EPISODE 10

1350 Kata
Reina terlihat bersiap -siap untuk pergi ke kediaman Jeremy, tiba - tiba dia mengajak untuk melihat cincin pernikahan ke toko perhiasan di tempat temanya, dia juga sudah menyewa wedding organizer Reina tak menyangka dia sudah mempersiapkan semuanya itu tanpa mendiskusikanya dulu, tapi Reina tampaknya tidak keberatan dan pilihan Jeremy sesuai dengan seleranya,Reina tau bagaimana sifat calon suaminya itu dia sangat menghargai wanita dan tidak ingin membuat pernikahannya biasa-biasa saja saat tiba di Mension kediamannya, Reina melihat Andy menyambutnya dari pintu utama "selamat datang nona Reina" sambut andy sambil tersenyum " dimana tuan Jeremy," tanya Reina " tuan ada di ruangannya, saya akan mengantarkan anda kesana" jawab Andy "mungkin tidak apa - apa kalau aku, mengantar nona Reina ke ruangan itu, biasanya tuan tidak akan mengijinkan walau kerabatnya sekalipun, tak apalah mereka kan akan menikah,biasanya jam segini tuan sudah rapih beliau tidak pernah bangun siang, baiklah aku antar saja kesana" pikir Andy dalam benaknya "ada apa Andy?" tanya Reina " ah tidak nona, saya hanya berpikir tuan pasti sudah menunggu nona di dalam karena tuan selalu bangun pagi sekali sebelum matahari terbit" jawabnya "oh begitu" kata reina dia masih menyusuri ruang koridor yang panjang ditemani oleh Andy,mesion itu begitu besar dan banyak sekali ruangan Reina tak habis pikir bawah cuma Jeremy saja yang tinggal di Mension itu. Reina menemukan sebuah pintu yang terukir pasti itu ruangannya karena pintu itu yang paling besar diantara yang lainnya" pikir Reina "silahkan masuk nona," kata Andy sambil membukakan pintu untuknya reina hanya mengangguk kemudian diapun memasuki ruang tersebut tak disangka didalam ruangan itu begitu sejuk ," anda tunggu saja disini mungkin tuan masih berolah raga di luar" kata Andy " ya,aku akan menunggunya" jawab Reina " baiklah kalau begitu saya permisi dulu nanti saya akan suruh pelayan untuk membawakan teh untuk anda" kata Andy lagi " baiklah, terima kasih,"jawab Reina akhirnya andy pamit dan pergi dari sana Reina duduk di sofa sambil melihat majalah di meja, tampaknya sudah berapa menit berlalu Jeremy tak kunjung hadir Reina berdiri dan melihat - melihat isi di ruangan itu,ruangan itu begitu luas apa ini ruangan pribadinya tiba - tiba Reina merasa malu sendiri apakah tidak apa - apa dia berada di ruangan pribadi seorang pria yang belum jadi suaminya itu, dia melihat foto-foto yang terpajang di disudut ruangan itu ternyata Jeremy memang sudah tampan dari dia masih muda, kenapa dia begitu tampan sekali serunya dalam hati dia mengagumi foto yang dia pegang tiba - tiba Reina mendengar suara benda terjatuh kelantai terdengar begitu keras, dia penasaran dengan arah suara benda itu Lalu Reina mulai menyusuri kedalam ruangan itu, tak disangka Reina menemukan sebuah pintu "ternyata ada ruangan lagi disana,aku yakin suaranya dari dalam kamar itu" kata Reina karena penasaran diapun menuju kearah ruangan itu dan tanpa pikir panjang Reina masuk kedalam Reina terkejut melihat Jeremy yang sedang terbaring di ruangan itu, apakah ini kamar pribadinya, Reina berkata ternyata suara benda jatuh itu dari jam alarm milik Jeremy yang tak sengaja terjatuh dipinggir ranjangnya Reina menatap Jeremy yang tidur, dia kelihatan begitu gelisah dan dia mengigau " jangan ganggu aku! tolong jangan ganggu aku pergilah"serunya yang beberapa kali mengigau berulang seperti itu Reina melihat keringat di wajah Jeremy bercucuran padahal ruangan di dikamar ini begitu sejuk tidak panas kenapa dia mengigau sampai seperti itu pikirnya lagi,Reina berniat untuk membangunkan Jeremy dia tidak tega melihatnya begitu tersiksa sebenarnya mimpi apa yang dia lihat pikir Reina lagi " Jeremy! Jeremy! bangunlah, kamu kenapa? seru Reina yang memanggil manggilnya tapi Jeremy tak kunjung bangun malah kelihatan semakin gelisah dan ketakutan diapun terus terusan mengigau seolah-olah dia sedang di dekati seseorang yang dia ingin hindari Reina yang melihatnya jadi ikut gelisah dan tanpa disadarinya dia menyeka keringat di wajah calon suaminya itu, suara panggilan Reina yang terdengar hawatir menebus kedalam mimpi Jeremy diapun mendengar sayup -sayup suara yang memanggil manggil namanya dan semakin jelas di mimpinya dia seperti melihat sosok perempuan bidadari dan dia memeluknya dengan erat seketika perasaannya menjadi hangat dan dia merasa begitu tenang saat dia membuka matanya tanpa sadar dia sedang memeluk pinggang Reina yang duduk disampingnya " reina hanya diam tak berkutik Jeremy seketika itu terkejut dia tidak menyangka dia memeluk gadis itu begitu erat " ah! Reina? kau disini! serunya yang tampak terkejut maaf aku tidak tau kalau kamu yang dari tadi aku peluk" jawab Jeremy yang melihat dirinya berada di pelukan gadis itu seketika wajahnya memerah karena malu dan perlahan dia melepas kan pelukannya dari Reina " ah.. ti..tidak apa - apa, maaf saya masuk ke kamar anda tanpa ijin" jawab Reina tadi saya mendengar suara benda jatuh dikamar ini,saya tidak menyangka ternyata ada anda sedang tidur,saya melihat anda begitu gelisah dan mengigau beberapa kali,jadi saya menghampiri untuk membangunkan Anda" kata Reina menjelaskan "oh.. begitukah" Jawab Jeremy singkat yang semakin salah tingkah, "sa..saya akan kembali kedepan," Jawab Reina yang kikuk sambil melangkah keluar kamar Jeremy hanya mengangguk dan mempersilahkannya dengan sopan,dibalik kamar Jeremy ingat akan kehangatan pelukan di mimpinya itu dia tidak menyangka gadis itu yang dia peluk, baru kali ini Jeremy merasakan kehangatan dan ketenangan itu selama ini dia tidak pernah sekalipun merasa tenang,mimpi buruk yang selalu datang menghampirinya membuatnya sulit untuk tidur dan terjaga sepanjang malam, peristiwa yang terjadi di masa lalu itu membuatnya tidak percaya dengan wanita sehingga dia selalu menghindarinya. tapi setelah bertemu dengan Reina ada perasaan yang aneh yang dia rasakan saat dia memeluk tubuhnya yang langsing itu. Reina merasa jantungnya berdebar dan dia tak bisa lagi menyembunyikan wajahnya setelah di peluk oleh Jeremy, dia tau itu terjadi begitu spontan tanpa di sadari olehnya karena dia sedang ketakutan, pikir Reina dia mencoba menipis pikiran dari kepalanya yang membayangkan hal aneh-aneh dan tak lama Jeremy datang dengan setelan out fit santai namun elegan tidak hanya wajahnya tubuhnya pun seperti sebuah mahakarya pikir Reina yang terpaku dengan sosok Jeremy yang ada didepannya " ada apa,? apa aku terlihat aneh? tanya Jeremy " ahh.. tidak tentu saja tidak, Anda terlihat berbeda saja dari biasanya, hahaha.. lupakan apa yang saya katakan" seru Reina yang tiba - tiba menghindar Jeremy hanya tersenyum kecil dia jadi ingin menggoda gadis yang ada didepannya itu,sebenarnya Jeremy sudah tau bahwa Reina mengaguminya jika melihat Reina kikuk Jeremy jadi tersenyum sendiri " aku kemarin janji akan mengajakmu untuk melihat cincin pernikahan kita" kata Jeremy " i..iya" Jawa Reina malu - malu "kalau begitu mari kita jalan sekarang" ajak Jeremy dengan sopan " mereka berdua pergi bersama dan Andy mengantarkan mereka kesebuah toko setelah sampai Jeremy mengulurkan tangannya untuk Reina dia tak menyangka Jeremy bersikap begitu romantis dan dia mengijinkan Reina untuk menggandeng tangannya yang kokoh, tanpa ragu Reina menerimanya dengan senang hati saat tiba mereka berdua disambut oleh sang pemilik toko pemilik perhiasan itu adalah kenalan Jeremy dan dia yang telah merekomendasikan untuk membuatkan sebuah cincin berlian untuk pernikahannya " bagaimana dengan cincin Ini nona, ini sangat cocok sekali dipakai ditangan anda, sangat cantik" seru madam Evi yang memuji - mujinya "benarkah?apa ini cocok denganku madam?" tanya Reina sambil membolak-balikan jari tangannya "iya,tentu saja! pilihan saya tidak pernah salah dan ini dibuat sangat istimewa,..karena tuan Jeremy yang memintanya untuk dibuatkan" serunya lagi sambil tersenyum menggoda mendengar perkataan dari madam Evi Reina langsung tersipu malu " be..benarkah Jeremy yang memintanya kusus untukku" tanya Reina lagi " iya benar, anda tau dia bilang apa?" seru madam Evi dengan hati- hati lalu dia memberikan isyarat Reina untuk mendekat dia ingin membisikan sesuatu Reina yang begitu penasaran langsung mendekatkan diri" dia bilang cincin ini untuk perisainya" seru madam evi sambil berbisik "apa!?, hahaha.. dia itu!apa tidak bisa berkata romantis sedikitpun"tawa Reina dalam hatinya"baiklah saya mengerti, terima kasih madam Evi sudah memberi tau saya" seru Reina dengan sopan madam Evi hanya tertawa senang dia tidak tau arti dari ucapan Jeremy itu membuat Reina kecewa dipikiran wanita paruh baya itu bahwa itu adalah ungkapan romantis untuk pasangan yang sedang kasmaran "yah.. ujung - ujungnya memang aku hanyalah perisainya," seru Reina dalam hati sambil menatap madam Evi yang tak tahu apa - apa Jeremy yang melihatnya dari kejauhan tersenyum sendiri melihat wajah Reina yang terlihat cemberut dan kecewa setelah mendapatkan info dari madam evi yang tidak sesuai dengan harapannya itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN