Riyanti yang terlihat masih memeluk gulingnya begitu erat. Sembari selimut yang masih menutupi seluruh tubuhnya. Kecuali kepalanya. Dia sangat lelap dengan tidurnya. Fadli sama sekali tak mengganggu istirahat sang istri. Waktu yang dimiliki Fadli tinggal lima menit lagi untuk bisa sampai ke sekolah. Tak berpikir panjang. Fadli yang sudah tak memiliki kendaraan untuk mengantarkannya lebih cepat ke sekolah. Fadli harus menerima kenyataan. Motornya itu telah menjadi korban hutang sang istri. Debu jalanan tak dihiraukan. Fadli terus saja berlari dengan kecepatan yang dimilikinya. Satu kilometer adalah jarak yang harus ditempuhnya. Tak merasa berat. Fadli dengan semangat baja terus saja menggerakkan kakinya sangat cepat. Fadli menahan napasnya. Dia bahkan tak mempedulikan orang yang terdenga

