bc

Jodohku Dosen Galak

book_age16+
4.6K
IKUTI
27.0K
BACA
love-triangle
HE
kickass heroine
heir/heiress
bxg
kicking
detective
campus
addiction
professor
like
intro-logo
Uraian

Didesak oleh orang tuanya untuk segera menikah, Raka terpaksa melamar mahasiswanya sendiri demi menghindari perjodohan. Namun diantara banyaknya Mahasiswa yang cantik dan pintar, pilihan Raka jatuh pada gadis tengil pembuat onar yang tingkahnya selalu menguji kesabarannya.

Lantas bagaimanakah kehidupan mereka setelah menikah? Apa yang akan dilakukan oleh Viona jika tahu suaminya belum bisa move on dari mantan pacarnya yang sedang koma? Apakah dia memilih untuk bertahan dan menerima suaminya apa adanya? Atau justru dia meminta untuk berpisah di saat keduanya sudah saling cinta?

chap-preview
Pratinjau gratis
Tiba- tiba dilamar
“Marry me, Viona.” “Hah? Bapak nggak salah?!” Bayangkan saja, Viona yang saat ini sedang asik nongkrong bersama teman- temannya, tiba- tiba saja dihampiri oleh dosennya dan diajak untuk menikah. Bagaimana tidak shock? Dosen yang terkenal kaku dan galak itu tiba- tiba melamar dirinya. Apa tidak salah? Viona tidak pernah dekat dengan orang ini, tidak pernah juga menyukai mata kuliah yang diajar oleh orang ini. Selama pertemuan, Viona juga jarang berinteraksi dengannya. Jadi, apa yang membuatnya tertarik dengan Viona? Parasnya? Banyak yang jauh lebih cantik dari Viona. Sikapnya? Viona bukan termasuk Mahasiswa yang memiliki attitude bagus. Tingkahnya? Sangat tidak mungkin. Karena Viona adalah titisan Reog Ponorogo. “Tidak. Saya serius,” ucapnya lagi dengan wajah yang begitu datar. Membuat Viona dan teman- temannya semakin melongo bingung. “Gini deh, gini. Jujur aja, kameranya ditaruh mana? Saya tau, ini cuma prank, kan?” tanya Viona. Otaknya masih menolak percaya dengan ucapan Dosen itu. Krik krik. Pria itu hanya terdiam sambil menatap Viona datar dengan tangan yang bersedekap di d**a. Membuat Viona langsung meneguk ludahnya kasar sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sedangkan ketiga temannya sedang berusaha menahan tawanya. “Bapak apaan, sih? Nggak lucu, tau! Nggak ada angin, nggak ada hujan, tiba- tiba ngelamar saya. Emang Bapak udah punya apa aja? Cukup nggak asetnya, buat menghidupi saya sampai tujuh turunan?” cerocos Viona tak tahu malu. Tanpa banyak bicara, pria itu langsung membuka dompetnya dan mengeluarkan beberapa kartu ATM prioritas berwarna hitam. Hal itu tentu saja membuat Viona dan teman- temannya ternganga kagum. Namun sedetik kemudian, Viona langsung merubah ekspresinya menjadi datar. Ia tidak mau terlihat matre di depan pria ini. “Halah, ini mah bungkusnya aja yang prioritas. Paling saldonya juga nol rupiah,” ejek Viona. Dengan ekspresi yang masih datar, pria itu membuka satu persatu aplikasi M-banking di ponselnya. Lalu menunjukkan isi saldonya pada Viona, dan berhasil membuat mulut Viona kembali menganga lebar dengan mata yang melotot tak percaya. “Yaudah, hayuk. Kita ke KUA sekarang,” ajak Viona dengan mata yang berbinar- binar. Membuat ketiga temannya langsung menatapnya tak percaya. Heran mungkin, dengan kelakuan temannya yang sangat mudah menerima lamaran orang hanya karena melihat isi saldo rekeningnya. Namun Viona tidak peduli dengan respon temannya. Lagi pula siapa yang tidak tergoda melihat isi saldo yang berjumlah 3 miliar lebih di setiap rekeningnya? Mungkin jika ditotal, aset kekayaan pria ini mencapai 10 miliar++. Belum lagi harta bendanya yang lain. Ah, Viona jadi membayangkan yang aneh- aneh. Kalau begini mah, dinikahin sekarang juga siap. *** Di sini lah Viona berada. Setelah menyetujui ajakan dosennya yang terdengar sedikit gila itu, Viona dibawa ke sebuah rumah besar bergaya Eropa klasik dengan pekarangan yang sangat luas, dan halaman rumah yang sangat indah seperti taman bunga. “Wiiih ... ini rumah apa Istana Presiden ya,” gumam Viona kagum. Di saat sedang asik- asiknya mengamati pemandangan rumah yang sangat indah ini, tiba- tiba tangan Viona ditarik oleh Dosen itu dan dibawa masuk ke dalam rumah tersebut. Belum selesai, rasa kagum Viona terhadap pemandangan halaman rumah ini yang sangat indah, ia kembali dibuat kagum dengan desain rumah ini yang terlihat sangat cantik, mewah dan juga elegan. Seperti rumah- rumah yang ada di film. "Ayo. Jangan bengong,” kesal lelaki itu seraya menarik tangan Viona lagi. “Bapak ngapain ngajak saya ke sini? Mau maling ya?!” tuduh Viona. Pasalnya rumah ini terasa sangat sepi. Tidak ada satu orang pun yang terlihat batang hidungnya. Viona merasa sudah seperti maling saja. Sesampainya di lantai dua, Viona mulai merasakan ada kehidupan di rumah ini. Terlihat ada dua bocah kecil yang sedang berlarian di depannya, dan juga ada wanita paruh baya yang sedang duduk di kursi pijat sambil menonton televisi bersama bocah kecil yang lain. “Mami ...” panggil lelaki itu. Wanita yang dipanggil Mami itu pun menoleh. Menatap sang anak dan juga seorang gadis yang sedang berdiri di samping anaknya. “Ini, Mi, orangnya,” ujar lelaki itu lagi. “Siapa namamu?” tanya wanita paruh baya itu tanpa basa- basi. Namun Viona hanya diam tak menjawab. Gadis itu malah fokus melihat televisi yang sedang menayangkan film azab. Sontak saja, lelaki itu langsung menyenggol tangan Viona. Menyuruh gadis itu untuk segera menjawab pertanyaan maminya. “Eh. Iya, kenapa?” tanya Viona yang sempat terkejut, membuat lelaki itu langsung mendesis kesal. “Kamu ditanyain. Nama kamu siapa,” bisik lelaki itu geram. “Oh, Viona. Nama saya Viona, Tante,” ujar Viona sambil menyengir lebar. Namun wanita itu malah menatapnya sinis. Jika dilihat- lihat, wanita ini seperti Kanjeng Mami yang ada di sinetron zaman dahulu. “Umur berapa kamu?” tanyanya ketus. “Dua puluh satu,” jawab Viona. “Udah siap, menikah dengan anak saya?” “Siap,” jawab Viona dengan tegas. “Udah siap jadi Istri yang baik buat anak saya?” “Siap.” “Udah siap jadi Ibu yang baik buat cucu saya nanti?” “Siap.” Wanita itu kembali melirik Viona dengan sinis. Mungkin karena sedari tadi Viona selalu menjawab ‘siap’, seperti seorang Tentara yang sedang militer. “Kenapa kamu mau menikah dengan anak saya?” tanyanya lagi. Secara spontan, Viona langsung menjawab. “Karena duitnya banyak.” Namun sedetik kemudian, Viona menyadari kesalahannya. Wanita itu langsung melotot dan menutup mulutnya yang sedang menganga lebar. Sementara itu, lelaki di sampingnya hanya bisa menghembuskan napasnya sembari geleng- geleng kepala. “T-tapi itu bukan alasan utama kok. Alasan saya mau menikah dengan Pak Raka itu, karena beliau ini memiliki hati yang sangat mulia, tampan, berwibawa, pintar, sholeh, dan berbakti pada orang tua,” jelas Viona sambil tersenyum paksa. “Kamu bisa masak?” “Bisa.” “Masakan apa aja, yang udah kamu kuasai?” “Indomie pakai telur, indomie pakai sayur, indomie pakai cabe, sama indomie carbonara. Udah sih itu aja,” jelas Viona. Dalam hatinya ia berkata, “Kenapa sih, pakai nanya bisa masak segala? Emang gue mau audisi Master Chef?” Wanita itu mendesis kesal. Entah harus dengan cara apalagi untuk menahan emosinya saat ini. Nenek- nenek tukang marah seperti dirinya ini, tidak cocok berhadapan dengan gadis kematian seperti Viona. “Orang tua kamu kerja apa?” tanyanya lagi dengan ketus. “Sopir,” jawab Viona santai, membuat wanita itu langsung mengerutkan keningnya heran. “Sopir apa? Sopir angkot?” “Cuma Sopir pesawat sih, Te,” balas Viona. Membuat Raka dan wanita itu langsung memutarkan bola matanya malas. “Tinggal jawab Pilot aja, apa susahnya,” gerutu wanita itu. Sedangkan Viona hanya tersenyum lebar menanggapinya. “Yaudah, deh. Kamu lolos jadi menantu saya. Dah, sana pergi. Saya pusing lihat kamu lama- lama,” usir wanita itu, membuat Viona langsung menatapnya heran sekaligus kesal. “Ngeselin banget, buset,” batin Viona. Setelah itu, Raka langsung membawa Viona untuk turun ke lantai bawah, dan menyuruh gadis itu untuk duduk di sofa besar yang berwarna kuning keemasan. “Dah, tunggu sini. Habis ini ada tes lagi dari Papi dan kakak- kakak saya,” ujar Raka, membuat mata Viona langsung melotot lebar. Saat Viona akan membuka mulutnya untuk protes, lelaki itu sudah terlebih dahulu meninggalkan dirinya di ruang tamu sendirian. “Buset, Pak Raka! Ini gue mau nikah apa mau interview kerja?!” pekik Viona geram.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Istri Tuan Mafia

read
17.4K
bc

CINTA ARJUNA

read
13.7K
bc

Pembalasan Istri Tersakiti

read
8.5K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
4.3K
bc

Tergoda Rayuan Mantan

read
24.6K
bc

Ayah Sahabatku

read
25.3K
bc

Dipaksa Menikahi Gadis Kecil

read
22.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook