*Membaca Al-Qur'an lebih utama* Dengan memberanikan diri, Aji menerima panggilan dari ayahnya. Ia sedikit menjauh dari Dita dan Agil. "Assalamualaikum, halo Pak." "Waalaikumsalam, Aji. Kalian di mana? Kok rumah sepi." Sapa ayahnya to the point dari sana. Aji menahan nafas sejenak, berusaha mengurangi ketegangan dan merilekskan tubuh sebelum menerima kemarahan dari orang tuanya. "Aji sama yang lain di rumah sakit, Pak." Jawab Aji pelan. Terdengar kepanikan dari sana, terlebih ibu nya yang mungkin bisa mendengar ucapannya tadi. "Siapa yang sakit, Aji?" Aji agak terdiam cukup lama. Matanya menatap ke arah sang istri yang tengah memangku Arsya dan sesekali mengajak bocah itu mengobrol. Lalu kembali fokus sang telpon genggam yang ada di tangannya saat ini. Tidak ada pilihan lain sela

