bc

Sepenggal Kisah di Balik Hujan

book_age4+
336
IKUTI
2.1K
BACA
drama
tragedy
comedy
sweet
humorous
mystery
like
intro-logo
Uraian

Mengapa mereka suka sekali hujan? Seperti petani yang ingin sekali panennya subur karna hujan selalu datang menyirami tumbuhan tanpa memerlukan bantuan tangan. Lalu setelah itu mendapatkan upah. Seperti mereka si pecinta hujan yang selalu menari-nari di bawah percikan air yang berasal dari langit. Tapi aku benci hujan, karena dia sempat merebut mereka yang kusayang.

Cover Orisinil: Pinterest

https://pin.it/1nI5U3p

Font: Canva

chap-preview
Pratinjau gratis
Karena Hujan
Ada yang datang ada yang pergi, ada yang lahir dan ada pula yang kembali menghadap sang Pencipta. Semua sudah ditakdirkan. Bahkan yang sekadar rating yang jatuh dari pohon saja sudah Allah takdirkan. Tugas manusia hanya bisa iklas dan sabar menerima segala yang sudah Allah tetapkan. Tidak mudah memang, tapi percayalah, Allah menyayangi hamba yang menerima segala ujian dengan sabar. Surga adalah salah satu yang bisa didapatkan jika kita berada dalam lingkaran dan mematuhi aturan yang sudah Allah tetapkan. *** Awan-awan membentuk gumpalan-gumpalan gelapnya. Sangat tidak bersahabat dengan para manusia yang tengah beraktivitas di buminya. Suara gemuruh yang menggema kasar semakin membuat suasana tak keruan. Angin semilir mengguncangkan pepohonan. Terasa dingin menyusup tulang. Detik berikutnya, langit sudah tak mampu menampung bebannya lagi. Dan rintikan air pun kontan berjatuhan dengan kerasnya layaknya dentingan es beku. Orang-orang terutama para pejalan kaki saling berlarian dan berbondong-bondong mencari tempat berteduh. Sebuah keberuntungan bagi mereka yang sudah berada di tempat persinggahan tertutup. Kini sebuah halte bus tengah dipenuhi oleh beberapa orang. Cibiran dan decakan kesal saling terlontar dari mulut-mulut itu. Sungguh sangat s**l! Mereka merasa terbebani dengan musim hujan ini. Salah mereka, siapa suruh tidak kenal dengan pepatah Sedia payung sebelum hujan? Lantas siapakah yang harus disalahkan? Langit atau mereka yang bodoh? Entahlah. Hujan semakin keras terdengar. Jalanan pun saling dialiri air yang berasal dari awan tersebut. Selokan bagaikan sungai, aliran air terlihat begitu kencang hingga menimbulkan suara. “Aku benci hujan!” umpat salah seorang gadis. Tampak seorang perempuan yang juga duduk di halte bercanopi biru muda tersebut. Raut wajahnya memperlihatkan bahwa ia sedang kecewa. Kecewa karena ia benci hujan ditambah dengan menunggu seseorang yang tak kunjung datang. Sebuah ponsel berada di tangannya, sudah beberapa kali dia mengirim pesan pada seseorang tapi tak kunjung mendapat balasan. Sudah beberapa kali dia menelfon tapi tak kunjung ada yang mengangkat dan memberikan suaranya. Kemana sebenarnya pemilik ponsel itu? Rambutnya sedikit basah akibat rintikan air yang jatuh ke bumi. Sungguh menyebalkan. Pria yang sedari tadi dihubungi membuatnya jengkel setengah mati. Orang-orang di depannya juga ikut dalam penyebab kekesalannya, sangat-sangat menghalangi pemandangan. Membuat gadis ini tampak merasa terjepit beban yang berat dan menjijikan. Sebuah mobil bercorak silver tiba di atas aspal yang tengah diguyur derasnya hujan. Tepat di sisi halte tersebut. Sepasang kaki dengan balutan sepatu hitam pekat turun dari sana. Bersamaan dengan payung merah hati yang ia buka. Tangannya kembali menutup pintu mobil lalu segera beranjak menuju halte yang sudah dipenuhi mereka yang berteduh. Tak sengaja kedua mata itu terhenti setelah sesaat ia edarkan penglihatannya pada wajah orang-orang asing. Dia melihat sesosok yang dicarinya. Begitu gelisah dan kesal. Bingung bagaimana harus menempuh perjalanan dengan keadaan seperti ini. Karena satu pun taksi tak ada yang ingin melewat. Apa mereka tengah mudik? Pikirnya ngasal. Pria berpakaian serba rapi itu menggeleng sejenak, setelah itu ia majukan langkahnya. Tangannya menggapai pergelangan tangan gadis itu dan menariknya keluar dari kerumunan orang. Kontan si gadis terbelalak dengan apa yang dilakukan pria ini. Sementara hujan tetap saja turun tanpa henti. Kini gadis itu sudah berada di mobil. Suasana terasa berbeda, kembali hangat dan terhindar akan kata dingin. “Apa dia sesibuk itu? Sampai dia gak dateng buat jemput aku. Selalu begini,” umpatnya kesal. Pria yang sudah berada di kursi supir itu hanya terdiam dan melirik wajah perempuan di belakangnya lewat kaca spion sekilas-sekilas. Beberapa detik kemudian, pria itu kembali menghidupkan mobil lalu menginjak pedal gas. Mobil pun melesat kencang meninggalkan tempat sebelumnya hingga menimbulkan pecretan air. “Hmm... Aku harus keramas gara-gara dia,” Hana memainkan rambutnya yang sedikit basah. “Dia siapa?” tanya pria yang tengah fokus menyupir mobil mewahnya. “Siapa kek. Mau hujan, mau dia yang di sana,” jawabnya sinis. “Apa dia yang di sana gak nepatin janji lagi?” “Kenapa kamu tau, kalau aku ada di tempat itu? Tapi ada untungnya juga, sih.” “Karna aku tau kalau pacar kamu itu gak akan dat---“ “Apa?” sela Hana. Ia sempat berpikir sebelumnya bahwa pria itu pasti akan berkata begitu. “Dia gak bakal dateng,” pria itu menggeleng-gelengkan kepala seraya memutar stir ke samping membuat mobil itu berbelok. “Dan---“ “Pengacara Kim!” potong Hana untuk yang kedua kalinya dengan nada suara sentakan. Hana tahu bahwa kekasihnya selalu telat bahkan mengingkari janjinya. Tapi ia tidak suka jika pangerannya dijelek-jelekkan oleh orang lain, termasuk oleh orang terdekatnya sendiri. Pria berjas abu-abu itu kembali melirik kaca spion. Wanita itu tidak tahu, bahwa selama ini ia selalu mengikutinya, mengawasinya kemanapun dia pergi. Pria itu lebih memilih diam saja-lah, tak usah menyahut kembali panggilan Hana, si nona cantik yang kini duduk di kursi belakang. Tak ada gunanya sama sekali. Yang ada, dia yang akan kalah dalam adu argumen. Sekilas dia tampak cantik, tapi siapa yang tahu? Bahwa perempuan ini memiliki sifat yang keras dan sedikit sombong, cepat marah, pula. Mungkin karena sejak kecil dia sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya. Siapapun yang mengalaminya, pasti akan menyisakan luka yang amat dalam. Saat kecil, dia selalu syirik dengan mereka yang masih mempunyai orang tua utuh. Mereka memiliki masa kecil yang amat indah dan menyenangkan. Cocok untuk dijadikan sejarah hidup paling berkesan. Tapi tidak bagi gadis pemilik nama Hana Anastasya Victoria ini. Nasib naas menimpanya dulu. Sangat sakit untuk dikenang. Hana kecil menangis sejadi-jadinya dengan deraian air mata memilukan. Saat melihat kedua orang tuanya disemayamkan di tempat peristirahatan terakhir. Terkubur dalam gumpalan tanah. Tak akan bisa kembali lagi meski raga memaksanya. Tak akan ada yang bisa melawan takdir. Mereka yang lahir, pada akhirnya akan kembali kepada sang pemilik. Di usianya yang masih terlalu kecil tepat usia enam tahun, gadis belia itu telah dihadapi dengan kenyataan pahit dan sulit untuk diterima. Dia masih sangat ingin mendapatkan kasih sayang dan cinta dari seorang Ibu dan Ayah. Tapi Tuhan telah merenggutnya dengan waktu yang cepat. Jika saja ia dapat berbicara pada Tuhan, ia akan memintanya untuk mengembalikan orang tua yang telah direnggutnya. Sejak saat itu juga dia mulai membenci hujan, karena lewat hujan Tuhan membawa mereka pergi dan meninggalkan luka. Pesawat itu jatuh karena hujan. Cuaca yang sangat tidak mendukung membuat kendaraan bersayap yang ditumpangi oleh kedua orang tuanya kehilangan kendali dan jatuh ke dasar laut. Menenggelamkan kepingan awak pesawat beserta para penumpangnya. Menghebohkan warga-warga dan para reporter. Dan yang lebih menyakitkan, Hana juga merasa ikut merasa bersalah. Itulah yang menyebabkan gadis ini menjadi seperti itu. Kurangnya kasih sayang dari orang tua tercinta, dapat mengubah sifat seorang anak. Berbahagialah mereka yang masih mempunyai permata terang itu untuk menjunjung tinggi dan menuntun masa depan yang cerah. Meski demikian, Hana masih tetap bersyukur. Dia masih diberi kasih sayang yang tak kalah indahnya dari Kakeknya. Orang tua satu satunya yang menjadi pegangan hidup. Orang tuanya yang telah tiada meninggalkan perusahaan besar yang sekarang tengah dijalani oleh Kakeknya. Perusahaan itu bernama ‘Victoria Group’. Kini Hana tengah bersiap untuk menjadi penerus tunggal. Meneruskan buah hasil dari kerja keras sang papa di masa lalu. Berharap dia bisa menjaga dan membuat perusahaan hasil kerja keras ayahnya itu berkembang semakin besar. meskipun saat kecil itu perusahaan itu harus dikelola oleh keluarga yang lain, lantaran Hana masih sangat kecil untuk mengerti persoalan tentang perusahaan dan tahta. "Hana, nanti kalau sudah besar kamu harus bisa ya jadi satu-satunya penerus keluarga kita. ingat, hanya kamu anak papa dan mama." "Emangnya kenapa cuma Hana papa? gimana nanti kalau Hana punya adik laki-laki. kan seru biar dia aja yang kerja." sang ayah memangku putri kecilnya itu. "Kalau Tuhan hanya menakdirkan papa dan mama hanya memiliki satu anak gimana? Mau kamu perempuan, atau lelaki sama saja sayang. Hana mau kan belajar mandiri?" Hana menganggukkan kepalanya. Tentu dia mau menjadi wanita mandiri. agar bisa seperti sang mama. Hana menyeka air matanya saat mengingat beberapa percakapan singkat bersama sang ayah. Tidak menyangka bahwa saat itu sang ayah tanpa sadar sudah memiliki feeling bahwa dia tidak akan bersama selamanya. Dan begitu yakin bahwa Hana lah yang akan menjadi anak satu-satunya. Buktinya memang begitu, Dia menjadi pewaris tunggal dari Victoria. perusahaan yang sudah didirikan dengan susah payah. ***

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

BILLION BUCKS SEASON 2 (COMPLETE)

read
334.5K
bc

Tuan Bara (Hasrat Terpendam Sang Majikan)

read
117.7K
bc

Everything

read
278.8K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.3K
bc

My Ex Boss (Indonesia)

read
3.9M
bc

Marriage Agreement

read
591.5K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.2K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook