Apartemen Andhini. Aroma wangi menyeruak dari ruangan pantry apartemen Andhini. Wanita tiga puluh empat tahun itu, baru saja menyelesaikan masakannya. Sedikit telat, pasalnya jam dinding sudah hampir menunjukkan pukul sepuluh pagi. Andhini sangat lelah, hingga ia harus bangun kesiangan. Matanya tak dapat terpejam semalaman, ia merindukan Aulia. Lagi, air mata Andhini mengalir melewati pipinya tatkala dirinya mengaduk makanannya. Andhini segera mematikan kompor. Masakannya sudah matang, siap untuk dihidangkan. Ia terhenyak sesaat, terduduk di atas kursi yang memang sudah ada di pantry. Netranya menatap sayu gambar seorang gadis kecil nan polos. Aulia ... mama kangen, Nak ... Aulia di mana sayang .... Andhini terus meratap dalam hatinya. Andhini kembali mengambil ponsel dan mencoba

