208. Welcome to Bali

1029 Kata

Semua orang pun tersenyum senang melihat mereka. “Nah, begitu dong mas. Lain kali harus lebih peka terhadap perasaan istrinya yang sedang hamil. Kadang mereka bisa jadi sangat sensitif dan manja. Asal mintanya di peluk aja sih nggak apa-apa. Tapi kalau udah nyidam yang aneh-aneh. Wah, baru deh, mas harus sabar aja. Hahaha....” ujar bapak tadi. Yang di angguki setuju oleh mereka semua yang menjadi penumpang di kereta tersebut. Sementara Dito hanya tersenyum kikuk menanggapinya. Lalu berbisik amat lirih ke puncak kepala Kanaya. “Maaf, Na. Aku harap kamu nggak tersinggung dengan ucapan mereka. Aku terpaksa berbohong jika kau adalah istriku. Maaf yah!” ungkap Dito dengan raut wajah penuh penyesalan. Kanaya mendongak, ditatapnya raut wajah Dito yang merasa bersalah ke arahnya. Kanaya ters

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN