Sudah pukul satu dini hari, tapi Ivan belum bisa memejamkan mata. Penyesalan masih mengganggu pikiran. Kali ini, dia benar-benar kehilangan Gadis. Hanya karena ego yang tak mau mengalah, semuanya berantakan. Gadis telah menolak dicari. Artinya perempuan itu sungguh tak ingin hidup bersama lagi. Ivan mengambil ponsel yang ditinggalkan Gadis. Melihat panggilan terakhir dengan kontak yang diberi nama "Mertua Terbaik'. Laki-laki itu iseng mencari kontaknya sendiri. Dan, tersimpan dengan nama 'Malaikatku'. Nama yang menciptakan perih di hati Ivan. Air matanya jatuh tanpa bisa dicegah. "Maafkan aku, Dis. Malaikat ini tidak sempurna seperti harapanmu." Sesak semakin menyiksa batinnya. Dia pun meletakkan ponsel dalam lemari, menyimpan di laci kecil bersama cincin, kalung, dan kartu debit. Mesk

