Prince of Daxiang

1244 Kata
Sebelas tahun silam… Pemerintahan tahun ke-19 Kaisar Zhonghui. Langit fajar di ufuk timur nampak kemerahan, matahari masih malu-malu menampakan dirinya, suasana di sekitar istana Liaoning masih sepi, hanya sesekali terlihat penjaga istana mondar-mandir berkeliling di sekitar istana Liaoning, Tahun baru baru saja berlalu dua hari yang lalu, dekorasi di sepanjang Istana Liaoning masih dipenuhi dengan ornamen-ornamen dan hiasan berwarna merah yang menggantung di setiap sudut bangunan, semakin memperlihatkan kemegahan dan keindahan Istana Liaoning. Di antara remang-remang suasana, nampak sesosok bayangan hitam melesat dari satu tempat ke tempat lain, sesekali ia berjalan perlahan mengendap-endap kemudian berhenti dan bersembunyi dibalik tembok pafiliun saat beberapa orang penjaga istana lewat sepersekian detik kemudian ia sudah melompat hingga ke atap bangunan istana. Dibawah pantulan cahaya bulan yang mulai memudar nampakklah sosok pemuda pemilik bayangan tadi, memandang sekeliling mencoba mencari jalan aman untuk menuju ke arah luar istana. Pintu gerbang istana yang menjulang tinggi dijaga sangat ketat oleh pasukan pengawal istana, jadi mustahil baginya untuk melewati gerbang itu tanpa ketahuan, Akhirnya ia memutuskan untuk melewati tembok sisi timur istana, meskipun sama-sama dijaka namun penjagaan tak seketat penjagaan di gerbang istana. Dari gerak-geriknya nampaknya ia sudah sangat hafal dengan seluk beluk istana Liaoning. Gerakannya sangat lincah tubuhnya ringan, ia melompati pagar-pagar yang memisahkan satu paviliun dengan paviliun yang lain kemudian melompat lagi dan dalam sekejap ia sudah berpijak di atap salah satu bangunan istana, melompat dari satu pijakan ke pijakan lain tanpa menimbulkan suara, dari gerakannya jelas terlihat bahwa pemuda itu memiliki qinggong yang mumpuni. Tiba-tiba… Brakk!! Pemuda itu jatuh terjerembab, menimbulkan suara yang cukup keras. Ah Sial! Hujan deras yang turun semalam nampaknya membuat bangunan-bangunan di sekitar istana Liaoning menjadi basah dan licin membuatnya kehilangan keseimbangan dan jatuh diatas rerumputan salah satu halaman belakang Istana Timur. “Siapa disana!” seorang pengawal mendengar suara tadi spontan menoleh dan berteriak, memecah keheningan. Suasana sunyi seketika berubah menjadi ramai, penjaga istana berbondong-bondong mendatangi arah suara. Dalam sekejap pria muda berpakaian gelap itu sudah dikelilingi sejumlah penjaga yang dengan sigap menodongkan tombak ditangan mereka ke arah pemuda itu, membuatnya tak bisa berkutik. “Tunggu tunggu! aku bukan penyusup!” Pemuda itu buru-buru menjawab. Wajah tegang para penjaga itu seketika berubah kaget ketika mengetahui siapa sosok pembuat kehebohan barusan. ”Pa—pangeran Li Xian? Yang Mulia pangeran apakah itu anda?” tanya salah seorang penjaga sambil mengucek-ngucek matanya. Setelah menyadari siapa pemuda tersebut spontan pengawal-pengawal itu menarik tombaknya mundur dan segera berlutut. “Ampuni kelancangan kami pangeran, tapi…apa yang sedang anda lakukan pangeran?” tanya seorang pengawal, dari pakaiannya terlihat bahwa pengawal itu memiliki posisi lebih tinggi daripada pengawal yang lain. Ditengah-tengah kehebohan malam itu mustahil bagi sang penghuni istana timur tak mendengarnya, begitu mendengar kehebohan di luar ia bergegas mengenakan jubahnya dan berjalan ke arah halaman belakang istana timur dan melihat para penjaga sedang berkumpul dan seorang pemuda berada di tengah-tengah pasukan ini. “Ada keributan apa ini?” Begitu melihat putra mahkota Li Zixuan mereka segera memberi salam, dan sesaat kemudian mereka kembali fokus ke arah pemuda yang membuat keributan malam ini. “Li Xian? Apa yang sedang kau lakukan petang-petang begini?” “Taizi…Aku hanya..mmm hanya sedang jalan-jalan mengelilingi istana saja, udara pagi ini sangat sejuk bukan? Ha ha ha ha!” Mendengar jawaban pemuda itu semua pengawal hanya diam tertegun. Jalan-jalan keliling istana pagi buta begini? di atap istana? dengan pakaian seperti itu? para pengawal bertanya-tanya didalam hati tapi tak berani menanyakan langsung kepada sosok di depan mereka, sementara putra mahkota hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak lama kemudian keramaian itu bubar, si tersangka kehebohan pun kembali ke paviliunnya sambil tak henti-hentinya mengutuki kecerobohan dan kebodohannya sendiri. Huh alasan bodoh macam apa yang barusan kukatakan barusan, bayi yang baru lahir juga tahu kalau aku berbohong. *** Matahari sudah mulai naik, sudah menjadi rutinitas sehari-hari pangeran dan putri kerajaan untuk memberikan salam pagi kepada kaisar dan permaisuri di Paviliun Yunan, kediaman kaisar. “Kami menghaturkan salam kepada Fu huang dan Muhou .” Sapa para pangeran dan putri serempak sambil ber-kowtow kepada kaisar dan permaisuri. “Bangunlah.” Jawab sang Kaisar, tak lama kemudian kaisar menatap ke arah salah satu putranya, pangeran kelima. “Xian er, aku mendengar berita kegaduhan pagi ini, apakah tidak ada yang ingin kau laporkan padaku?” Pertanyaan tak terduga kaisar spontan membuat semua mata tertuju pada satu orang. “Uhuk..uhuk.” Putra Mahkota Li Zixuan terbatuk-batuk memberikan kode untuk pemuda yang berdiri tak jauh darinya tersebut. Li Xian mengernyitkan dahinya, memasang muka tak bersalah dan kemudian berkata, “Fu huang, kegaduhan apa yang anda maksudkan.” Mendengar jawaban tersebut Putra Mahkota Li Zixuan menyikut lengan Pangeran Li Xian yang berdiri disampingnya. Li Xian kemudian buru-buru menjawab, “Oh! tadi pagi….itu hanya kesalahpahaman saja, aku hanya sedang jalan-jalan keliling istana saja Yang Mulia.” “Ha ha ha kau pikir para penjaga istana ini dungu, kau melompat dari satu dinding ke dinding istana lain sambil mengendap-endap seperti pembunuh bayaran, apakah itu yang dinamakan ‘jalan-jalan keliling istana’?” Putra Mahkota melirik kepada pangeran Li Xian, memberikan kode padanya untuk segera mengakui kesalahannya. Pangeran Li Xian segera berlutut, ”Fu huang maafkan putramu ini karena berusaha mengendap-endap keluar istana, tapi hukuman untuk tidak sama sekali keluar istana tempo hari benar-benar membuatku jenuh setengah mati.” “Oh, Jadi..apakah hukuman tempo hari masih terasa kurang?” tanya kaisar. Beberapa hari yang lalu Pangeran Li Xian pergi keluar istana tanpa ijin dari kaisar, sebuah hal yang sesungguhnya sudah sering ia lakukan, namun fatalnya kali ini adalah, ia pergi selama berhari-hari dan melewatkan berbagai kegiatan-kegiatan penting kerajaan yang seharusnya diikuti oleh para pangeran, akibatnya Kaisar Zhonghui pun marah dan menghukumnya dengan melarangnya untuk sama sekali tidak boleh melangkahkan kaki keluar istana selama sebulan penuh. Pangeran Li Xian pun akhirnya harus menghabiskan waktu berhari-hari di Paviliun Yuxuan, hukuman dari kaisar benar-benar mengekang kakinya, praktis ia harus menjalani rutinitasnya belajar bersama para pangeran lain di bawah bimbingan guru kerajaan atau sesekali berlatih kungfu bersama Chyou, pengawal pribadinya. Namun baru menjalani hukuman selama lima hari Pangeran Li Xian sudah gatal untuk melangkahkan kaki keluar istana yang pada akhirnya menimbulkan kehebohan tadi pagi. “Ampun Fu huang, jika anda menambahnya lagi bisa-bisa diriku berubah menjadi batu di istana,” Li Xian buru-buru menjawab. Permaisuri yang sedari tadi mendengarkan percakapan mereka tertawa,” sudah-sudah, yang mulia tolong maafkan Li Xian, kau sudah paham tabiatnya bukan? Mengikatnya dengan seribu rantai dari neraka pun tak akan bisa mengekangnya.” Katanya dengan lembut. “Li Xian lihatlah kakakmu Zixuan setiap hari ia sibuk mengurusi masalah negara sedangkan kau hanya sibuk berkeliaran, kau seharusnya lebih banyak belajar darinya, sehingga kau bisa membantunya kelak.” Kata kaisar, nada bicaranya sudah lebih datar. “Membantu putra mahkota? hamba tak berani ikut campur, bisa-bisa nanti malah semuanya menjadi semakin kacau,” jawab Li Xian. ”hamba akan membimbingnya Fu huang,” Zixuan buru-buru menjawab, yang dibalas dengan anggukan dari kaisar. Setelah membicarakan berbagai hal yang seakan sudah menjadi rutinitas para pangeran dan putri pun undur diri. Kaisar Zhonghui sangat beruntung. Ia memiliki putra-putra yang brilian, Pangeran Li Zixuan putra satu-satunya Permaisuri Nuan, yang kini berstatus Putra Mahkota calon penerus tahtanya kelak adalah sosok yang cerdas dan bijaksana, jiwa kepemimpinannya telah kelihatan sedari ia masih muda, sementara itu Pangeran kelima, Li Xian adalah adalah sosok yang gemilang, berbakat dalam bidang sastra maupun militer, ia adalah putra dari Selir Yunnan yang telah meninggal sejak pangeran Li Xian berusia enam tahun. Sejak saat itu pangeran Li Xian tinggal di bawah asuhan Permaisuri Nuan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN