Tidak Ada yang Sama

1039 Kata
"Rob," panggil Bima. "Apaan? lo ke sini kalau mau curhat ya curhat aja. Gak usah ditunda-tunda, nanti gila pula lo kebanyakan beban. Curhat aja, gak apa-apa, gue dengerin." Robi menyuruh Bima untuk curhat. "Menurut lo gue harus apa?" tanya Bima pada Robi. "Harus apa gimana? ya lo harus ngalah lah." Robi langsung menjawab cepat. Bima menatap Robi tajam. "Lo kok gitu sih? gue kan nanya bagus-bagus, malah dijawab gitu. Gue serius. Jawab serius juga dong." Bima kesal karena mendengar jawaban Robi yang terlihat sepele. "Lahh lo pikir gue gak serius? gue juga serius kali. Gue bilang lo minta maaf aja. Kan lo tanya ke gue lo harus apa. Kalau menurut gue ya lo harus minta maaf ke istri dan anak lo." Robi menyampaikan pendapatnya. "Gue belum cerita semuanya masa lo uda bisa nyimpulin pendapat lo sih? hebat banget lo jadi manusia, mbah dukun lo?" tanya Bima kesal. "Yaudah ceritain ke gue. Padahal tanpa lo cerita juga gue uda tau. Uda cerita ke gue, buruan, gue dengerin." Robi menyuruh bina cerita padanya. Padahal tanpa Bima cerita padanya juga Robi sudah tau apa masalah yang saat ini sedang terjadi di keluarga Bima. "Jadi gini, lo tau kan gue cuma punya anak satu, anak gadis satu-satunya, anak gadis yang gue sayang banget. Lo bisa bayangin lah ya gimana sayangnya gue ke dia. Lo tau kan, lo juga seorang ayah, pasti lo tau gimana rasa sayang sama anak sendiri. Apa lagi ini anak gue satu-satunya." Bima mulai bercerita pada Robi. Robi mengangguk, mengiyakannya apa yang dikatakan Bima barusan. "Gue sayang banget sama anak gadis gue, gak tau kenapa rasanya gue mau yang terbaik untuk dia. Segalanya, apa pun itu harus yang terbaik untuk dia. Gak boleh ada yang gak perfect, gak boleh ada yang gak baik untuk dia. Lo pasti tau lah, feeling orang tua itu kan bagus, lo pasti tau lah gimana perasaan lo kalau liat anak lo dekat sama orang yang menurut lo itu gak baik. Nah begitu juga saat ini yang sedang gue rasain. Gue beneran cuma pengen yang terbaik untuk kehidupan anak gue, gue cuma pengen dia dapatin lelaki yang baik. Dan menurut gue laki-laki saat ini yang deketin dia itu gak baik. Dia berasal dari keluarga yang gak baik. Gue gak bakalan bisa ngelepasin anak gue ke tangan orang yang salah." Bima menceritakan isi hatinya pada Robi, mengeluarkan semua unek-unek yang ada di hatinya saat ini. "Dari mana lo tau laki-laki yang dekat sama anak lo itu gak baik?" tanya Robi. "Ya jelas tau lah gue. Gue uda tau gimana latar belakang dia. Dia lahir dari keluarga yang gak jelas, orang tuanya tukang selingkuh, benar-benar keluarga yang kacau lah. Gue uda tau semuanya, gue tau keburukan keluarga dia. Dan gue gak mau kalau anak gue nanti jadi korban," jawab Bima cepat. "Kan yang buruk orang tuanya, kenapa lo jadi gak suka sama anaknya? lo sama Umaya aja punya sifat yang beda. Begitu juga dengan dia dan orang tuanya. Kalau orang tuanya gak baik, belum tentu anaknya juga gak baik kan? lo gak bisa nilai orang dengan cara ngambil sampel dari orang tuanya. Biar bagaimana pun setiap orang punya pribadi masing-masing, dan lo gak bisa samain itu. Jadi lo harus bisa ngerti. Lo harus nilai dia dari kepribadian dia, jangan dari orang tuanya." Robi memberikan nasihat pada Bima. "Kemarin kenapa si Umay bisa kecelakaan? kecelakaan atau apa dia?" tanya Robi pada Bima. "Dia dicegah sama orang jahat di jalan. Dia dicelakai sama orang yang gak dikenal dia. Gue yakin itu pasti salah satu orang suruhan mereka, orang-orang yang gak suka sama gue dan iri sama gue. Gue yakin, ini bukan cuma sekali terjadi, ini uda yang kesekian kalinya terjadi," jelas Bima pada Robi. "Terus gimana? siapa yang nolongin dia? apa dia bisa kabur sendiri? dia ngelawan penjahat itu sendiri?" tanya Robi penasaran. "Enggak, dia ditolongin sama pacarnya itu. Gue juga gak tau awalnya dia pergi ke mana. Waktu itu dia marah ke gue gara-gara gue ngusir pacarnya dari rumah. Dan dia marah ke gue, saat gue tanya ke dia dia mau pergi ke mana, dia gak mau jawab, dia ngabaikan pertanyaan gue. Tiba-tiba gue pulang ke rumah gue malah liat dia uda dirawat, ngeliat dia uda penuh luka. Istri gue bilang yang nyelamatin dia itu pacarnya, karena setiap dia pergi ke mana-mana biasanya pacarnya ngawal dia terus." Bima menceritakan kejadian yang sebenarnya. "Lahh itu lo tau kalau yang nyelamatin anak lo pacarnya. Kenapa lo masih ngelarang dan gak ngerestuin hubungan mereka sih? lo gak boleh egois dong. Lo juga harus bisa ngehargai mereka, meraka pengen bahagia juga kan. Pacar anak lo baik kok, dia gak seperti orang tuanya. Lo juga tau itu, kenapa lo masih kekeuh ngelarang mereka berhubungan sih?" tanya Robi tak habis pikir. "Ya emang dia baik. Tapi baiknya itu cuka sekarang doang, di masa depan nanti apa kita tau dia baik atau enggak? buah itu gak bakalan jatuh jauh dari pohonnya, jadi lebih baik mencegah dari pada mengobati kan? gue gak mau anak gue sakit hati di kemudian hari. Lebih baik gue larang sekarang biar dia gak ngerasain sakit hati nantinya." Bima menjelaskan bahwasannya dia punya alasan yang kuat untuk melarang hubungan Umaya dan Raka. "Ya lo gak boleh begitu dong. Itu kan cuma kekhawatiran lo doang. Kalau nyatanya dia orang baik? di kemudian hari dia gak selingkuh seperti orang tuanya, gimana? emang lo tau masa depan? lo gak tau masa depan itu gimana. Lo gak bisa ngejudge dia. Orang tuanya buruk, belum tentu anaknya buruk. Sama seperti lo, lo itu egois dan keras kepala, lo liat anak lo, apa dia egois dan keras kepala juga seperti lo? enggak kan? Orang tua gak bisa jadi patokan utama gimana sifat anak, biar bagaimana pun orang tua dan anak itu dua orang yang berbeda, pasti hati dan cara pikirnya juga beda. Sedangkan orang kembar yang mukanya sama aja sifatnya beda, apa lagi orang tua dan anak, jelas jauh beda lah. Kalau pun ada yang sama, itu hanya beberapa. Yang jelas gak bisa lo sama ratakan." Robi kesal pada Bima, menurut Robi pekiran Bima benar-benar kolot. Dan Robi tidak setuju dengan apa yang Bima katakan barusan. Bima diam, dia tampak sedang berpikir, Bima memikirkan kata-kata yang barusan Robi ucapkan. Bima masih menalaah, apakah dirinya salah atau dirinya tetap benar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN