8

970 Kata
Tiara dan Tasya mulai menjalankan aksinya, setelah diantar para lelaki sampai kedepan apartemen Nesya, mereka menyuruh para lelaki untuk menunggu di bawah sedangkan mereka mulai menjalankan aksinya. "Ra, pencet," perintah Tasya seraya menunjuk tombol kecil yang tertempel dipintu depan apartemen Nesya. Tiara mendengus kesal. "Makanya, badan lo ditinggiin napa." Gerutunya seraya memencet bel. "Biarin, kata Rio cewek yang tingginya kayak gue itu udah di setting Tuhan, biar gampang dicium jidatnya." Kata Tasya penuh percaya diri. Tiara memutar bola matanya malas. "Sera lo dah." Tidak lama, seseorang membuka pintu apartemen itu. Bukan Nesya, melainkan Pieter yang membukanya. Pieter nampak terkejut kala ia melihat Tasya dan Tiara berada disini. Tiara mengernyitkan dahinya saat melihat Pieter yang muncul, bukannya kakanya. "Kok elo sih yang buka, kakak gue mana?"  Pieter tadinya terkejut, kini ia menetralkan wajahnya dan mengulas senyum ramah di bibirnya. "Nesya lagi jaga di Rumah Sakit, nanti malam baru pulang." "Lah, kalau kakak nggak ada didalem, ngapain lo disini? Nggak sopan, dimana etika lo?" Ketus Tiara. Buset dah, ķakaknya lembut kayak sutra adeknya kayak parutan keju, kasar. Batin Pieter. "Woi, kenapa diem? Budek ya lo, sini gue korek telinga lo, kali aja dapet congek segede bola basket." Tasya diam saja, ia tidak perlu berbicara untuk menyudutkan Pieter, walaupun bibirnya sudah gatal sedari tadi. Namun, Tiara saja sudah cukup untuk membuat Pieter kesal. Rasaya Pieter ingin menyumpal mulut Tiara menggunakan kaps kakinya yang sudah tidak ia cuci selama sebulan, berisik sekali. Bahkan Tiara dengan santainya berkata kasar dengannya yang notabene-nya adalah calon kakak iparnya.  Berbeda jauh dengan cerita Nesya, yang mengatakan adiknya jauh lebih lembut darinya. Wajah saja mereka sudah berbeda, apa lagi sifatnya. Tidak ada yang sama, Pieter tidak yakin kalau mereka saudara kembar. "Aku--Gue udah biasa dateng ke sini, lagian Ak--Gue calon suaminya. Apa salahnya?"  Tiara berdecak kesal. "Baru calon kan? Lagian Nyokap, Bokap gue belum restuin. Pede banget lo ngaku-ngaku jadi calon kakak ipar gue." Pieter tersenyum, berbeda sekali dengan hatinya yang ingin sekali menikam Tiara. "Terserah kamu mau bilang apa, restu itu cuman sebagai pelengkap. Walau tidak ada restu, kami akan tetap menikah." Ujar Pieter dengan santai. "Nantangin gue ya, lo." Tiara bertepuk tangan. "Selamat, lo udah ngebangunin singa betina yang sudah lama tertidur." Ucap Tiara sembari tersenyum miring. Tiara menarik Tasya untuk pergi dari sana, meninggalkan Pieter yang terdiam karena kata-kata terakhirnya. Ya, sekarang ia akan menjadi Tiara yang dulu, hanya kepada Pieter. ●●●●● Baru saja Tiara dan Tasya kembali ke hotel, para lelaki sudah menyerbu mereka dengan berbagai macam pertanyaan. Tiara yang sedang dalam keadaan bad mood itu, hanya diam. Sedangkan Tasya, gadis itu gelagapan menjawab pertanyaan mereka. "Diem!" Bentak Tiara, membuat mereka semua bungkam. Hanya Jordan yang berani mendekati Tiara, walaupun ia sedikit takut akan kena semprot oleh gadisnya itu. "Gimana, berhasil?" Tanya Jordan pelan. Tiara mengacak rambutnya frustasi. "Itu si Pieter kepedean banget, sih! Bikin gue darah tinggi! Pengen gue bejek-bejek, gue iket, gue pukul, gue siksa!" Geram Tiara. "Argh!" "Pieter kenapa, sayang? Dia apain kamu?"  "Dia dengan pedenya mau nikah sama kakak walaupun nggak dapet restu, bahkan dia nggak hargain gue sebagai kembaran kakak. Salah banget dia nantangin singa betina yang udah lama tidur, belom pernah gue culik, sih!"  Mereka semua meneguk salivanya mendengar kegeraman Tiara, hanya Rey yang tidak. Cowok itu juga ikut-ikutan dengam Tiara, siapa sih yang nggak marah, dengar jodoh kita mau dinikahin sama orang? "Gue setuju sama Tiara, kalau dia nekat mau nikahin Nesya, gue yang turun tangan. Entah lah, antara langsung kuburan atau menderita dulu di rumah sakit." Ujar Rey dengan santai, namun dapat dilihat dari matanya, lelaki itu sedang marah besar. "Buset dah, ini napa pada pen bunuh-bunuhan, yak?" Celetuk Rasya. "Udah, gini aja. Kita rebut secara halus, nggak usah pake kekerasan. Nggak baik." Saran Jordan. "Enggak bisa, yang. Aku gregetan pengen kurung Pieter, nonjok mukanya lah minimal." Kesal Tiara, ia benar-benar tidak menyukai Pieter sekarang. Jordan mengusap puncak kepala Tiara dengan sayang. "Inget kan, udah janji nggak mau jadi cewek saiko lagi? Mana janjinya, kok punya niat jahat lagi sekarang?" Ah, iya. Janji itu, Tiara melupakannya. Janji yang ia buat dengan Jordan agar tidak menyakiti siapapun lagi. "Iya, maaf." Ujar Tiara lesu, pupus sudah harapannya ingin menghajar Pieter. Misi 2 gagal. ●●●●● He knows Dirty secret that I keep Does he knows it killin' me? He knows He knows Lirik I know what you did last summer itu seperti menyinggung Nesya, ia terus saja mendengarkan lagu itu. "Ini lagu napa kayak nyindir gue, ya." Guman Nesya. Another's hands have touch my skin I won't tell him what I've been  He know, he know, he know Nesya semakin mengeraskan volume ponselnya, untung ia menggunakan headseat. Waktu istirahatnya ia pergunakan untuk memdengarkan lagu-lagu galau. It's tearing me apart She slipping away I'm just hanging on with all the word she use to say The picture on her phone And she's not coming home Coming home Coming home I know what you did last summer Just lie to me there is no other I know what you did last summer Tell me where you've been? Tepat saat di lirik lagu 'Tell me where you've been' sebuah pesan masuk ke aplikasi chat onlinenya, Nesya segera membuka pesan itu. Matanya melebar, saat tahu siapa yang mengirimi ia pesan. Raelando Wirawan : ini LINE baru kamu, ya? Add back, ya. Rey mengiriminya pesan seperti itu, seakan-akan tidak terjadi apa-apa diantara mereka. Seharusnya Rey tidak usah menghubunginya lagi, ini hanya akan membuat Nesya semakin sulit melupakannya. Jempol Nesya tergerak ingin memencet tulisan blokir, entah siapa yang menggeser jempolnya, bukannya memencet blokir, Nesya malah memencet tambah yang membuat Rey menjadi temannya. Saat Nesya ingin memencet blokir lagi, sebuah panggilan masuk. Dan, yang membuat Nesya semakin terkejut adalah. Raelando Wirawan is calling ------------------------------------------------------------------------------------ Maaf ya pendek. Gue sempetin update dikala istirahat, maaf kalau nggak jelas :( Rara
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN