Bab 4

828 Kata
Sekarang Ferel dan Dinda menuju ke sekeloh.  Murid-murid yang ada disekolah Ferel dan Dinda nggak ada yang tahu bahwa mereka adalah sepupu. Didalam mobil Dinda ingin mengajak Ferel untuk belanja. Dinda memintak pendapat Ferel tentang dimana tempat belanja yang bagus, Karena Alana saat didesanya nggak pernah belanja kekota dan nggak tau mana tempat yang terbaik untuk belanja. Dinda juga nggak seperti cewek kota lainnya yang sering pergi shopping. " Rel. Lo tau nggak dimana tempat belanja yang baik disini?" Tanya Dinda. "Tumben Lo nanya tentang tempat belanja yang bagus? Biasanya kan Lo ngak mau keluar dan Lo biasanya kayak beruang yang hibernasi di dalam kamar Lo." Ferel yang nggak menyangka dengan pertanyaan Dinda. Apa yang diucapkan Ferel emang benar tetapi ada alasan kenapa Dinda tidak mau keluar. Alasannya yaitu karena Kirana pernah mengatakan kepada Dinda kalau Bara itu suka cewek yang selalu ada dirumah dan nggak suka keluar, oleh karena itu Dinda yang asli nggak mau keluar seperti remaja lainnya. Sekarang Dinda itu sudah nggak ada lagi dan sekarang muncul Dinda yang baru yang akan merubah kepribadian Dinda yang sebelumnya. Dinda yang saat ini nggak akan mau jadi Dinda yang lama. Dia akan mengubah sifat buruk Dinda kearah yang lebih baik, sehingga nggak ada yang berani meremehkan Dinda lagi. "Emang kenapa? emangnya gue nggak boleh pergi belanja gitu?" Tanya Dinda dengan sinis. " Lagian uang di ATM gue brontak pengen keluar." Sombong Dinda. "Sok-sokan gaya Lo pengen brontak, bilang aja Lo mau beli hadiah buat kakak kelas Lo yang Lo suka itukan, kalau ngak salah namanya si bara-bara si ketua OSIS yang sok banget baik padahal amit-amit." Ucap Ferel melihat kearah Dinda untuk mengetahui ekspresi Dinda, saat dia menjelekkan orang yang Dinda suka.  Ferel tau kalau Dinda suka Bara, karena nggak sengaja melihat buku diary Dinda pada saat Ferel masuk ke kamar Dinda. Dinda yang nggak mau indentitas nya dicurigai, kalau dia bukan Dinda yang asli. Dia pura-pura marah kepada Ferel. "Apa kata Lo, Lo jangan sok tau ya. Lagian namanya Bara." Protes Dinda. " Bukan Bara-bara. Lagian kak Bara itu  sangat.... Sangat ganteng dan badannya waduh kayak dalam seragamnya banyak roti sobeknya." Jelas Dinda yang pura-pura marah dan Dinda nggak lupa melototkan matanya kearah Ferel agar ektingnya berjalan dengan lancar. "Dan nggak kayak Lo yang kurus kerempeng dan mukin di dalam seragam Lo ngak ada roti sobeknya." Dinda yang meremehkan Ferel. "Tunggu ya Lo saat sampai parkiran nanti, coba Lo lihat badan gue." Ferel yang nggak terima perkataan Dinda  yang mengatakan kalau badannya kurus kerempeng dan tidak ada roti sobeknya. "Ya. gue tunggu." Balas Dinda santai. Dinda membayangkan bagaimana kalau nanti Ferel benar-benar melihatkan badanya "nanti kalau dia lihat mata suci gue terneoda dong tapi kalau nggak lihat rugi dong ya. Kalau dipikir-pikir  badannya Ferel sangat bagus jadi nyesel  gue menghinanya" ucap Dinda dalam hati dan melihat kearah perut Ferel. Saat sampai ke sekolah Dinda masih melamun dan melihat kearah perut Ferel yang nggak tau kalau dia sudah sampai di sekolah. Dinda baru sadar saat Ferel memanggil nya dan menepuk pundaknya. " Dinda...Din..Din" panggil Ferel sambil menepuk pundak Dinda. "Kenapa Lo?" Tanya Ferel. "Emang kenapa?" Balas Dinda yang kembali sadar . "Owh, gue tau ni pasti Lo sekarang sedang melamun kan membayangkan tubuh gue." Jelas Ferel dengan senyum jahil. " Sini gue lihatkan sama Lo." Lanjut Ferel yang mengangkat seragam sekolahnya. "Apaan sih Lo." Ujar Dinda seketika langsung menutup wajahnya dengan kedua tangan namun terlihat sedikit mengintip disela-sela jarinya, wajahnya jelas terlihat sedang tersipu malu saat itu. direntangkan dan matanya masih melihat kearah perut Ferel yang six packs itu terlihat sexy bukan? .wkwkwk. "Cepat tutup perut Lo lagi" lanjut Dinda. "Iya..iya...iya." Balas Ferel sambil menurunkan seragamnya tadi " Dan soal belanja tadi gue akan nemanin Lo." Lanjut Ferel sambil turun dari mobil.  Dan Dinda juga turun dari mobil Ferel.melihat Dinda yang turun dari mobil Ferel. Banyak bisikkan yang meraka dengar, karena Ferel termasuk salah satu most wanted disekolahnya. "Adu kenapa raksasa keluar dari mobil pacar gue" bisikkan yang mereka dengar setelah turun dari mobil. "Nenek lampir datang" " Bagus selama dua hari kemaren dia tidak datang eh sekarang malah datang lagi mencemari sekolah aja." "Entah kenapa Kirana mau berteman dengan si beruang" Dan masih banyak bisikkan yang menghina Dinda yang mereka dengar. Dinda yang mendengar bisikan tersebut sedikit muak tapi dia cuek aja dan terus melangkah kearah kelasnya dan yang diantarkan oleh Ferel. Ferel yang tadi juga mendengar bisikan dari mereka tentang sepupunya dari parkiran sampai menuju kelas Dinda membuatnya muak.  Ferel melirik Dinda yang nggakak terpengaruh oleh bisikan mereka dan biasa aja. " Nggak usah marah, Lo lihat aja beberapa bulan lagi mereka yang mengatai gue akan berubah memuji gue." Ucap Dinda ke Ferel sambil tersenyum misterius. "Ya udah Lo masuk kelas sana." Suruh Ferel yang mengabaikan ucap Dinda tadi dan nggak percaya dengan ucapan Dinda. " Dan gue mau kekelas gue dan kalau nanti ada masalah Lo telpon gue aja." Lanjut Ferel. Dinda tahu kalau Ferel disekolah orangnya nggak banyak bicara dan gampang terpancing emosi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN