Mau Curhat

1006 Kata
Bima menelepon Robi, menyuruh Robi untuk masuk ke dalam ruangannya segera. "Hallo, lo di mana? uda selesai lo meeting?" tanya Bima pada Robi. "Memangnya kenapa? ya gue ada di ruangan gue lah, gue uda selesai rapat sejak sejam yang lalu," jawab Robi. "Ke sini dong, ada yang mau gue omongin sama lo." Bima menyuruh Robi untuk datang ke ruangannya. "Enak aja lo nyuruh gue ke sini, lo lah yang ke sini. Kan lo yang butuh, ya lo aja lah yang ke sini." Robi menolak, dia tak mau ke ruangan kerja Bima dan menyuruh Bima ke ruang kerjanya. "Ya ampun, kok parah banget sih jadi orang. Please lah, lo ke sini dong. Gue mau ada yang diomongin. Sini dong," Bima lagi-lagi menyuruh Robi untuk ke ruangannya. "Gue banyak kerjaan. Apa salahnya kalau lo yang ke ruangan gue? toh ruangan gue sama lo juga jaraknya gak jauh kan? lo yang butuh gue, ya lo lah yang ke sini." Robi kekeuh, menolak untuk datang ke ruangan Bima. "Ya ampun, gue lagi frustasi, lo jadi temen bisa gak sih pengertian sedikit sama gue? sumpah gue setres banget loh, mau pecah nih kepala gue. Ke sini dong, gue mau curhat sama lo." Bima memohon pada Robi supaya datang ke ruangannya segera. "Kan lo yang butuh gue. Masa gue sih yang harus nyamperin lo? lo dong yang ke sini. Gue masih banyak kerjaan, lo kan uda ga ada kerjaan. Ngalah lah sekali-sekali. Lo yang ke sini, cuma jalan bentar doang, ngelewatin beberapa ruangan masa gak bisa. Lo cuma galau, bukan mati." Robi tetap tak mau ke ruangan Bima dan terus menyuruh Bima yang ke ruangannya. "Ckk!!! parah banget lo jadi teman!! gak bisa berguna banget!! bukannya dukung malah begitu! temen apa kayak gitu? bukan teman gue lo kan?!!" Bima marah marah pada Robi dari telepon. "Lahh gila, ngapain lo marah ke gue? gue beneran banyak kerjaan. Lo lah yang ke ruangan gue, kan dekat juga, gak mesti jalan sampe setengah jam. Lo lah yang ke sini, cuma beda beberapa ruangan doang masa kaki lo gak sanggup jalan. Malah marah marah lagi ke gue, dasar aneh!" Bukannya luluh, Robi malah mengomel kembali. "Dasar teman gak punya hati!! bagusan gak punya teman dari pada punya teman gak ada gunanya!! teman gak punya hati!!" Bima memaki Robi, lalu kemudian dia langsung menutup sambungan teleponnya. Tuttt tutt tuttt ... Bima mematikan sambungan teleponnya. "Memang dasar teman gak punya akhlak!! gak punya hati!!" Bima mengomel sendiri. "Sumpah ya, gue kesel banget liat dia. Kenapa sih dia gak ke sini? kalau gak gue suruh datang juga dia ke sini, kenapa kalau disuruh datang malah gak ke sini.Ckk!! sumpah ya, gue getok tuh kepalanya!!" Bima menutup laptopnya kasar, lalu dia langsung berjalan cepat keluar dari ruangannya. "Awas aja ya dia!! bakalan gue geplak tuh kepalanya!!" batin Bima dalam hati. Bima sudah menggebu-gebu, hatinya benar-benar kesal saat Robi menolak mentah-mentah permintaannya. Dan karena itu, Bima memutuskan untuk datang ke ruangan Robi. Tanpa mengetuk pintu ruangan, Bima langsung nyelonong masuk ke dalam ruangan Robi. Ceklekk ... "Bagus ya!!!!! bukannya kerja malah tidur!! ini yang lo bilang lo sibuk?!" Bima berkacak pinggang saat masuk ke dalam ruangan Bima dan yang pertama kali dilihatnya adalah Robi yang sedang berbaring di atas sofa. Robi langsung bangkit dan duduk. "Lahh lo bilang lo gak mau ke sini, gimana sih? nongol juga lo tiba tiba ke sini. Dasar gak bisa dipercaya tuh omongan!!" Robi tampak kesal saat tiba-tiba Bima masuk ke dalam ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. "Lo emang dasar tukang bohong banget ya. Gue beneran kira lo sibuk kerja, sibuk ngerjain kerjaan penting. Lah nyatanya bukannya kerja malah tidur. Dasar mulut lo dusta banget!! lo uda tua masih aja ya tukang bohong. Gak takut dosa lo? kalau lo mati tiba-tiba gimana? masuk neraka lo kalau bohong terus. Dasar tua-tua tukang dusta!!" Bima marah-marah, dia tak terima di bohongin oleh Robi. "Lahh siapa yang bohong? gue emang lagi sibuk banget , banyak kerjaan. Cuma tiba-tiba kepala gue pusing banget, jadi gue gak bisa ngelanjutin kerjaan gue, makanya gue milih istirahat sebentar. Emangnya salah kalau gue istirahat sebentar? toh ini ruangannya gue kok, kenapa lo yang sewot?" tanya Robi tanpa rasa bersalah. "Sakit hati banget gue sama lo. Gue mau curhat lo bilang kalau lo lagi sibuk sama kerjaan, eh taunya bukan sibuk karena kerjaan tapi malah sibuk tidur!" Bima menatap Robi tajam. "Lohh gue kan uda bilang gue baru aja tidur di sini, gue beneran sakit kepala, gak bohong. Emang kerjaan gue banyak juga. Kalah gak percaya yaudah tuh periksa laptop gue." Robi menyuruh Bima untuk memeriksa laptopnya. Bima berdecak kesal. Dia tak mau memeriksa laptop Robi. Bukannya berjalan ke meja kerja Robi untuk memeriksa pekerjaan Robi, Bima malah berjalan mendekati Robi, lalu langsung duduk di samping Robi. "Ckk, ngapain juga mesti gue periksa laptop lo? ogah gue, nambah nambahin kerjaan gue aja," ucap Bima. Robi tersenyum samar. "Huftt ... syukur deh kalau si Bima gak jadi periksa laptop gue. Aman deh gue jadinya, gue pikir dia gak jadi datang ke ruangan gue, makanya gue tidur aja. Kalau tadi dia ngomong nya jadi datang ke ruangan gue kan gue uda siap-siap untuk pura-pura banyak kerjaan." Robi bicara dalam hati. "Benar ngantuk gue, sumpah ngantuk banget. Uda senang si Bima gak mau ke ruangan gue, eh malah tiba-tiba muncul, dasar Jailangkung!!" Robi mengomel dalam hati. "Rob," panggil Bima pelan. "Apaan?N" tanya Robi ketus. "Ya elah, gue cuma panggil lo, bukan mau ngajak berantem, ngapain lo jawabnya ngegas?" tanya Bima kesal. "Lahh siapa yang ngegas? perasaan gue jawabnya uda biasa aja juga," elak Bima tak terima. "Gue mau curhat ke lo. Gue beneran uda gila nih, uda frustasi banget. Gue bingung mau ngelakuin apa, beneran deh." Bima menghela nafasnya kasar. "Iya, gue tau kok kalau lo setres. Perasaan dari dulu juga lo setres nya. Kenapa lo baru sadar sih?" tanya Bima Robi. Bima memutar bola matanya malas. "Lo bisa serius gak sih? gue beneran ngomong serius, kenapa sih lo gak bisa serius?" tanya Bima kesal. "Oohh iya sorry sorry, lanjut kalau gitu," ujar Robi dengan senyum terpaksa.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN