"Hallo, loe dimana?"
"Hoaamm, masih ngantuk. Jangan ganggu," jawab seseorang dibalik telepon.
"Gue hitung sampai tiga kalo loe gak bangun, gaji bulan ini dipotong 60%." ancam Rama. Mendengar itu lelaki yang di telepon langsung bangun dan duduk bersila di atas ranjang.
"Siap bos!" kode kalau lelaki itu sudah mengumpulkan kesadaran 100%.
Rama ingat sore ini ia akan mengajak Ayu untuk bertemu dan menyatakan perasaan Rama padanya. Rama gugup setengah mati, ia takut salah tingkah. Rama mengajak asisten kepercayaannya sekaligus sahabat untuk menemani nya bertemu Ayu.
"Sore temenin gue nembak Ayu."
"Gak jadi pagi ini bos jam sepuluh?" tanya nya. "Lagian mau nembak kenapa harus dianter segala? Kalo nanti diterima terus gue jadi uler sawah dong nanti disana." sambil memeragakan suara ular sawah. "Sssssst... Ssssssst.. Ogah gue."
"Ok, besok serahin surat resign loe."
"Eee... Bos. Gue ikut!"
Nama : Anggara Depramono
Usia : 28 tahun
Status : Duo Joker
Job : Asisten pribadi Presdir plus sahabatnya.
Masih ingat dulu saat Rama pertama kali mengenal Ayu. Angga yang sangat antusias dengannya. Pasalnya Rama tidak pernah dekat atau mendekati wanita selama tiga tahun ini. Walaupun tak dipungkiri banyak wanita yang mengejarnya.
Flashback on
"Hei pak Bos, selamat pagi menjelang siang," sapa Angga seraya memberi berkas yang dibawa. Ia lantas duduk di sofa panjang dengan menyenderkan punggung pada bahu sofa. "Gimana gadis itu? Bos suka?"
Rama hanya membuka lembaran kertas yang tadi diberikan seraya membubuhkan beberapa tandatangan lagi. Dia Angga, teman sekaligus asisten kepercayaan Rama. Bila Rama tidak ada atau tidak bisa hadir, Angga yang selalu menggantikan. Kerja nya juga bagus, cekatan dan aktif.
Apalagi mereka sudah mengenal satu sama lain. Pernah bekerja di perusahaan ini sama-sama berawal dari nol, sampai Rama mengetahui siapa sebenarnya dirinya. Adalah pemilik sah dari perusahaan ini. Rama dan Angga sudah seperti saudara walaupun tidak sedarah. Dan mereka mendapat julukan "Duo joker." alias dua jomblo keren, begitulah para karyawan wanita menyebutnya. Saking tampan nya mereka tidak ada yang menandingi dan tentu masih jomblo malah semakin membuat para wanita merana. Susah untuk mendapatkan hati "Duo joker." itu.
"Hemm, gue lagi pendekatan." Rama memicingkan sebelah mata. "Loe jangan coba-coba suka ma dia."
Tiba-tiba Angga tertawa lepas. "Slow man, gue masih setia sama yang itu."
"Walaupun Kinan nolak loe?"
"Gue akan tunggu," ucap Angga seraya menyalakan sebatang Rokok dan menghisap lalu menghembuskannya.
Rama tidak mencegah, itu adalah kebiasaannya setiap Angga sedang merasa banyak pikiran. Ya Angga yang wajahnya sebelas dua belas dengan Rama. Dia juga masih betah menjomblo karena masih menunggu seseorang untuk menerima cinta nya.
"Kapan nembak?" ucapnya lagi seraya menghembuskan asap rokok ke segala arah. Disaat mereka sedang berdua, hanya berbicara layaknya teman. Namun saat sedang rapat atau bekerja mereka gunakan bahasa formal seperti atasan dan bawahan.
"Gak segampang itu, pelan-pelan gue ingin lebih mengenal dulu tentang gadis itu."
"Bukannya loe udah suka? Jarang-jarang lho, biasanya setiap ada wanita loe selalu menghindar. Dan ini, loe malah deketin dia," timpal Angga.
"Pandangan pertama gue pada gadis itu merasakan sesuatu yang berbeda dari wanita lainnya. Emang gue ada rasa sama dia, tapi boleh donk gue ingin lebih tahu tentangnya, kebiasaannya, kesukaannya. Gue akan buat dia nerima gue. Tapi pelan-pelan dulu," cerocos Rama yang membuat Angga terkekeh.
"Terserah loe lah, loe yang jatuh cinta ini."
"Tapi masalahnya adiknya itu kaya yang gak suka sama gue," mengingat itu Rama sedikit kesal. Masih ingat adikna menyebut Rama Om dan bapak-bapak. Kalau Angga tahu sudah habis dia diledek terus-terusan.
"Ya bagus, berarti itu tantangan loe. Buat adiknya suka sama loe biar loe gampang deketin kakaknya."
"Liat nanti aja lah," ucap Rama pasrah. "Loe udah bilang sama kolega kita kalau lusa rapat dadakan?" Rama kembali membahas perusahaan yang selalu memutar otak untuk berfikir.
"Tenang aja, udah gue kirim ke email sekretarisnya."
"Jangan sampai malem kalo bisa. Usahain sore sudah beres."
"Kenapa Bos?" tanya Angga heran.
"Mau jemput gebetan gue," timpal Rama seraya melemparkan berkas yang tadi sudah di tanda tangani.
"Uhuiii, si bos mau ganti status nih. Tinggal gue donk sendiri yang menyandang gelar jomblo keren." Angga tertawa lebar menertawai gelar kehormatannya.
"Bangga jadi jomblo?"
"Sure, jomblo itu menandakan kalau kita setia hanya pada satu orang yang sedang kita tunggu."
"Preeettt." Rama tidak menanggapi percakapan konyol mereka. Rama lebih memilih membahas kerja sama perusahaan yang akan dia lakukan dengan kolega nya.
Flashback off
"Tapi bos, kenapa mendadak berubah jadwal?"
"Ayu yang nge chat tadi. Katanya sore aja biar gak kepanasan. Gue sih iya aja." Rama menjeda kalimatnya. "Bantuin gue nanti ya, pas nembak."
Angga hanya menjawab dengan deheman.
"Ikhlas gak bantuin gue?" Rama seperti mengancam, membuat Angga semakin siaga.
"Ikhlas Ridho Lillahita'ala Bos!" si Bos nya ini kalau tidak diturutin seperti singa ngamuk. Gumamnya.
"Loe ngomong apa?"
"Gue akan bantu loe nembak Ayu." Cowok apaan yang nembak cowoknya di anter segala. Cemen, gumamnya lagi.
"Gue dengeeerr."
"Kebelet bos." Angga dengan cepat menutup telepon agar tidak ada lagi masalah dengan di bos nya itu.
Bos bos, loe yang jatuh cinta kenapa gue yang tersiksa.
Sesuai janji, lelaki itu sudah siap 100%. Dengan baju merah sesuai kesepakatan. Hanya memakai baju casual dan celana hitam, juga sepatu yang putih yang ia kenakan semakin menambah kadar ketampanannya. Rambut yang disisir rapih ke samping membuat Rama semakin mirip artis korea.
Tak heran kaum hawa memperhatikan dengan mata tak berkedip. Ada yang menjerit teriak histeris, ada yang mematung didepan Rama. Tak jarang pula ada yang mendekati Rama terang-terangan. Untungnya Rama membawa Angga dalam kencan spesialnya. Disaat seperti ini, Angga selalu siap siaga melindungi Bos dari gangguan wanita.
"Maaf ya nona, ibu-ibu atau kalian para wanita. Bos ku ini sudah mempunyai pacar enam lho," seraya mengusir halus para wanita untuk menjauh. "Istri nya juga ada tiga dirumah, belum lagi simpanannya," ucap Angga dengan berbisik agar si Bos tidak mendengar.
Wanita yang tadi teriak histeris tiba-tiba diam mendengar kebohongan yang Angga ucapkan.
Angga tersenyum menyeringai. "Dia itu PK alias Penjahat Kelamin, dan sekarang Bos ku ini sedang mencari mangsa baru untuk dia makan lalu dibuang."
Berhasil, para wanita dan ibu-ibu bubar dari kerumunan Angga. Mereka pergi dengan mengumpat dan membicarakan yang jelek tentang Rama. Angga hanya tersenyum melihat kelakuannya sendiri.
"Beres bos!" seraya menjauh duduk di kursi lain yang berjarak lima meter dari kursi panjang yang di duduki Rama.
Berguna juga dia dibawa kesini. Gumam Rama yang sedari tadi menunggu wanitanya.
Lima belas menit sudah Rama menunggu dari waktu yang dijanjikan, jam empat sore dengan sebungkus martabak di tangannya.
Martabak? Lelaki itu mendapat pesan dari Ayu untuk membawakannya martabak selai strowbery yang pernah ia kasih pada Ayu. Dan hari ini Rama membawa nya.
Angga masih setia bermain game di ponselnya. Sebenarnya ia kesal menunggu, namun yang menyuruh bos nya ini, ia bertahan sebentar. Ya, jangan mengecewakan bos atau gaji dipotong. Begitu yang dia ingat.
Berulang-ulang Rama melirik jam yang ada di tangan kiri nya. Antara tidak sabar menunggu dan gugup. Namun suara teriakan dari arah belakang membuat Rama dan Angga menoleh bersamaan.
"Udah lama menunggu Om?" Fahri tersenyum ceria memperlihatkan deretan gigi yang berjejer rapih dan putih.