Dito dan Kanaya pun akhirnya kembali pulang kerumah. Sepanjang perjalanan menuju ke rumah. Tidak ada yang bersuara. Keduanya sama-sama diam dan sibuk dengan pikirannya masing-masing. Rasanya sangat canggung sekali. Saat tadi, Dito sempat kehilangan kendali dan hampir saja memajukan wajahnya. Beruntung Kanaya yang tadinya terkejut. Melihat wajah Dito semakin mendekat ke arahnya. Segera saja melepaskan kontak mata antara mereka. Sesampainya dirumah. Kanaya segera saja masuk ke dalam kamarnya. Berpamitan kepada Dito dan bunda yang kebetulan sedang menyapu halaman depan rumah. Dibantu oleh beberapa anak-anak. “Budhe, Dito mau masuk ke kamar dulu. Mau mandi ini gerah banget. Permisi dulu!” pamit Dito kemudian pergi. Setelah melihat bunda menganggukkan kepalanya. “Kenapa sih dengan du

