Sarena masuk ke ruang kerja suaminya, Sarena berdeham dan tersenyum menatap suaminya itu. Jeffry mendongak dan melihat istrinya datang. Jeffry menghela napas halus dan berkata, “Kamu kenapa terus kemari?” tanya Jeffry. “Aku mau makan siang denganmu,” jawab Sarena. “Harus dan wajib kah makan siang denganku? Aku banyak pekerjaan,” geleng Mas Naren. “Aku hanya ingin makan siang bersama kamu, Sayang,” jawab Sarena lagi, berusaha tak marah dan tak kesal dengan jawaban suaminya. Ia harus mendekati dan meraih Jeffry dengan hati yang tenang, ia tidak boleh berkoar-koar. Sarena duduk diam di sofa, lalu membuka rantang yang ada isinya. Sarena menoleh dan berkata, “Ayo kita makan siang dulu, sesibuk apa pun kamu jangan pernah lupa makan siang.” Jeffry akhirnya mengalah, ia tidak ingin mengatakan

