Perginya Perempuan Baik

1154 Kata

Lima hari Ivan setia berada di samping mamanya yang terbaring lemah. Tak ada pembicaraan. Hanya ada tangisan penyesalan. Dia merunduk, menggenggam eram tangan mamanya sembari dikecup tanpa dilepaskan. Beberapa saat kemudian dia merasakan kepalanya diusap dengan gerakan lambat dan kaku. Ketika menoleh, dia mendapati mamanya hendak berbicara. Ivan mendekatkan telinga, lalu berusaha mencerna ucapan sang mama yang terbata-bata. Selesai menyampaikan wasiat, napas mamanya memburu. Dokter datang dan Ivan diminta menunggu di luar. Laki-laki itu duduk diam meski gelisah sedang merayap bebas dalam benaknya. Doa-doa terucap lirih, berharap Tuhan masih memberinya kesempatan untuk membahagiakan sang mama. Sungguh, jiwanya benar-benar terguncang melihat keadaan perempuan yang begitu berarti dalam hidu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN