Tok tok tok "Masuk," jawab Afnan tegas.
"Permisi Tuan," Rio tangan kanan Afnan masuk kedalam ruangan.
"Hmm ada apa," jawab Afnan malas masih memijat pelipisnya memikirkan cara menyelesaikan masalahnya yang pelik.
"Begini Tuan saya ingin melaporkan, Pak Sunaryo masih masih belum mampu membayar hutang-hutang perusahaan nya."
"Ckk apa seperti ini kamu harus lapor.. sita semua barang yang bisa disita.. jangan seperti anak kemarin sore yang tidak paham cara kerja kita," bentak Afnan kesal, ia sedang pusing sekarang malah mendapat kan kabar yang tidak penting.
"Masalah nya Tuan.. pak sunaryo sudah tidak memiliki apa-apa semua aset nya sudah disita oleh bank," ucap Rio menunduk takut, sebab sebentar lagi bos nya itu akan meledak marah.
"Apa... aku tidak mau tahu orang itu harus mengembalikan uangku secepat nya," ucap Afnan lagi tak mau tahu hutang yang diambil darinya harus bisa kembali lagi padanya.
"Enak saja meminjam uang ku tapi tidak mau membayar mereka pikir perusahaanku ini bakti sosial," kesal Afnan.
"Maaf Tuan.. tapi putri nya berkata dia akan bertanggung jawab terhadap hutang Ayah nya." lanjut Riko lagi.
"Putri.." ulang Afnan, seperti mendapat kan ide untuk masalah nya.
"Katakan pada ku apa putri nya masih gadis" lanjut Afnan yang sudah membayang kan apa yang akan dia lakukan.
"Iya pak anak nya masih gadis berumur 24 tahun,, sekarang dia bekerja di toko roti," jelas Rio,, jangan heran jika Rio mengetahui dengan jelas identitas gadis itu, bagi Rio untuk mendapat kan informasi itu hanya jentikan jari nya saja.
"24.. tahun.. lalu apakah dia sudah menikah," Rio heran kenapa sepertinya tuan nya ini begitu penasaran dengan gadis yang ia sebutkan.
"Setahu saya belum pak," lanjut Rio lagi.
"Siapa namanya," lanjut Afnan lagi dengan senyum licik yang tercetak diwajah nya.
"Nayra lebih tepat nya Nayra Alieski," jawab Rio mantap.
"Bagus.. besok bawa wanita itu kemari," titah Afnan.
"Untuk apa Tuan," tanya Rio penasaran.. karena tak biasa nya Afnan tertarik bahkan sampai meminta gadis datang kekantor, jika dia ingin maka dia akan datang ke klub untuk mencari gadis yang bisa memuaskan hasrat biologis nya
"Tidak usah banyak tanya lakukan saja apa yang aku perintahkan," ucap Afnan, akhirnya ia mendapatkan solusi dari masalah nya.
"Tuan maaf gadis itu terlihat wanita baik-baik," ucap Rio yang tak tega melihat gadis baik seperti itu menjadi santapan tuan nya.
"Brakk kau mau membantah ucapanku hah," bentak Afnan sambil menggebrak mejanya.
"Tidak tuan maksud saya.. emm tuan bisa seperti baisa nya ke klub jika.." suara Rio tercekat mendengar balasan dingin dari Afnan.
"Jagan ikut campur urusan ku Rio.. pergi dan lakukan apa yang aku perintahkan.. jika gadis itu tidak sampai disini besok kamu yang akan menerima akibat nya," Afnan mengatakan dengan nada dingin mengancam serta tatapan tajam yang membunuh.
"Baik tuan.. saya akan pastikan gadis itu datang besok," balas Rio dengan patuh.
"Bagus.. sekarang keluarlah," usir Afnan pada Rio.
"Baik tuan permisi," Rio menunduk lalu keluar dari ruangan Afnan.
Gadis itu harus mau menerima tawaran nya jika tidak ia akan mengancam nya dengan menjebloskan ayah nya ke penjara.
"Akhirnya Aku bisa tidur nyenyak malam ini," Afnan berucap dengan lega.
****
Nayra Alienski kerap dipanggil Nayra sedang melayani pembeli dengan senyum ramah milik nya.
"Yang mana lagi bu?" tanya Nayra sopan.
"Cukup ini saja," kata si pembeli.
"Baik total nya 85 ribu ingin bayar tunai atau debit," ucap Nayra lagi menawarkan sistem pembayaran.
"Tunai saja ini," lanjut pembeli menyerahkan uang 100 ribu.
"Kembalian nya 15 ribu, terima kasih ya bu, silahkan mampir kemari lagi," Nayra berucap dengan senyum riang mengantar pembeli yang keluar dari pintu.
Dret dret dret ponsel di dalam saku Nayra berdering "Orang ini lagi.. takut sekali aku tidak bayar," ucap Nayra melihat nama penagih hutang tertera di layar ponsel nya.
"Hallo pak," Nayra menjawab panggilan Rio.
"Hallo, Nayra besok anda diminta untuk menemui bos saya di perusahaan gulfrom group," ucap Rio tu the poin.
"Untuk apa, bukan kah aku sudah bilang aku tidak akan lari,, kalau bapak terus menggangguku seperti ini bagaimana aku akan bekerja dan membayar hutangku pada bosmu," kesal Nayra merasa di teror terus menerus oleh Rio.
"Maaf, saya tidak tahu menahu silahkan anda datang besok dan langsung menuju reseptionis mereka akan mengantar anda menuju ruangan," setelah mengatakan itu Rio memutuskan panggilan nya secara sepihak, Rio sudah bertekat sampai jam 10 Nayra tidak datang maka ia sendiri yang akan menjemput gadis itu.
"Hallo.. pak hallo.. isss menyebalkan sekali," Nayra membenarkan letak kacamata nya yang turun.
"Bagaimana caranya meminta izin pada bos nya besok," bisik Nayra bicara sendiri.
"Hei Nay kenapa," ucap sella teman kerja Nayra dengan menyentuh lengan Nayra.
"Ohh ini.. aku bingung bagaimana minta izin untuk besok," ucap Nayra dengan raut wajah bingung nya.
"Memangnya kamu mau kemana besok," tanya sella sambil membenahi letak roti di toko.
"Penagih hutang itu kembali menghubungi ku dan meminta ku untuk menemui bos nya," ucap Nayra dengan nada sedih, memikirkan harus bagaimana mendapat kan uang banyak dan cepat untuk menutupi hutang Ayah nya yang menumpuk.
"Ya ampun Nay terus gimana.. kamu ada uang buat nyicil nya."
Nayra menggeleng uang nya sudah terpakai untuk membayar uang sekolah Arion adik Nayra dan juga untuk berobat Ayah nya kemarin. ia sangat bingung bagaimana jika besok bos nya itu meminta cicilan sedangkan Nayra tidak memegang uang.
"Maaf ya Nay aku juga gak bisa bantu gaji ku sudah kukirim sama ambu kemarin," ucap sella yang juga merasakan sedih dengan kesulitan sahabat nya.
"Gak papa Sell nanti aku pikirkan gimana cara bayar nya," Nayra tersenyum lembut.
"Ohh untuk besok kamu tenang aja biar aku yang gantiin ship kamu.. besok kan aku libur," ujar sella memberikan solusi.
Mata Nayra langsung berbinar "Bener sell," sella mengangguk cepat "wahh kamu memang teman terbaik ku.. muaaaahh," Nayra mengecup pipi Sella.
"Ihh Nayra aku jijik.. sana jauh jauh," Sella mengusap pipi yang tadi di cium oleh Nayra.
"Hehehe.. sini-sini aku bersihin," Nayra membersihkan pipi Sella menggunakan lengan baju nya.
"Udah-udah gak usah," Sella menepis tangan Nayra, karena Sella tahu pasti Nayra akan menambah kotor wajahnya, semua itu sudah tergambar jelas dari wajah jahil Nayra.
Nayra menghembuskan nafas lega, syukurlah masalah satu sudah menemukan solusi nya, Nayra bisa tenang saat ini.
Semoga besok bisa berjalan dengan lancar ia harus belajar memasang wajah iba agar bos yang memberikan papa nya hutang luluh dengan nya.