bc

PERWIRAKU untuk Hanna

book_age18+
1
IKUTI
1K
BACA
fated
bxg
lighthearted
office/work place
like
intro-logo
Uraian

Hanna adalah wanita bekerja di bidang kesehatan bertemu dengan seorang pria dingin yang sedang patah hati, tetapi Hanna di dekati pria posesif denganya. Hanna wanita yang sangat cuek tapi dia selalu membuat orang bahagia di sekelilingnya dengan perkataan,perbuatannya. Tapi dibalik sikap cueknya mampu meluluhkan hati Ryan.

chap-preview
Pratinjau gratis
BAB I Lepas dari Pria Obses
Aku berlari dari parkiran motor sampai gak tau kemana, tasku tertinggal dimotor. Aku sembunyi di perpohohan satu persatu di jalan, sampai mereka arah lain aku kembali lari dan mereka mengejarku. Aku masuk sebuah cafe . "Bang tolong aku, aku di kejar pria psikopat ucapku." Semua dalam cafe memandangiku, tidak banyak hanya beberapa pria saja disana. " Kamu adiknya Devan kan? Ucap seorang pria." "Ia kak, please! Tolong aku ucapku." "Kamu masuk, di bawah meja bar ,biar kami yang tangangi nanti ucap pria itu." Gak berapa lama masuk 3 orang pria, mereka bertanya-tanya pada pengunjung Cafe tersebut. " Ada lihat wanita ia kemari ucap Leo sambil menunjukan foto." "Tidak melihat kami, karena belum ada pengunjung wanita yang masuk kesini ucap seorang Pria." Mereka dengan kesal,langsung pergi begitu saja. "Uda bro, kenapa loh segitunya ma cewek ini, banyak yang lainnya ucap teman Leo." "b******k, cuma dia yang ku mau ucap Leo dengan menatap tajam temannya." " Yuk balik, kasihan tu cewek ketakutan karena loh, bisa bagus-bagus tadi ucap satunya lagi." "Gimana lagi,aku Uda berjuang dia tetap cuek, cara harus gak bisa, ya kasarlah ucapnya sambil keluar Cafe tersebut. Gak berapa lama aku di suruh keluar dari persembunyian, kata mereka sudah aman, mereka sudah pergi. "Duduk dik,ucap seorang pria." Pelayan Cafe membawakan air putih, aku dengan tangan bergetar langsung meminumnya. "Makasih ya abang-abang semua, aku lupa bawak ponsel aku, sepertinya masih tergantung di motor aku, karena terburu-buru menghindari mereka ucapku sambil juga menceritakan kronologinya." Terdengar suara pria," Devan adik ku di Cafeku, kesini jemput dia, nanti kami ceritakan ucap seorang Pria dengan ponselnya." Gak nunggu berapa lama bang Devan dan bang Angga datang. "Hanna, kenapa kamu ucap bang Angga." Aku tidak menjawab hanya memeluk mereka dengan menangis. Di cafe itu adalah teman Kak Devan semua, mereka menceritakan semuanya. "Makasih Bro, kalau gak ada kalian gak tau nasib adikku , thanks sambil menyalami semuanya." "Sama-sama kamipun gak suka lihat wanita di kasarin seperti itu, aman itu semuanya ucap teman bg Devan. " Pamit dulu bro, makasih semuanya ucap Bg Devan." Kami meninggalkan cafe, Bg Angga langsung diantar ke rumah sakit Magang aku untuk mengambil motor aku yang masih terparkir disana, sedangkan aku dan Bang Devan langsung pulang dengan mobilnya. " Kakak bilang apa, Uda di antar aja, mulai besok-besok gak ada pergi naik kendaraan sendiri ucapnya sambil ngomelin senjang jalan sampai kerumah." Sesampainya dirumah aku langsung kekamar mandi buat mandi, sekalian membersihkan bajuku yang terkena noda darah dan tumpahan kopi dicafe tadi. Selesai mandi aku langsung makan, karena rumah ini sepi sepertinya Mama Papa lagi keluar kota jadi aman tidak double Omelan. Bg Devan dan Bg Angga Uda balik ke bengkel mereka, lagian mereka juga tidak pulang kemari, Bg Angga tinggal di bengkel,sedangkan Bg Devan pulang kerumahnya sendiri gak mungkin ninggalkan istri dan anaknya aku sedikit legah. Suara bel berbunyi dan Bi Imah langsung membukakan pintu. Ternyata yang datang Bg Devan,Istri,anak dan Bg Angga. "Tante cantik aku bakal tinggal disini sampai Oma pulang ucap Dion sambil tersenyum." " Tungir, jangan cengengesan gitu, bakal saingan nih ucapku." "Kakak ipar cantik ,bawak apa itu ucapku." " Gak usah ngerayu, kami masih kesal denganmu Ucap Bg Devan." " Ih mas kok gitu, ini untuk kamu buatan Kakak ucapnya sambil nyerahin paperbag mata Kakak Ipar masih melototi Bg Devan." Bg Angga langsung masuk ke kamarnya, di ikuti dengan mereka semua untuk melekatkan barang bawaannya. Aku sibuk bermain dengan Dion, karena aku yang jahil sebelum ada suara tangisan bocah 3 tahun tersebut aku belum mau berhenti bermain dan menggarainya. Rumah yang biasanya sepi, suara tawa kami dan suara tangisan Dion menambah keramaian rumah ini. " Ini tasmu, isinya batu ya berat sekali ucap Bg Angga." "Enak aja Batu, sini mau cek ponselku ucapku." Aku berjalan ke kamar sambil rebahan, serasa habis ikut lomba lari pegal semua rasa kakiku. Aku cek ponselku beberapa grup dari teman kuliah dan ruangan tempat aku magang. *** " Devan itu teman sekolah dulu, ya kalian paling satu setara ma Angga adiknya ucap Riko." " Bg Devan yang punya bengkel? Yang kalau disekolah SMK ikut paskibra juga ucap Riyan." "Betul, kok adiknya manis ya? Kakaknya sangar-sangar gitu, tapi kasihan juga tadi cowok Gilak tadi , segitunya, bukan cinta itu Uda obses ucap Riko." "Sih Riyan gak jadi curhat dia, terdiam saat kejadian tadi ucap Irwan sambil ketawa." "Gimana mau curhat,Uda kepotong ma kejadian tadi ucapnya." " Jadi, loh beneran gak jadi nikah ma Dita, lamaran paling sok kayak raja ratu lagi ucap Irwan." "Sialan loh, ia gak jadi , berkas pernikah kantor Uda siap, dia milih Om-om teman ucapnya." "Om-om siapa? Ucap Riko mulai penasaran." "Itu ,temannya Om Rudi, yang kadang ikut nongkrong sama kita di Cafe Lusi ucapnya dengan lesu." " Seganteng ini akan ketikung, Uda ganteng ,mapan, eh di selingkuhin ucap Irwan." " Semangat,bro dari dia ntar loh dapet, gak usah galau kali ucap Riko. " Mau tambah minuman gak, ucap Irwan." " Din, ambilkan lagi wine di dalam ucap Riko kepada pegawai Cafenya." Riyan dan lainya pindah ke dalam ruangan privat, karena minum alkohol takut menganggu pengunjung lainya. Mereka akhirnya ketiduran semua di dalam ruang tersebut. Riyan saat ini ambil cuti, terlebih mau pergi sekolah lagi untuk kenaikan pangkatnya. Pukul 16:00 wib Hanna terbangun dan langsung membereskan tempat tidur. Sedikit melirik dari jendela kamar. Sepertinya lapangan voli samping rumah sudah ramai dengan pemuda-pemuda untuk bermain. Bg Angga berjalan juga menuju lapangan, di ikutin bocil kematian bersama Ayah dan bundanya. "Han, ayok turun, ikut nonton juga ucap Kak ipar." "Ok, tunggu bentar ucapku sambil ganti pakaian." Sesampainya di lapangan voli kami melihat mereka latihan buat tanding besok dengan anak kompleks sebelah. Tingkah kocak dilapangan voli oleh Rusma, biasa dipanggil Ruru, seperti wanita tingkahnya buat suasana ramai dilapangan. Aku sama bocil terbahak-bahak dengan tingkah konyolnya, " kalau kamu tingkahnya kayak gitu tak jitak palamu ucapku ke Dion." Permainan selesai setelah terdengar suara sholawat di mesjid berbunyi. Mereka pulang kerumah masing-masing. Seperti biasa habis nonton voly banyak kantong keresek kami tenteng, karena berjejer jualan makanan, ada bakso bakar, rujak ,es cream dan lain-lainnya karena penonton bukan dari kompleks rumah aja, warga-warga lain juga ada yang ikut main voly, nonton atau kecaperan dengan pemain cowok atau ceweknya. Selesai makan malam kami baru menikmati jajan yang kami beli dari lapangan tadi, membiasakan Dion setelah makan baru boleh jajan takutnya habis makan jajan gak mau makan nasi. *** Di lain hal, Riyan yang terbangun langsung pamit pulang kerumahnya, karena hari sudah mulai gelap, terlebih sudah ada janji besok untuk ikut temannya bermain Voli di kompleks Citra Arum. Sesampainya dirumah dia mandi mengurangi bau alkohol di tubuhnya, sebentar lagi Mama Papanya pasti pulang kerja. Dia juga beli jus lemon untuk menetralisir alkohol semenjak perjalanan pulang kerumah. Selesai berpakaian dia langsung ke meja makan karena Mama Papanya sudah menunggunya, saat dia mandi orang tuanya sudah sampai kerumah. Untung gak telat,bisa-bisa di omelin Mama aku pulang dengan keadaan mabuk ucapnya dalam hati. Selesai makan dia kembali kekamarnya untuk cek ponsel dan menonton TV.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Pacar Pura-pura Bu Dokter

read
3.1K
bc

Jodohku Dosen Galak

read
31.0K
bc

(Bukan) Istri Simpanan

read
51.1K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
10.2K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
35.7K
bc

Desahan Sang Biduan

read
53.9K
bc

Silakan Menikah Lagi, Mas!

read
13.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook