7. Tantangan

1092 Kata
Suasana ramai dengan kasak-kusuk murid terlihat jelas di lapangan sekolah Vinilicia. Hari ini sekolah mengadakan upacara kemerdekaan sebelum memulai acara lomba lainnya. Teriakan komite kedisiplinan pun terdengar jelas. "ITU TOPINYA DI PAKAI! BUKAN BUAT KIPAS-KIPAS! BISA BARIS LURUS GAK? KENAPA MIRING GITU! ITU NGAPAIN MASIH DI KORIDOR, BURUAN BARIS! DASINYA DI PASANG WOY!" Vando menatap Ara dari barisannya sambil tersenyum. Matanya terus mengikuti ke mana pun gerak gadis yang sedang berteriak-teriak itu. "Selera lo benar-benar, Van," kata Ray sambil mengeleng. Entahlah, dia tidak tau harus prihatin atau apa dengan selera temannya itu. "Benar-benar maniskan," sahut Vando kalem tanpa mengalihkan pandangannya. "Manis dari mananya pe'a? Bikin telinga sakit iya!" ketus Ray. Cewek galak itu di bilang manis? Astaga! Otak Vando sepertinya benar-benar korslet. Ray bergidik saat Vando menatapnya dingin. "Err, kok tiba-tiba dingin banget yah?" Setelah upacara selesai, murid-murid mengikuti kegiatan lomba-lomba yang telah di siapkan panitia. Suasana pun kembali ramai. Sebagai panitia, Ara mengawasi setiap lomba agar berjalan lancar. Ara tersenyum melihat antusias murid-murid mengikuti lomba untuk meramaikan acara. Sekarang Ara sedang mengawasi pertandingan futsal antar kelas. Sekolah Ara mempunyai tim futsal yang cukup oke, yang selalu membawa piala saat mengikuti perlombaan futsal. Tim futsal sekolah mereka pun sudah di akui oleh sekolah-sekolah lain. Vando menatap Ara yang sedang mengawasi pertandingan futsal. Ia bangkit dari duduknya berniat menghampiri gadis yang berada di pinggir lapangan itu. "Mau ke mana?" tanya Ardo. "Biasa," jawab Vando sambil menunjuk dengan dagunya. Ardo mengangguk paham. Ia, Bima, dan Ray pun mengikuti langkah Vando. Mereka juga ingin melihat pertandingan futsal antar kelas itu. Ara masih tak menyadari keberadaan Vando dan kawan-kawan yang berada tepat di sampingnya. Matanya masih fokus ke jalannya pertandingan. Hari sudah menjelang siang. Pertandingan futsal terus berlanjut hingga akhirnya memasuki putaran final. "Kedua tim permainannya jelek! Taktiknya gampang banget dibaca!" seru Vando membuat cewek di sampingnya tersentak. Ara mendelik ganas ke arah Vando. Jantungnya masih berdentam karena kaget. "Lo ngagetin Alien!" "Lo nya yang terlalu serius, Nona," kata Vando kalem tanpa mengalihkan pandangannya dari pertandingan yang menurutnya membosankan itu. "Lo ngapain di sini sih?" seru Ara kesal. Vando menatap gadis di sampingnya lalu mendengus geli. "Nonton pertandingan futsal, Nona, lo gak liat?" "Tapi ngapain nontonnya di sini sih?" Vando menaikan alisnya. "Karena pertandingan futsalnya di sini, Nona." Ara memijat pelipisnya. Bicara dengan Vando benar-benar menguji kesabarannya. Apa salah pertanyaannya juga? Ara menghela napas dan menyerah. "Terserah lo aja dah!" kata Ara singkat. Ia sedang malas berdebat dengan Alien Sinting di sampingnya itu. Vando mendengus. Tumben sekali gadis di sampingnya itu mengalah. "Apa jangan-jangan--?" raut wajah Vando berubah menjadi cemas. "Lo lagi gak sakit kan, Nona?" Ara menatap Vando tajam. "Otak lo tuh yang sakit, Alien!" Raut wajah Vando berubah menjadi lega ketika gadis di sampingnya masih bisa membalas perkataanya, berarti Ara memang tidak kenapa-kenapa. Vando kembali memperhatikan pertandingan futsal di depannya. "Tendangannya terlalu lemah!" "Tim apaan tuh kok gak kompak gitu!" "Taktiknya benar-benar jelek!" "Salah tuh! Masa nendang bolanya kaya gitu!" "Astaga! Mereka benar-benar bisa main gak sih? Kok bisa masuk final?" "Benar-benar membosankan!" Bugh "Ugh, sakit, Nona! " protes Vando saat Ara tiba-tiba memberi bogem mentah tepat di wajahnya. "Kok lo nonjok gue sih?" "Lo berisik, Alien! Kenapa gak lo aja yang main? Lo sendiri aja gak ikut pertandingan futsal!" cibir Ara. Telinganya benar-benar panas saat mendengar Vando yang terus berkicau mengomentari pertandingan. Vando menaikan alisnya lalu melipat tangan di depan dadanya. "Kalau gue sama teman-temen gue main, kasian yang lain, Nona, bakalan kalah." "Jangan sok Dewa! Inget Alien! Di atas langit itu masih ada langit! Jangan terlalu berekspetasi, nanti jatuhnya sakit kalau gak sesuai kenyataan!" Ara mendengus saat mendengar ucapan Vando yang terlalu percaya diri itu. "Kalau lo emang merasa jago, coba lawan tim futsal sekolah kita aja!" Vando tertantang lalu tersenyum mengejek. "Hadiahnya apa, Nona, kalau gue menang? Kalau gak menarik, gue gak mau, ngapain buang-buang waktu dan tenaga!" Ara berpikir sejenak. Perkiraannya peluang Vando dan kawan-kawan untuk menang hanya sedikit kalau melawan tim futsal sekolah mereka. Point pentingnya, ia tak pernah melihat Alien Sinting itu bermain futsal di sekolah, jadi bisa saja Vando memang tak bisa bermain futsal. "Kalau lo menang, gue bakal jadi pacar lo, gimana?" Seringai Vando muncul membuat Ara menyesali perkataannya. Ara hanya berharap Vando dan kawan-kawan tak bisa mengalahkan tim jagoannya. Vando manggut-manggut. "Gue terima tantangan lo, Nona. Siap-siap jadi pacar gue, Nona," kata Vando sambil mengedipkan sebelah matanya membuat Ara ingin sekali menimpuk wajah Alien Sinting yang menyebalkan itu. Berita tantangan Ara sangat cepat menyebar. Pinggir lapangan pun mulai disesaki murid-murid yang ingin menonton pertandingan yang bakal sangat jarang terjadi itu. Tim Vando vs tim futsal sekolah mereka. Ara tadi sudah meminta Dayat, ketua tim futsal sekolahnya untuk bertanding dengan tim Vando. Ara sempat kaget saat Dayat menatapnya tak percaya walaupun akhirnya menyetujuinya. Perasaannya tidak enak, apalagi saat Dayat bilang bahwa dia tak yakin timnya akan menang melawan tim Vando. Pertandingan pun dimulai. Sebelum pertandingan dimulai tadi, Ara sempat melihat Ardo yang seperti sedang memberikan intruksi kepada timnya. Tim Vando terlihat sangat lihai memainkan bola di kakinya. Pertandingan terus memanas. Tim Dayat berkali-kali gagal memasukan bola ke gawang yang dijaga Bima. p*********n tim Vando pun di mulai membuat tim Dayat kewalahan. "GOLLLLLLL!" seru penonton saat Vando berhasil mencetak gol pertamanya. Pertandingan pun terus berlanjut, membuat Ara menatap tim Vando tak percaya. Pepatah don't judge by cover memang benar adanya. Dia bingung, bagaimana mungkin Vando dan kawan-kawan yang tak pernah terlihat bermain futsal atau pun olahraga lainnya bisa begitu mengagumkan ketika di lapangan? Sorak penonton kembali menggema. Ternyata tim Vando kembali mencetak gol lagi. Tim Vando tersenyum puas saat pertandingan selesai. Tim Dayat kalah telak 5-1. "Kalian memang hebat! Tim futsal akan selalu terbuka untuk kalian," kata Dayat saat berjabat tangan dengan Vando. Ia tau siapa yang dilawannya, makanya ia tadi mengatakan pada Ara agar tidak terlalu berharap. Vando mengangguk. "Thanks, tapi gue lebih tertarik sama mading." Vando berlari menghampiri Ara yang masih tak percaya dengan kenyataan. Vando langsung memeluk Ara lalu mengangkat dan memutarkan tubuhnya yang membuat tubuh Ara otomatis ikut berputat. "HUAAAAA! SEKARANG LO PACAR GUE NONA!!" teriak Vando dengan noraknya. "BERHENTI ALIEN! LO LEBAY!!" teriak Ara saat merasakan tubuhnya ikut berputar-putar. Vando mengacuhkan teriakan Ara, ia tetap berputar karena saking senangnya. "KEPALA GUE PUSING ALIEN!!" Vando langsung berhenti. Diturunkannya tubuh Ara dengan hati-hati dan melepaskan pelukannya. Tubuh Ara terhuyung saat menapakan kakinya di lantai koridor membuat Vando kembali merangkul pinggang Ara posesif. "Lo gakpapa, Nona?" tanya Vando cemas. Ia merasa bersalah saat melihat gadisnya memijit pelipisnya. "Kepala gue pusing, Alien Bodoh!" Vando mengusap lembut kepala Ara, membuat Ara menatapnya. "Sory, Nona," sesal Vando sambil memijit lembut kepala Ara lalu mengendong tubuh Ara di depan ala pengantin. “Huaaaaaa! Turunin gue, Alien Sinting!" Ara kembali berteriak saat tiba-tiba tubuhnya di gendong. "Lo ngapain gendong gue, Alien?!" Vando hanya tersenyum dan mengacuhkan teriakan gadis yang digendongnya itu. Raut wajahnya tambah sumringah saat Ara mengalungkan tangannya di lehernya ketika ia melangkah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN