Aku tidak menyangka bahwa sahabatku yg ceria,manis mempunyai riwayat depresi sungguh aku berharap ini mimpi...
"kamu belum diberitahu ya sama mia?"
"eh?belum tuh tan"
"uhh..anak itu selalu saja tidak mau membuat orang lain khawatir"
Apa mia tidak mau memberitahuku dan teman-teman karena dia tidak mau membuat aku dan teman-teman khawatir?
Entah kenapa rasanya aku makin membenci diriku sendiri karena tidak tahu apa-apa tentang mia..dadaku terasa sakit...
"tan udah gapapa kok,oh ya mia nya dimana?"
"ah ya..mianya ada dikamar"
"sini tante nunjukin jalannya"
ibunya mia menunjukkanku jalan kamarnya mia
"itu dia"
"makasih tan"^-^
"iya gapapa kok,yang penting tolong kamu bujuk mia dulu ya"
"fffft..iya akan kucoba"
ibunya mia meninggalkanku sendirian,aku mulai mengetok pintu kamarnya mia
"Mia?"
tidak ada jawaban
"Ini aku,akira"
"a-akira?"
"iya"
"tolong buka pintumu mia"
"tapi aku tdk mau.."
"kenapa tidak mau?"
"karena diluar sana menyeramkan,jadi aku tidak bisa keluar dr kamar ini"
"...mia kamu mempunyai riwayat depresi ya?"
"Apa?!dari..mana kau tahu "
"mamamu yg memberi tahu"
"...."
"di luar sana tidak semenyeramkan yg kamu kira,mia"
"Bagaimana kau bisa mengatakan hal seperti itu?!"
"karena aku belum pernah depresi."
"....hiks"
Suara air mata mia mulai terdengar
"hiks hiks"
"aku juga mau keluar,tapi aku takut bahwa semua orang akan mengucilkanku karena aku mempunyai riwayat depresi"
jadi itu penyebabnya kamu tidak memberitahuku dan teman-teman.
"hm..?"
"tidak apa-apa jika semua orang mengucilkanmu,masih ada aku yang akan menemanimu"
"...benarkah?"
"aku tidak tahu,karena belum pernah menghadapinya tapi kamu orang yg hebat bisa menahan rasa sakit semua ini,penderitaan ini jadi tolong lepaskanlah semua yg kamu tahan...mia"
"hiks "
suara air mata mia makin kencang,terimakasih bahwa kau mau percaya kepadaku.
Setelah mia melepaskan semuanya aku pun berbincang sedikit dengan mia,selesai berbincang aku pamit ke ibu mia
"apakah semua berjalan lancar,akira"
"berjalan lancar kok tan,coba dibujuk pelan-pelan aku yakin dia pasti mau"
"oh terima kasih banyak ya nak"
"iya,ini sudah kewajiban saya sebagai sahabatnya"
"kamu sahabatnya?"
"iya"
"baguslah,kukira dia tidak mempunyai sahabat yg baik seperti ini"
"hehe saya pamit dulu ya tan"
"oh iya makasih banyak nak,maaf ya ibu tdk bisa memberikan apa-apa"
"nggak papa kok tan,santai saja"
aku berjalan dan menuju kerumahku
"udah sore ternyata nggak kerasa ya.."
"oh,ada pesan dari ryu"
aku berjalan pulang sambil membalas pesan dari ryu
Setelah aku sampai rumah
"sepi..pada kemana ya?"
aku melihat kertas di meja perlahan-lahan aku membacanya
"oh jadi aku akan sendirian malam ini"
aku bergegas ke kamar mandi
dan selesai itu aku merapikan tas ku dan pergi mengambil makanan yang sudah dipananasin mama di kulkas
"Selamat makan!"
aku makan dengan lahap setelah itu aku membereskan piring-piringnya dan ke kamar
aku merebahkan diri di kasur
"Ahh!,enaknya"
tiba-tiba aku mendengar suara yg aneh
"suaranya ada didekatku!"
"hei...keluar yang ada disitu!"
"ok jadi kau ya yang mengalami mimpi aneh seperti itu"
seorang pria keluar dari gorden jendela dan menghampiri ku
"Siapa kamu?!"
"aku?itu tidak penting,yang penting sekarang ini kau harus memutuskannya"
"memutuskan apa?"
"kejadian yang dimimpi mu akan menjadi kenyataan disini"
"hah?mimpi,mimpi yang itu"
"iyalah .cih kalau tidak yang itu yang mana lagi?"
"hahaha gak mungkin mimpi bisa jadi kenyataan"
"itu betul dan akan terjadi dalam 2 hari ini"
"jadi mimpi itu.."
"ya jadi kau harus mengambil keputusan apakah kau akan seperti di mimpi itu bunuh diri bersama org yg kau cintai atau kau bisa mendapatkan pilihan lain...yang penting itu tergantung keputusanmu aku hanya memberitahu mu saja"
"bagaimana kau siap untuk menghadapi itu?ya seterah mu yaudah,aku pergi dulu"
mulut tak bisa menutup,mataku makin membelalak ada apa ini?. ...apa yang terjadi?
"hei,aku mau bertanya apa itu benar aku dimimpi itu"
"kamu kenapa menanyakan hal yang sudah pasti seperti itu?"
"tapi kurasa dia benar-benar bukan aku"
"entahlah aku juga kurang tahu tapi tidak salah itu cewek itu kurasa dulu ada yg mengalami nya sama seperti kamu,dan akhirnya mimpi itu jadi campur aduk."
"Aku mengerti aku hanya perlu menghadapinya sama seperti di mimpi itu kan?"
"iya,itu betul"
"ok"
"baguslah kalau kau sudah paham,aku bisa pergi~ oh ya!jika kau butuh bantuanku kau bisa memanggil jurnal mimpi"
"t-tunggu!siapa namamu?"
"apa itu penting?huh sudahlah namaku ian"
"ian"
laki-laki itu mulai menghilang seperti debu
dan aku perlahan-lahan mulai terlelap ke dalam kegelapan...
apa yang menantiku di hari esok ya?