Apa yang Terjadi di Masa Lalu

1672 Kata
Haruka segera mencari informasi kerja sambilan sembari secara bertahap merapihkan barang-barangnya di apartemen baru. Sebenarnya, ia ingin sekali langsung menelusuri Shibuya untuk mencari Ryunosuke, tetapi badannya benar-benar lelah pasca perjalanan dari Asakusa dengan membawa banyak barang-barang miliknya. Jika itu hanya Haruka, ia akan membawa pakaian dan beberapa perlengkapan yang ia perlukan saja, tetapi Harumi selalu saja merecoki dirinya dan membuat Haruka tidak memiliki pilihan lain selain menuruti apa yang dikatakan oleh Kakaknya. “Ryu-chan, aku akan menemukanmu!” Seru Haruka tegas sembari mengepalkan tangannya ke udara. Haruka keluar dari apartemen untuk berbelanja kebutuhan makanan selama satu minggu ke depan sembari mencari informasi perihal kerja sambilan yang bisa ia lakukan. Sudah ada beberapa lamaran yang ia kirimkan di beberapa toko kelontong, kafe, dan pengiriman barang. Biasanya tidak sulit untuk mendapatkan kerja sambilan, tetapi Haruka juga harus mempertimbangkan jam kerja serta melihat mana bayaran yang paling besar. Tidak ingin munafik, tetapi mendapatkan gaji yang lebih besar jelas menjadi pertimbangan dalam pekerjaannya. Terlebih, uang sewa apartemennya juga harus ia bayar dengan gaji pribadi karena Haruka tidak ingin Kakak perempuannya itu harus menyisihkan uang hanya untuknya. Haruka adalah adik yang berbakti, atau setidaknya itulah yang ia katakan sendiri. Haruka mendapatkan beberapa panggilan wawancara untuk kerja paruh waktunya dan menjadwalkan seluruhnya esok hari di jam yang berbeda. Ada banyak belanjaan yang ia bawa usai dari supermarket, dan berjalan dalam cuaca panas tampaknya benar-benar bukan ide yang bagus. “Tak kusangka aku akan berjalan dengan membawa kantung belanjaan seperti ini. Ryu-chan, aku benar-benar merindukan saat-saat kejayaan kita.” Gumam Haruka pelan. “Kuharap aku bisa segera bertemu dengan Ryu—RYU-CHAN!” Haruka menjatuhkan kantung belanjaannya. Segera ia berlari menghampiri seorang pria yang ia yakini sebagai Mamizuka Ryunosuke dalam balutan apron berwarna kuning cerah dan bergambar ilustrasi imut. “Ryu-chan! Akhirnya aku menemukanmu!” Seru Haruka keras dan langsung memeluk Ryunosuke. “Haru…” “Wah! Kemana kau bersembunyi selama lima tahun ini? Diam-diam pergi dan tidak mengatakan apa-apa padaku bahkan sampai pindah ke Shibuya. Seolah, kau memang berusaha menghindariku.” “Ryu-sensei!” “Ryu-sensei, siapa Onii-chan itu?” “Ryu-sensei?” “Sensei!” “Sensei!” “Woah, kakkoii Onii-chan!” Tubuh Haruka membeku. Ada segerombolan anak kecil dengan seragam biru menggemaskan berkerumun di dekatnya, memandanginya seolah ia adalah objek yang sangat menarik. Haruka bahkan melihat kilauan penasaran dari bola mata jernih anak-anak itu. Tunggu dulu, Haruka segera melirik Ryunosuke serta apron kuning imutnya. Ada bordir namanya tercetak sangat besar di bagian d**a. “Anak-anak, kalian masuklah terlebih dahulu, biar aku urus Onii-chan ini.” “R-Ryu-chan? Apa-apaan apron itu? aku tidak bisa mempercayainya. Apa yang terjadi padamu? Apa yang kau lakukan di tempat seperti ini, Ryu-chan? Tidak, aku tidak mau mendengarnya. Aku tidak mau mendengar kau mengatakan ‘Aku harus berbicara dengan Onii-chan ini’ atau semacamnya. Aku tidak mau melihat Ryu-chan yang paling kuat mengatakan kalimat menggemaskan seperti itu. Aaaaaa—hmmpph.” Ryunosuke menarik Haruka menjauh dari anak-anak itu dan membawa mereka ke sebuah taman yang tidak jauh dari Daycare sebelumnya. Haruka masih tampak shock berat. Setelah lima tahun mereka tidak pernah bertemu dan Haruka bersikeras untuk mencarinya lagi, tiba-tiba mereka tidak sengaja bertemu dengan Ryunosuke yang benar-benar telah berubah. Sebenarnya, Ryunosuke tidak benar-benar berubah. Tubuhnya lebih tinggi dan kekar, wajahnya tetap mengintimidasi seperti dulu, tetapi mengapa orang yang dijuluki sebagai berandalan terkuat Asakusa bisa menjadi pengasuh Daycare? Plus memakai apron kuning cerah dengan motif bunga-bunga menggemaskan. Haruka benar-benar tidak bisa menerima fakta itu. Ryunosuke menghela napas. “Haru, aku akan mengatakannya dengan jelas. Aku bukan lagi Ryu-chan yang kau kenal dulu, jadi pergilah.” “Eh? Apa yang kau katakan? Ryu-chan tetaplah Ryu-chan!” “Haru…” “Kau bercanda ‘kan? Kau bertingkah seperti seorang guru Daycare untuk memutus pertemanan kita? Itu bukan hal yang akan dilakukan oleh seorang Seiryu sepertimu! Kau tidak akan melakukannya!” Seru Haruka frustrasi. Ryunosuke menarik kerah pakaian Haruka dengan kuat, membuat pemuda itu secara otomatis berjinjit karena perbedaan tinggi badan mereka. Mendadak, aura intimidasi yang sangat kuat menekan Haruka, membuatnya langsung diam dengan pandangan ketakutan. “Aku akan mengatakannya sekali lagi, di sini bukanlah tempat yang seharusnya kau datangi, jadi pergilah.” Ujar Ryunosuke tajam kemudian melepaskan cengkramannya dan membuat Haruka jatuh terduduk di tanah. “Ryu-chan…” Gumam Haruka pelan. Haruka membenahi pakaiannya dan memunguti kembali belanjaannya yang sebelumnya ia tinggal. Beberapa anak di Daycare memandanginya, dan Haruka hanya menatap mereka sekilas kemudian melangkah pergi. Kesal bukan main dengan perlakuan Ryunosuke padanya membuat Haruka ingin sekali meninju siapa saja yang lewat di hadapannya sampai ia puas. Apa yang sebenarnya terjadi pada Ryunosuke selama lima tahun ini? Apakah selama ini dia memang tidak merasa bahagia menghabiskan waktu bersamanya sehingga di saat Haruka sakit, Ryunosuke memakai kesempatan itu untuk pergi menjauh darinya. Haruka tertohok, terutama karena tatapan super dingin Ryunosuke yang baru pertama kali diberikan olehnya. Haruka merasa tidak mengenal Ryunosuke. Apakah mungkin itu tandanya mereka tidak bisa berteman lagi? “Sepertinya mulai sekarang—“ Haruka menggeleng keras. “Tidak! Ryu-chan pasti kembali, lagipula kita partner sejati dan Ryu-chan tidak mungkin membenciku begitu saja. Aku akan menagih jawaban padanya mengenai apa yang terjadi selama lima tahun ini dan mengapa dia meninggalkan Asakusa dan menuju ke Shibuya tanpa berpamitan denganku.” Seru Haruka optimis . ** Seperti yang ia sendiri putuskan kemarin, Haruka akan memata-matai Ryunosuke untuk mencari tahu alasan mengapa partner-nya yang terkuat, seorang yang memiliki julukan Seiryu tiba-tiba berhenti bertarung dan malah berubah menjadi pengasuh Daycare. Haruka belum memiliki banyak petunjuk selain tempat kerja Ryunosuke. Ia bahkan belum tahu di mana Ryunosuke tinggal saat ini. Usai melaksanakan seluruh wawancara kerja sambilan yang ia lamar, Haruka berdiri di sekitar Daycare sembari menyelinap agar tidak diketahui oleh Ryunosuke. Ryunosuke tampak sangat marah kemarin, dan Haruka tidak ingin dia kembali memarahinya karena datang ke Daycare pasca peringatan yang diberikan secara tegas olehnya. Haruka hanya berdiri dan bersembunyi mengamati Ryunosuke dari kejauhan. Ia bahkan mengikuti Ryunosuke yang berjalan pulang sendirian hanya untuk tahu di mana partner lamanya itu tinggal. Haruka mengacak-acak surai kelamnya. “Ternyata memang benar-benar Ryu-chan. Aku masih tidak percaya ia yang sangat kuat itu berubah haluan menjadi seorang pengasuh Daycare. Ada apa sebenarnya?” Tanya Haruka kepada dirinya sendiri. “Apa yang harus kulakukan sekarang? Menghampiri dan berbicara kepadanya? Tapi baru kemarin ia begitu marah padaku, tapi jika aku tidak segera bicara serius dengannya, mungkin ini akan menjadi saat terakhir kami bisa saling bertemu.” Haruka mengepalkan tangannya dan mengambil ancang-ancang untuk berlari sebelum Ryunosuke menutup pintu rumahnya. “Hyaaa……! Ryu-chan, kau membiarkan titik butamu lengah. “Haruka…” “Heee, aku bisa masuk dengan mudah. Ryu-chan, kau menjadi kurang waspada sekarang.” Ryunosuke menghela napas sembari mengganti pakaiannya. “Kau harus berhenti mengikutiku, Haruka.” “Jangan meremehkanku, Ryu-chan!” Seru Haruka tiba-tiba. Aku tidak bisa puas hanya dengan kalimat ‘Ini bukan tempat di mana kau seharusnya berada’ dan aku akhirnya bisa bertemu denganmu lagi setelah lima tahun berlalu. Untuk itulah, aku telah membuat keputusan!” Haruka tersenyum lebar sembari mengacungkan ibu jarinya. “Aku berencana untuk berada di sini, duduk menunggu sampai Ryu-chan mau kembali ke Asakusa bersamaku. Jadi, mulai hari ini mohon bantuannya.” Haruka bergidik ngeri ketika Ryunosuke menampilkan wajah iblisnya ketika marah. Ia hanya bisa tertawa hambar dan berdoa dalam hati semoga saja Ryunosuke tidak memukulnya dengan sekuat tenaga karena Haruka jelas akan langsung kalah. Ryunosuke menghela napas. “Okay, kau boleh berada di sini hanya jika kau besok segera pergi dan jangan menggangguku lagi.” Haruka memandang Ryunosuke dengan kedua mata berninar-binar. “Uwaaa… Ryu-chan kau masih baik seperti dulu!” Serunya keras. “Diam i***t! Aku akan menendangmu keluar jika kau terus berteriak-teriak seperti itu. Dinding di tempat ini tidak terlalu tebal, tetangga akan terganggu dengan suara kerasmu itu.” “Siap!” Beruntung karena Ryunosuke memiliki persediaan futon di apartemen sederhananya sehingga Haruka tidak perlu tidur di atas sofa yang jelas akan membuat tubuhnya pegal-pegal keesokan harinya. Ryunosuke tidak berbicara apapun setelahnya. Dia fokus mengerjakan beberapa hal yang berkaitan dengan Daycare dan Haruka tidak berani mengganggu. Apa yang terjadi lima tahun silam sama sekali tidak diungkit oleh Ryunosuke, dan Haruka bertahan pada ketidaktahuaannya mengenai mengapa Ryunosuke tiba-tiba pergi dari Asakusa tanpa berkata apa-apa padanya. Mereka dikenal sebagai berandalan terkuat di Asakusa, namun meski begitu, geng berandalan lainnya hanya mengakui Ryunosuke sebagai satu-satunya Seiryu dan penguasa Asakusa. Ryunosuke tidak pernah mempersoalkan hal itu dan tetap menjadi Ryunosuke yang biasanya. Bukan sekali dua kali kelompok-kelompok yakuza terkenal mendatangi Ryunosuke dan menawarinya untuk bergabung dengan mereka, tetapi Ryunosuke tetap dan akan selalu menolak seluruh tawaran itu. Haruka sampai tidak bisa lagi menghitung seberapa banyak para yakuza itu menawari Ryunosuke untuk bergabung dengan mereka. Terakhir kali yang begitu gencar untuk menarik Ryunosuke bergabung adalah Bakuto. Haruka sangat tahu  siapa Bakuto dan bagaimana cara kerja mereka. Kelompok yakuza elit Asakusa itu tidak pernah main-main dengan segala perkataan atau tindakannya, dan sial sekali untuk Ryunosuke, karena kemampuan bertarungnya begitu terkenal dan menjadi buah bibir para berandalan Asakusa, Ketua Bakuto menjadi tertarik padanya dan berniat merekrutnya. Tidak seperti kelompok yakuza lainnya yang menyerah setelah beberapa kali ditolak oleh Ryunosuke, Bakuto memiliki harga diri tinggi dan selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jelas, menentang Bakuto bukanlah hal yang bagus karena mereka tidak akan pernah tinggal diam. Haruka benar-benar ingat apa yang terjadi malam itu, ia dan Ryunosuke berjalan-jalan ke Ueno seperti sebelum-sebelumnya, namun malam itu hanya ada ia dan Ryunosuke karena rekan-rekan mereka yang lain entah mengapa tidak bisa ikut. Segerombolan anggota Bakuto menyeretnya dan memukulinya di sebuah bangunan bekas tak jauh dari tempat Haruka memesan dango. Haruka jelas berusaha melawan, tetapi Bakuto dan kekerasan adalah kombinasi yang benar-benar mengerikan. Belum lagi mereka ada beberapa orang sementara Haruka hanya sendirian. Haruka hanya ingat merasakan seluruh tubuhnya seolah hancur berkat para yakuza itu, dan ia tidak ingat apa-apa lagi karena ketika dirinya bangun, ia sudah berada di ranjang rumah sakit dengan Harumi yang menungguinya. Sementara itu, Ryunosuke telah pergi dari Asakusa tanpa mengatakan apa-apa.   ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN