Setelah sekian proses yang berlaku, akhirnya tinggal menghitung hari aku dan Abi menikah. Pernikahan dilakukan secara sederhana di rumah Abi, dan dibantu oleh beberapa keluarga Abi. Seminggu sebelum pernikahan, persiapan yang dilakukan sangat banyak sekali, dari pagi sampai malam tidak henti-henti. Entah membuat kue, membuat ini dan itu, tidak ada jeda. Sampai-sampai aku meminta obat pada Abi, takut-takut aku tumbang di hari H-3 pernikahan. "Darah kamu rendah banget, 85. Kamu jangan bantu lagi deh, kamu masuk ke kamar aja. Sekarang aku ambilkan nasi sama obat, habis itu tidur." Abi mengecek tensiku, sebab dari kemarin tengkukku terasa berat sekali. Aku sampai tidak berani menunduk akibat sakitnya. "Tapi kan masih banyak yang belum dikerjain, Abi. Aku harus bantu mama dan yang lainnya.

