"Maafkan aku. Tolong maafkan Mamaku. Aku benar-benar tidak tahu apa yang ada di pikirannya sampai Mama berbuat begitu." Moza terdiam mendengar permohonan maaf penuh ketulusan itu. Lelaki yang pernah hadir dan berbagi kasih dengannya, kini tampak tertunduk menangis. Membuatnya sontak mendongak ke arah suaminya yang juga diam memerhatikan, sembari merangkul mesra pundaknya. Baru saja mereka bicara sebentar, seorang tamu tak disangka datang dan mengatakan ingin bertemu. "Ibumu menculik istriku. Kaupikir aku akan melepaskannya begitu saja? Kami juga tidak bisa memaafkannya. Sebaiknya kau pulang sekarang dan jangan mengganggu istriku lagi. Kemasi barang-barangmu dan pindah dari rumah itu. Secepatnya." Intimidasi Darren perlihatkan pada lelaki yang menjadi saingan cintanya. Dia ingin menunju

