Menyusup

1548 Kata
Yudit bersama Kenanga yaitu seorang agen intelijen yang baru dia kenal hari ini tengah mengikuti target. Kenanga terus melihat monitor laptop Yudit untuk memberikan informasi ke mana target pergi sembari juga terus berkoordinasi dengan atasannya yang berada di pusat. Kemudian mereka tiba di sebuah Kawasan villa yang ketika masuk Kenanga dan Yudit harus melakukan undercover atau penyamaran. Mereka berdua diberi tahu untuk masuk dengan menyebutkan nama si target dan ternyata benar demikian, karena mereka berdua diizinkan masuk tanpa pemeriksaan identitas atau apa pun. Kenanga juga tadi sempat membuat pihak keamanan merasa tersipu dengan cara Kenanga bertanya yang sangat sensual. Yudit pernah berpikir kalau seorang agen itu wanita maka hanya akan merepotkan karena banyak hal yang harus diperhatikan.  Apalagi kalau dia harus bekerja bersama, tapi pemikiran itu sudah memudar ketika dia mengikuti pelatihan bersama penyidik dan agen yang bekerja secara terbuka lainnya. Tidak ada yang Namanya tebang pilih meski ada sedikit perbedaan porsi. Dan sejauh ini bekerja dengan Kenanga ternyata tidak seburuk itu. “Target sudah berada di lokasi. Pengintai sudah menemukan tempat.” Yudit dan Kenanga mendengarkan apa yang diinfokan oleh atasan mereka. “Untuk agen Alaska dan agen Kenanga segera menemukan posisi dan tunggu perintah selanjutnya.” “Dimengerti.” Sahut Yudit dan Kenanga dengan kompak. Yudit melajukan mobilnya yang sudah diganti dengan menggunakan plat nomor palsu melintasi rumah yang menurut pengintai adalah tempat di mana target akan bertemu dengan ‘bos’ yang disebutkan di dalam percakapan telepon tadi. Sosok ‘bos’ yang juga sudah lama mereka intai tapi belum memiliki banyak hasil, sehingga mereka memulai penyelidikan dari kaki tangan yang paling terdekat dengan ‘bos’ itu tadi. Di sisi lain ada seorang pengintai yang berpura-pura menjadi ojek online berhenti di rumah tempat target berada. Pengintai itu akan bertanya pada keamanan yang berjaga di depan rumah itu seolah mencari alamat. Tapi dia juga melihat-lihat keadaan di dalam rumah yang ternyata sangat tertutup. Pihak keamanan berbadan besar itu berjumlah hingga 7 orang dan tidak membiarkan pengintai mendapatkan info tambahan. Tapi setidaknya dia melihat ada celah untuk masuk ke dalam dan melihat langsung keadaan di dalam rumah. “Agen Alaska, karena posisimu paling dekat. Kamu yang akan masuk dan mencari informasi lain dan buktinya.” “Dimengerti.” Kenanga melihat Yudit melepaskan jas dan juga kemejanya lalu berganti menggunakan kaus hitam polos dan ditambah menggunakan topi warna hitam. Penyamaran agar semakin tidak mencolok ketika di malam hari. Begitu juga dengan sepatu yang tadinya berwarna cokelat menjadi sneakers hitam. Kenanga juga membantu dengan memperhatikan situasi yang ada. Baru kemudian ketika terlihat tidak ada sesuatu yang mencurigakan seperti jebakan dan lain-lain, Kenanga memberi kode pada Yudit yang sudah selesai bersiap untuk keluar dari mobil. “Agen Alaska sudah mendekati target.” Kenanga memberikan info pada atasan mereka sambil terus berkoordinasi juga dengan Yudit. Sedangkan Yudit kini berjalan merunduk dan cepat menyeberangi jalan yang memisahkan tempat persembunyiannya dan rumah tempat target berada. Dia memanjat pagar dari dua rumah  begitu juga melintasi halaman belakang sebelum bisa mencapai tempat tujuan. Dia juga mempelajari kontur bangunan dari rumah-rumah yang berada di kawasan villa ini. Dua rumah yang dia lewati tampak kosong tak berpenghuni karena mungkin tidak sedang dalam musim liburan. Yudit sudah akan memanjat melintasi rumah target berada tapi di halaman belakang juga ada keamanan berjaga, jumlahnya 4 orang. Alhasil Yudit mengurungkan dirinya untuk menggunakan cara menyusup lewat belakang rumah. Dia kini harus memasuki rumah itu dengan jalan memanjat atap. Yudit berjalan dengan hati-hati sambil merunduk dan tanpa suara menginjak genteng lalu dia menemukan celah masuk melewati balkon di lantai dua yang tampak gelap dna sepertinya tidak ada orang di sana. “Saya akan masuk lewat balkon.” Yudit memberitahukan dulu langkahnya pada Kenanga dan atasannya. Setelah itu dia menggapai balkon lantai dua dengan sedikit melompati pagarnya. Yudit kemudian melihat keadaan dengan memgintip ke dalam dan ternyata sepi dan tidak ada orang. Ini merupakan kesempatan baginya untuk masuk. Dengan beberapa peralatan ayng dia bawa, dia membobol jendela kaca yang terkunci dan harus ekstra hati-hati dengan suara yang ditimbulkannya. “Hah...,” Yudit menghela napas ketika berhasil masuk ke dalam rumah itu. Ternyata balkon tempat dia menyusup tadi terhubung dengan sebuah kamar yang masih tampak rapi seolah belum digunakan sebelumnya. Dia tidak menyia-nyiakan begitu saja dan menyisir kamar ini terlebih dahulu untuk menemukan bukti lain yang berguna. Tapi ternyata nihil karena ruangan ini benar-benar kosong. Tapi dari sini dia dapat mendengar suara ramai orang-orang yang sedang berbicara dan sepertinya sedang berpesta juga. Yudit perlahan membuka pintu kamar ini dan melihat ternyata ada lebih dari 10 orang laki-laki di lantai satu dan ditambah wanita yang sepertinya menjadi penghibur di sana. Yudit segera merekam keadaan dan mengirimkannya kepada atasannya. “Cari tahu lebih banyak!” titah atasan Yudit setelah mendapatkan temuan Yudit. “Dimengerti. Saya akan menyisir keadaan.” Yudit berbicara dengan suara pelan. Yudit membuka lebih lebar lagi pintu kamar tempat dia bersembunyi lalu merangkak dengan cepat keluar dari kamar karena dengan cara ini dia tidak terlihat oleh orang-orang yang ada di lantai satu. Lantai dua rumah ini berbentuk melengkung dengan tangga berada di sisi kiri tapi tidak ada seorang pun yang ada di lantai dua, atau Yudit salah karena tiba-tiba saja seseorang kelua dari salah satu kamar di lantai dua paling dekat dengan tangga. Orang itu membawa Bong atau yang lebih dikenal dengan alat penghisap sabu. Yudit yang takut ketahuan segera menyembunyikan dirinya di balik pot buna besar yang tetap tidak bisa menyembunyikan seluruh tubuhnya tapi setidaknya  tidak mencolok. Tidak lupa tangan Yudit segera mendokumentasikan seseorang itu untuk bukti bahwa sepertinya akan ada pesta narkoba di rumah ini karena alat yang dibawa bukan hanya satu tapi 3 sekaligus. Yang membuat Yudit cukup terkejut juga adalah seseorang itu termasuk anggota dewan yang cukup sering tampil di muka publik. Bukti foto itu segera Yudit kirimkan pada atasannya sebelum kemudian dia mendapat perintah lagi. “Terus awasi, pengintai sudah bersiap di tempatnya dan tim peringkus sudah berada di dekat lokasi villa.” “Dimengerti.” Yudit mendekat pada pagar yang membatasi lantai dua lalu membawa ponselnya mendekati batas pagar untuk melihat keadaan seperti menggunakan teleskop. Dari jarak ini dia melakukan zoom pada kamera ponselnya melalui sensor gerak. Dan didapati kalau orang-orang yang masih bercakap-cakap tadi kini sudah mulai membuka bungkusan putih yang Yudit duga adalah sabu. Ada beberapa kantong kecil plastik yang mungkin perikirannya sampai berat 50 gram. Yudit tidak lupa merekam hal itu dengan fitur video. Dan memfokuskan juga untuk membidik wajah anggota dewa yang sepertinya menjadi ‘bos’ karena sejak tadi orang lain tampak hormat dan memanggilnya demikian. Setelah yakin semua selesai, Yudit melaporkannya lagi karena dalam bertindak dia tidak boleh gegabah dan harus sesuai perintah. “Informasinya cukup. Kamu harus memastikan keadaan sampai tim peringkus melaksanakan tugas.” “Dimengerti.” Lalu dalam beberapa menit kemudian Yudit yang bersembunyi di kamar tempat dia menyusup tadi, mendengar teriakan, suara-suara polisi yang kemudian meminta untuk orang-orang menyerahkan diri. Tapi sepertinya karena ada yang bertindak nekat untuk melukai diri atau hal lainnya, suara senjata api yang digunakan sebagai tembakan peringatan terdengar meletus padahal polisi sudah menunjukkan identitasnya sebagai penegak hukum.  Teriakan semakin terdengar nyaring tapi kemudian segera mereda baru kemudian polisi bisa meringkus semua yang ada di sana untuk dibawa dan dimintai keterangan. Setelah itu Yudit keluar dari sana setelah keadaan menjadi lebih hening. Atasannya pun sudah memberitahukan kepada polisi untuk membiarkan Yudit keluar secara rahasia. Kenanga sudah bersiap di dalam mobil duduk di belakang kemudi menggantikan Yudit dan mereka keluar dari kawasan itu tanpa meninggalkan jejak. Yudit melepaskan alat yang dia pakai setelah atasannya mengatakan bahwa misi ini sudah selesai dan baik Yudit maupun Kenanga bisa kembali menjadi identitas masing-masing.   ///   Yudit masih di tepat parkir basement hotel tempat dia dan Kenanga tadi bertemu mereka berpisah di sana karena Kenanga juga identitas aslinya harus tetap rahasia meski sudah bertemu dengan Yudit. “Senang bertemu denganmu dan bekerja sama.” Kata Kenanga sebelum keluar dari mobil Yudit. Yudit tidak membalasnya dengan kata dan hanya berupa anggukan kepala. Kini dia berpindah untuk duduk di belakang kemudi tapi sebelumnya mengambil minuman yang ada di jok belakang untuk dia minum. Tapi kemudian Yudit termenung sebentar setelah menyalakan mesin mobil. Karena untuk pertama kalinya dia enggan untuk pulang ke apartemennya dan menikmati kesendiriannya seperti biasa ketika selesai melakukan tugas. Biasanya dia akan memilih menyendiri untuk memikirkan banyak hal. Seolah di dalam pikirannya saat itu ada seubah pohon yang mempunyai banyak cabang. Doa ingin menemui seseorang tapi tidak tahu apakah akan mendapatkan sambutan yang baik. Sebab melihat gelagatnya beberapa jam lalu membuat Yudit merasa dia dan seseorang itu tidak memiliki hal lain lagi untuk menjadi alasan bertemu. Tapi tanpa dia sendiri sadari, dia mengarahkan kemudianya menuju sebuah gedung apartemen yang sudah beberapa kali dia kunjungi. Dia masih ragu untuk keluar dari mobil dan menghampiri si pemilik apartemen yang sangar kebetulan di tengah malam begini baru saja keluar dari mini market entah membeli apa. /// Danita kelaparan di tengah malah dan dia tidak berniat untuk tidur karena ini malam minggu. Dia harus segera menamatkan koleksi drama koreanya dari pada harus menelan rasa penasaran yang besar. Dia membeli mie dan camilan lain yang sangat bisa membuatnya membengkak esok pagi tadi dia tidak memedulikannya. Dia berjalan masuk ke dalam lift dan menekan tombol menuju lantai tempat unit apartemennya berada. Kini dia menunggu sambil meminum soda berbotol hijau yang memiliki rasa lemon yang sangat dia suka. Tapi ketika pintu lift sudah akan tertutup, seseorang menyelonong masuk dan mengagetkan Danita sampai barnag bawaannya terjatuh ke lantai lift. “Yu-Yudit?!”   /// Instagram: Gorjesso Purwokerto, 12 September 2020 Tertanda, . Orang yang ingin mengingatkan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan COVID - 19 ya... Pakai MASKERnya, CUCI TANGAN selama 30 detik dengan SABUN, jaga JARAK, JANGAN KELUAR bila tidak perlu. Semoga kita bisa melewati ini semua dengan keadaan tetap sehat dan dihindarkan dari virus ini. Tapi tentu PATUHI PROTOKOL KESEHATAN YANG UTAMA. . .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN