Humaira muncul di ruang rapat. Semua mata memang menoleh. Agha sempat menjelaskan kejadian tadi di depan teman-teman agar tak salah paham dengan keterlambatan Humaira dan Ayu pada rapat kali ini. Yang lain tentu saja memaklumi. Hanafi? Justru khawatir. Tadi ia sudah mengirim pesan pada Maira tapi tak dibalas karena Maira memang tidak membuka ponselnya sama sekali. Ia masih terus menatap Maira di sepanjang rapat. Was-was dan juga khawatir dengan kondisinya. Ia tahu kalau Humaira itu memang anemia. Gadis itu kerap pingsan kalau kelelahan. Jadi badannya harus dijaga benar-benar. Tapi yang namanya Humaira itu kadang pelupa bukan bebal. Ia terlalu fokus pada hal lain padahal kesehatan adalah nomor satu. "Udah mendingan?" Hanafi akhirnya bisa bertanya keadaannya saat rapat telah selesai tepa

