan reyhan dengan mencium pipi kanan pemuda tersebut.
"Huh! Awas saja kalau kau sampai mengatakan hal itu!" seru putri. Ia bangkit dari tempat tidur reyhan "Aku tidak akan segan - segan menghukummu!" tambah putri meninggalkan reyhan yang mematung akibat ciuman maut yang putri layangkan di pipi kanan putri.
Cekrek.
"Aku akan membuatkan sarapan dan bekal makan siang untukmu. Jadi, ingat kata - kataku, reyhan!" sahut putri, masuk lagi ke dalam kamar reyhan hanya untuk menyampaikan hal itu. Lalu ke luar lagi.
"hm. Manis," gumam reyhan sambil meraba pipi kanannya yang panas bekas dicium selfi.
"Mungkin lain kali dia akan melakukannya di lainnya tapi aku yang harus menciumnya terlebih dulu. Tunggu aku, putri.," gumam reyhan, menyeringai iblis.
reyhan pun bangkit dari tempat tidurnya. Merapihkan selimut yang ia pakai dengan gadis manis pujaannya. Ia juga menyentuh bekas putri tidur di sampingnya. reyhah yakin jika putri tidak pernah tidur seranjang dengan seorang pria. Berarti reyhan adalah pemuda pertama yang pernah tidur dengannya. Lucky. reyhan memang pemuda beruntung.
"hm. Si alex sialan itu akan cepat ditinggalkan. Aku harus mendahuluinya supaya putri lebih cepat jatuh ke dalam pelukanku," gumam reyhan.
Ia mengambil ponsel yang ada di atas meja belajarnya lalu membuka pesan dari ibu dan kakaknya.
"Jadi semalam bunda tidak pulang. kak radit juga ya. Pantas saja tidak ada yang membangunkanku meski dua jam lagi aku pergi ke sekolah," ujar reyhan . Ia pun ke luar dari kamar menuju kamar mandi dan melakukan ritualnya di kamar mandi. Gosok gigi dan mandi air hangat karena kemarin seharian pemuda tampan itu mandi. Lagipula malu kalau dekat pacar jika reyhan belum mandi meski ia tidak bau.
Satu jam kemudian. reyhan sudah selesai dengan ritual pagi sebelum pergi ke sekolah.
Yups. Sang pangeran tampan sudah selesai berdandan. Rambut sudah ia ikat seperti biasanya . Seragam sudah rapih. Wajah, tetap tampan. Tampan dari lahir.
"hm," gumam reyhan . Ia pun ke luar dari kamar menuju ruang makan. Padahal ibunya tidak pulang tapi ia melangkah ke ruang makan karena setelah mandi tadi ia melihat putri ada di dapurnya. randa berniat pamer memperlihatkan badan sixpacknya pada gadis incarannya. Ya di berhasil meski harus menutup telinga akibat teriakan cempreng dari gadis tersebut.
Dengan wajah tersenyum dan aura menyenangkan yang terpancar dari pemuda tampan itu, ia berjalan menuju ruang makan untuk sarapan.
Tampak sesosok gadis cantik sedang menata makanan di atas meja dengan cekatan lalu mencuci piring kotor.
reyhan pun duduk di tempat yang telah disediakan. Menikmati sarapan pagi yang dibuatkan oleh calon istrinya.
"( reyhan membaca doa makan ) ," reyhan sebelum makan. Sontak putri menoleh ke tempat reyhan berada.
putri menyudahi aktivitas mencuci piring dan peralatan masak yang kotor, karena memang sudah selesai dicuci. Berjalan menghampiri muridnya yang sedang makan.
"Bagaimana? Apa nasi gorengnya enak?" tanya putri penuh harap.
" Enak. Sudah pas di lidahku," jawab reyhan masih melanjutkan makan.
'putri memang istri idamanku,' batin reyhan.
"Syukurlah. Makan yang banyak ya, nda! Bekal sudah ku siapkan. Aku pergi duluan ya," ujar putri. Membuka celemek.
"Tunggu! Kita pergi bersama, putri!" seru reyhan. Tak mau putri pergi begitu saja.
"Eh? Tapi.." tolak putri.
"Kita naik motor. Aku sudah punya sim dan ada helm lebih dari 2. Jadi, kita harus naik motor! Titik!" perintah reyhan mutlak.
putri diam dan patuh dengan perintah sang murid.
"Ok. Aku tunggu di rumah ya. Aku mau siap - siap dulu," jawab putri.
"Jangan kabur, putri!"
"Nggak. Aku mau dandan dulu. bye. Aku tunggu ya,reyhan!"
putri pun meninggalkan reyhan yang sedang sarapan dengan hati bahagia. randa yang bahagia tapi putri, entahlah. Mungkin juga bahagia.
"Yes. Semakin mudah saja," ucap reyhan.
Greeng...greeng..suara motor reyhan .
Seorang pemuda tampan yang masih mengenakan seragam sekolah tengah duduk di atas motor kupling lengkap dengan memakai helm, sarung tangan, masker dan sebagainya. reyhan , pemuda tampan tersebut. Menunggu seorang gadis di depan rumah sang gadis untuk berangkat ke sekolah bersama - sama.
Kret. Pintu terbuka. Sang gadis yang dinanti - nanti telah tiba. Memakai setelan pakaian yang biasa dikenakan untuk guru magang.
"Ini helmnya, putri," ucap reyhan sebari menyerahkan helm berwarna merah kepada tetangganya yang manis.
"Ya. Aku naik ya. Tapi..aku harus duduk menyamping. Gimana nda? Bisa gak boncengku?" tanya putri takut reyhan tak bisa memboncengnya jika duduk menyamping.
"hm. Gampang. Duduk saja. Pegangan ya! Jangan belakang jok tapi pinggangku! Pinggang, bukan pundak! Aku bukan tukang ojek!" perintah reyhan. Ngotot.
"Cih. Cerewet amat!" umpat putri, kesal tapi tersipu.
"Cerewet juga suka kan? Mau ku bonceng kan? hm," ejek reyhan dengan penuh percaya diri.
"Cepat berangkat, reyhan!!" perintah putri Ia memeluk pinggang reyhan dengan erat.
"Ok, cantik. Berangkat!" seru reyhan
Sepanjang perjalanan, semua mata tertuju kepada sepasang sejoli itu. Bagaimana tidak? Yang membonceng adalah siswa SMA, yang dibonceng guru magang yang imut dan pendek. Pasangan yang sangat unik tapi serasi.
Sepuluh menit kemudian, mereka tiba di depan gerbang sma tuna bangsa. Sepasang guru dan murid itu melewati beberapa siswa siswi yang sedang berjalan bergerombol.
Semua mata tertuju kepada sepasang sejoli yang melewati mereka. Para murid menggosok kedua mata mereka dengan tangan. Pagi - pagi melihat pemandangan unik dan langka. Seorang siswa yang terkenal akan sikapnya yang dingin terhadap perempuan sedang membonceng seorang gadis cantik yang tak lain adalah gurunya sendiri walaupun hanya guru magang. Tapi seisi sekolah mendadak heboh. Keduanya menjadi viral bak artis you tube yang mengunggah video terbaru mereka.
Pasangan itu pun berhenti di tempat parkir kendaraan bermotor khusus murid. Tidak banyak murid yang ke sekolah dengan naik motor. Bukan karena tidak mampu tapi karena selalu ada razia dadakan di pagi hari. Daripada menghadapi polisi, lebih baik naik angkutan umum meski harus bangun lebih pagi. Tadi saja pasangan reyhan putri kepergok polisi. Untung saja reyhan sudah punya sim jadi ia tidak kena tilang. Keberuntungan ada di pihaknya dari kemarin sore.
putri turun terlebih dulu dan menyerahkan helm kepada sang pembonceng a.k.a reyhan, muridnya.
"Tunggu, kak putri!" seru reyhan turun dari motor.
"Ya?" tanya putri, berbalik.
"Makan siang bareng ya. Aku gak nerima kata tidak!" sahut reyhan.
"Ok. dah.." jawab putri. Ia pun meninggalkan reyhan.
reyhan tersenyum bahagia.
'Semakin dekat saja,' batin reyhan. Ia pun berjalan menuju ruang kelasnya setelah mengunci motor.
Seseorang telah mengintip kejadian tadi. Aura gelap ke luar dari tubuh orang tersebut.
"Dasar wanita jal***g! Awas kau!" seru sang pengintip.
BERSAMBUNG