Panik

1089 Kata
Haruka kira daya tahan tubuhnya sudah cukup kuat. Ia kira, pekerjaannya di kafe Florida tidak akan membuatnya terlalu kelelahan. Nyatanya ia salah. Entah Haruka yang belum terbiasa dengan aktivitas barunya, atau memang tubuhnya tidak sekuat dirinya yang dulu. Astaga, Haruka masih dua puluh tiga tahun, tidak mungkin ia memiliki tubuh renta seperti lansia. Setelah ia selesai dengan kerja sambilannya di Kafe Florida, Haruka tidak repot-repot kembali ke apartemennya dan langsung menuju kediaman Nakazawa Naofumi. Kembali ke apartemennya hanya akan membuang-buang waktu karena berlawanan arah. Di hari pertamanya mengikuti serangkaian pelatihan yang dibuat oleh Nakazawa Naofumi, ia bahkan lupa tidak membawa pakaian ganti dan masih memakai pakaian yang sama dengan yang ia gunakan untuk berangkat bekerja. Haruka berbaring di halaman berumput dengan keringat menguncur deras. Napasnya cepat dan berat. Haruka bahkan nyaris kehabisan napas dan sesak saking lelahnya. Dua orang bawahan Nakazawa Naofumi berdiri di hadapan tubuhnya yang terbaring kelelahan. Haruka benar-benar heran seberapa berat pelatihan yang sudah mereka lakukan sampai keringat setetes pun tidak ada di tubuh mereka. Sementara Haruka sampai tumbang dan lemas di rerumputan. Nakazawa Naofumi menghampirinya dengan handuk kecil dan melemparkannya ke wajah Haruka yang masih terbaring di halaman dengan ekspresi kelelahan. “Bangun Haruka-kun, jangan tidur di halaman.” Haruka melenguh pelan dan memaksakan dirinya untuk bangun. Ia berjalan terseok-seok menuju Nakazawa Naofumi yang duduk di teras dengan nampan berisi minuman dingin dan beberapa kue mochi. Gilá, Haruka benar-benar tidak menyangka jika pelatihan yang diberikan oleh Nakazawa Naofumi benar-benar menguras tenaganya. Haruka terbiasa semangat dalam berbagai hal yang memang ia sukai. Bahkan teman-temannya di Asakusa mengatakan bahwa Haruka tidak pernah lelah dalam melakukan sesuatu. Tetapi lihat sekarang? Haruka benar-benar kelelahan di hari pertamanya menerima pelatihan dari Nakazawa Naofumi. “Ano, Naofumi-san, kukira kau sendiri yang akan melatihku.” Nakazawa Naofumi tertawa. “Jika kau belum bisa mengalahkan anak buahku, jangan harap aku akan melatihmu sendiri.” Haruka merengut. Nakazawa Naofumi segera menyodorkan cangkir minuman dinginnya untuk Haruka dan membuat pemuda itu langsung ceria hanya dengan meminumnya seolah ia tidak pernah meminum minuman yang sama. Haruka selalu mendengar cerita Ryunosuke bahwa yakuza itu menyeramkan dan berbahaya. Tetapi Nakazawa Naofumi benar-benar berbeda. Jujur saja, Haruka bahkan sangsi apakah pria dengan rambut panjang dan wajah cantik itu benar-benar seorang Bos Tekiya? Bahkan tatapan mata Nakazawa Naofumi tampak begitu teduh. Ia tidak memiliki aura intimidasi sama sekali. Jika saja Haruka tidak melihat banyaknya pria kekar bertato berkeliaran di kediaman ini, Haruka mungkin tidak akan pernah percaya ketika Nakazawa Naofumi mengatakan bahwa pemimpin Tekiya adalah dirinya. “Naofumi-san, apa kau pernah menghadapi Kudou Masahiro secara langsung hanya dengan kalian berdua?” Nakazawa Naofumi terdiam cukup lama ketika mendengar pertanyaan itu. Ia meletakkan cangkirnya dan menghela napas pelan. “Berkali-kali.” “Lalu, siapa yang kalah?” Nakazawa Naofumi menaikkan bahunya. “Entahlah, kurasa aku?” “Mengapa kau tidak yakin begitu, Naofumi-san?” “Entahlah, kurasa kau harus melihatnya sendiri nanti.” Haruka memandangi Nakazawa Naofumi dengan ekspresi bingung. Ia tidak lanjut bertanya mengenai pertarungan satu lawan satu yang dilakukan oleh keduanya. Meski Haruka penasaran, wajah Nakazawa Naofumi terlihat benar-benar enggan untuk menjawab pertanyaan itu. Haruka tidak ingin Nakazawa Naofumi tersinggung karena pertanyaannya. Haruka takut pria itu marah dan menghentikan tawarannya untuk melatih Haruka. Ini bahkan baru hari pertama. Haruka tidak ingin tujuannya untuk menjadi lebih kuat dan membantu Ryunosuke untuk lepas dari Bakuto gagal begitu saja. ** Haruka nyaris tidak memiliki waktu untuk mengintai kegiatan Ryunosuke sejak bekerja di Kafe Florida dan berlatih dengan Nakazawa Naofumi. Seolah, dua puluh empat jam waktunya setiap hari benar-benar sudah dipakai untuk kegiatan itu. Ia sudah beberapa hari tidak mengintai di sekitar Daycare atau bahkan bertemu dengan Ryunosuke. Terakhir, ia bertemu Ryunosuke ketika Kakak perempuannya, Harumi menyuruh Ryunosuke untuk memeriksa keadaan Haruka yang ternyata sedang sakit. Haruka menyempatkan diri untuk mampir mengintai Daycare ketika berangkat ke Kafe Florida. Memang jam kerjanya tidak terlalu pagi sehingga masih ada cukup waktu luang untuk melakukan pengintaian dan mengawasi apakah Ryunosuke aman atau tidak dari orang-orang Bakuto. Haruka biasanya akan bangun agak siang menyesuaikan dengan jam kerjanya. Lagipula setiap malam ia sudah cukup kelelahan berkat latihan ekstra keras yang dijadwalkan oleh Nakazawa Naofumi. Khusus untuk hari ini saja Haruka menyempatkan diri bangun pagi dan mengawasi area Daycare sebelum berangkat ke Kafe Florida. “Yo, bertemu lagi.” Haruka melebarkan matanya ketika melihat tiga orang yang sama dengan yang beberapa hari lalu menghajarnya sampai babak belur. Pria-pria itu kembali dengan tampilan lebih menyeramkan. Mereka bahkan membawa-bawa tongkat pemukul. Haruka meneguk ludah susah payah. Ia datang ke sekitar Daycare bukan untuk berkelahi, mengapa pula orang-orang Bakuto itu harus datang di saat Haruka tengah berada di sana. “Aku ingat menghajarmu cukup parah beberapa hari yang lalu, kau cukup hebat karena masih bertahan seolah tidak pernah terjadi apa-apa.” Haruka meremat ujung pakaiannya, berusaha menahan diri untuk tidak terprovokasi apapun yang dikatakan oleh orang-orang di hadapannya. “Mungkin karena kalian kurang kuat dalam menghajarku.” “Begitu? Hm, maka sekarang saat yang tepat untuk menghajarmu lebih kuat lagi.” Gawat, gawat, gawat. Haruka melirik sekitar. Ia tidak bisa menarik perhatian mereka dan menggiring mereka ke gang yang sama lagi. Tiga orang itu tampak sudah bersiap dengan serangan mereka. Haruka melompat ke belakang, memasang ancang-ancang hendak berlari menjauh dari area Daycare namun salah satu dari mereka menyadari itu dan langsung menjegal kaki Haruka yang lengah hingga ia terjatuh. “Kau selalu berusaha membawa kami menjauh dari area ini, itu artinya Mamizuka Ryunosuke ada di sekitar sini bukan?” Haruka meringis sakit dengan lututnya yang menghantam tanah dengan keras. Beruntung wajahnya tidak mendarat lebih dulu. Susah payah ia berusaha bangun. Tubuhnya belum benar-benar terlatih. Haruka bahkan masih merasa beberapa bagian tubuhnya nyeri karena latihan ekstra keras yang diberikan oleh Nakazawa Naofumi. Sekarang, sebelum tubuhnya beradaptasi dengan kebiasaan baru, orang-orang Bakuto sialán itu malah datang lagi untuk mengajaknya berkelahi. “Mengapa diam saja? Ternyata memang benar Mamizuka Ryunosuke ada di area ini. Katakan di mana dia sekarang dan aku akan memberimu kesempatan untuk pergi." Haruka meludah. “Bahkan jika kalian memberiku uang banyak sekali pun, aku tidak akan meneyrahkan Ryu-chan.” “Oh? Teman yang setia huh? Membuatku ingin muntah saja.” Haruka mungkin tampak berusaha melawan apapun yang dikatakan oleh orang-orang itu, tetapi batinnya sama sekali tidak tenang. Ia harus segera pergi dari area Daycare sebelum Ryunosuke keluar dan melihat dirinya dalam posisi berkelahi. Ryunosuke akan marah dan menganggap Haruka tidak menepati janji. Dalam keadaan seperti ini, batin Haruka benar-benar panik, membuatnya kehilangan konsentrasi dan gampang untuk diserang. “Kami-sama! Tolong aku.” Batin Haruka frustrasi. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN