Rendy My First Love
Hy guysss... kenalin nama gue Dea, bukan Dealova. Gue masih 15 tahun, dan sekarang gue masuk SMA. Kalian tau kan gimana rasanya jadi anak SMA, tau kan tau kan. Deg degan lah pasti nya. Apalagi kalau jumpa cowok ganteng di sekolah, aaaa pasti seru banget. Sama lah kayak aku, secara aku jumpa sama cowok yang super duper kiuuutt banget.. asli ganteeengg kalii. Jadi namanya Rendy, dia anak Kelas XI-Mia 1, kebetulan Kak Rendy ini salah satu anggota OSIS yang juga ikut ngospekin kita anak-anak baru kelas X. Jadi gue jatuh cinta pada pandangan pertama. Lagian dia kiiiuutt banget, plus pony nya yaaa ammmpuuunnn bikin geeemeeeesss.. hehe.
Jadi gue ketemu kak Rendy pertama kali waktu gue mau ke kantin, kita berdua nggak sengaja hampir tabrakan, untung aja sih nggak ke tabrak kalau nggak gue bisa keciprat air minum nya dia. Kebetulan waktu itu gue mau ke kantin sedangkan dia mau balik ke ruang OSIS dari kantin. Mungkin karena dasar nya gue suka plengak plengok kalo lagi jalan ya gue nggak lihat jalan, alhasil gue hampir aja nabrak dia.
"Eh kak, sory kak, sorry tadi aku nggak sengaja kak"
"Kamu bagaimana sih? Makanya kalau jalan itu jangan ngelamun, ntar kalau minuman aku tumpah terus kena baju kamu gimana? Aku nggak mau loh di suruh tanggung jawab padahal kamu yang nggak ngeliat jalan"
"Iya iya kak, maaf kak, lain kali aku bakalan lebih hati-hati lagi kalau jalan"
"Ya udah awas sana aku mau ke ruang OSIS. Baru hari pertama aja kamu udah buat kesalahan gimana nanti? Heh dasar anak baru"
"Iya kak maaf" baru aja mau menikmati pemandangan bagus eh malah hilang mood karena dia nya agak galak. Ya walaupun ada benar nya juga sih apa yang dia bilang. Kan aku juga yang salah. Tapi galak juga ya dia. Hmm.
Jadi itu pertemuan pertama kami, habis itu masa ospek selesai aku resmi jadi siswa SMAN 01 Siberut Selatan. Ya jadi gue lahir sampai besar di Pulau Siberut, pulau kecil terluar Indonesia, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Tempat yang terpencil dan susah untuk di jangkau. Karena satu-satunya akses dari Padang ke sini itu cuman lewat kapal. Dan kalau mau ke Mentawai walau dari mana pun kalian emang harus lewat Padang. Jadi nggak bisa misal dari Jakarta langsung Mentawai, nggak bisa harus Padang dulu, habis itu naik kapal baru ke Mentawai.
Mama sama Papa aku sebenarnya merantau hampir 20 tahun, jadi mereka berdua sama-sama nyari kerja dulunya ke sini waktu tahun 1999. saat itu mereka berdua masih lajang. 5 tahun bekerja di Mentawai akhirnya mereka jumpa dan saling jatuh cinta lalu mereka memutuskan untuk menikah di tahun 2007, setahun kemudian lahir lah aku Margareta Dea Pasaribu, tepatnya 12 November 2008. Hehe, wanita cantik imut rajin dan suka menabung, di sayang Mama di sayang Papa dan anak Tuhan Yesus. Hmm.
Ok itu perkenalan singkat tentang aku, kita fokus ke Rendy yah. Jadi gimana sih ceritanya kok Rendy bisa jadi cinta pertama ku? Ok jadi gini ceritanya. Setelah pertemuan kami di kantin, aku sering berpas Pasan dengan Rendy di koridor sekolah, kadang aku juga sering lihat dia kalau lagi olahraga di lapangan, kadang dia juga aktif latihan musik di ruang musik, dia juga aktif di setiap kegiatan sekolah yang di adakan oleh OSIS. Intinya Bang Rendy ini anaknya aktif kali, dan dia juga cukup populer di sekolahan. Banyak juga yang suka sama nya. Ya gimana nggak di sukai banyak orang, jelas seganteng itu, rajin pintar lagi. Siapa pula yang nggak tertarik. Tapi walaupun demikian bang Rendy ini nggak suka bergaul dengan banyak orang dan sedikit jutek. Karena sesuai pengamatan ku teman nya itu itu aja. Baik di sekolah maupun di luar sekolah yang nongkrong sama nya cuman itu itu aja orang nya. Padahal yang mau dekat samanya itu banyak. Tapi dia selalu nolak cewek. Padahal hampir semua cewek yang sekolah di sini suka sama nya dan pengen kali lah jadi pacarnya. Tapi dia nggak pernah ngerespon. Karena gue sering lihat reaksi nya yang biasa aja kalau ada cewek yang suka sama nya, yaa gue jadi biasa aja kalau lagi di dekat dia. Padahal kami sering nggak sengaja duduk berdua kalau lagi di perpus, kadang dia juga satu meja sama ku kalau lagi di kantin, dan banyak lah kenangan-kenangan yang sebenarnya buat aku baper, tapi ku anggap biasa aja. Soalnya aku nggak mau sakit hati nanti kalau ternyata Bang Rendy nggak punya perasaan apa-apa sama ku.
Hingga suatu hari guysss.. sepulang gereja dia datang menghampiriku.
"Kamu setelah pulang gereja mau kemana?"
Gue kaget dong, nih anak kok bisa ya tiba-tiba ngajak gue ngobrol. Padahal as long as we know each other dia nggak pernah nimbrung sama gue. Terus tiba-tiba nggak ada angin nggak ada hujan dia nyapa gue duluan. Gue hampir aja jantungan. Serius.
"Kamu nanya aku?"
"Nggak mungkin lah aku nanya kuntilanak"
"Kali aja"
"Oh berarti Kunti nya udah di baptis ya"
"Hah?"
"Kuntilanak ke gereja"
"Oh astagaa.. hahaha. Garing ya.. kamu mau ngelawak ya"
"Nggak, aku cuman nanya kamu habis pulang dari gereja mau ke mana?"
"Oh, nggak kemana-mana sih"
"Oh mau nemenin aku jalan nggak?"
"Ini serius? Kamu nggak bercanda kan?"
"Buat apa aku bercanda?"
"Mana tau kan, lagian tumben banget ngajak aku keluar. Aneh aja sih denger nya"
"Lagi pengen aja. Kamu mau nggak, kalau nggak ya nggak papa, aku pergi dulu ya"
"Eh Ren, tunggu, aku mau"
Gila ya ni cowok.... main ninggalin aja. Baru juga mau baper eh dia malah mau ninggalin gue. Susah payah gue nyamain langkah kaki dengan Rendy, akhirnya gua bisa juga jalan seiringan dengannya. Gue nggak tau mau di bawak kemana, hingga akhirnya kita berhenti di suatu tempat yang belum pernah gue kunjungi, padahal gue asli orang Siberut. Kok bisa ya gue nggak tau tempat ini, mana pemandangan nya indah lagi, gokill.. sumpah..
"Ren ini serius masih Siberut?"
"Masih lah!"
"Kok aku baru tau ya ada tempat yang kek gini di sini, cantik banget"
"Kamu juga"
"Hah?"
"Apa?"
"Nggak papa"
Gue nggak salah dengar kan barusan. Ya pengen aja sih baper tapi udah ah, bodo amat, kali aja pendengaran gue yang eror.
"By the way lho masih jomblo nggak?"
"Siapa? gue?"
"Iya kalik gue nanya ke kuntilanak"
"Tumben lo nanya begituan! Emang kenapa?"
"Nggak papa. Just want to ask u"
"Iya gue masih jomblo, kenapa emang?"
"Berarti bisa dong kalau gue jadi pacar lho"
Deg.. again, aku nggak salah dengar kan?.. demi apa coba, berbulan bulan gue cuman bisa jadi penggemar rahasianya dan sekarang nggak ada angin nggak ada hujan dia nembak gue. Di tempat seindah ini.. seriously.. Oh God...
"Are u sure?"
"Yes i'm sure"
Oh my God, mana wajahnya manis lagi... meleleh nggak tuh...
"I think i've got heart attack"
"Kenapa?"
"Mendadak"
"Kamu nggak papa"
"Rendy lho nggak bercanda kan?" saking nggak percaya nya gue, gue tepuk pundaknya dengan pandangan t***l.
"Culun banget sih, itu doang udah salting"
"What.."
"Iya biasa aja lagi. Kalau lho mau kita jadian, kalau nggak ya udah nggak papa, gue cari yang lain aja"
"Emang lho suka sama gue?"
"Iya lah, kalau nggak ngapain gue nembak lho"
"Sumpah?"
"Iya De..."
"Since when?"
"Sejak lho nabrak gue" dia ngomong kek gitu sambil nahan tawa, abis itu senyum-senyum sendiri. Makin imut tau nggak.
"Sumpah lah ya"
"Apa sih Dea. Lagian ya udah simpel aja, Lo mau kita jadian, kalau nggak ya udah nggak usah"
"Gua mau lah, mana mungkin gue nolak Lo sedangkan Lo itu cowok yang gue demen dari dulu. Sejak MOS"
"Jadi Lo mau jadi pacar gue?"
"Mau"
"Serius?"
"Hemm"
"Makasih.."
aaaaa... Soo sweet banget sumpah... Rendy narik badan gue ke pelukannya, habis itu kita berdua pelukan.. yapppp... aaaa... gila yaaa.. gue nggak nyangka kalau kita bakalan jadian secepat ini..
Setelah hari kita jadian, gue sama Rendy pacaran sampai gue tamat SMA. Dan sekarang pun masih, kita berdua kuliah di kampus yang sama, dengan jurusan yang berbeda. Bahkan rencana nya kita bakalan nikah setelah gue lulus kuliah. Hmm manis banget.. well sampai di sini dulu ya kisah gue. Ntar kapan kapan gue bakalan cerita lagi deh tentang hubungan gue sama Rendy, selama kita kuliah. Well see you guyss.