"Kring kring kring kring" bunyi alarm tepat jam 06.15 WIB membuat Ara terbangun dari tidurnya, segera ia mematikan alarm nya dan bergegas untuk mandi.
Tak perlu waktu lama Ara sudah siap untuk sarapan dan berangkat Sekolah. Seperti biasa Ara turun ke lantai bawah untuk menuju ke meja makan dan disana sudah ada bunda dan ayahnya yang tengah mengoles roti untuk sarapan mereka.
" Pagi yah, bund "
" Pagi sayang" ucap ayah dan bunda Ara secara bersamaan
" Ara mau sarapan apa sayang?" tanya bunda sambil mengoleskan selai strawberry pada Rotinya.
" Ara mau roti pake selai melon aja bund"
Ara memang sangat suka degan rasa melon, entahlah menurutnya rasa melon adalah rasa yang unik baginya.
" yaudah bunda ambilin ya"
"iya bund"
Setelah selesai sarapan, Ara segera menuju garasi untuk mengambil motornya, Ya diusia Ara yang sudah 17 tahun orang tuanya rasa Ara sudah bisa cukup mandiri untuk membawa kendaraan pribadi sendiri ke sekolahnya. Motor matic berwarna hijau dan helm juga yang berwarna hijau membuatnya terlihat seperti melon, hihi.
Tak butuh waktu lama sekitar 15 menit Ara menempuh perjalanan ke sekolahnya, karena jarak dari rumah ke sekolah cukup dekat dan gerbang sekolah yang ditutup tepat pukul 07.15 WIB membuatnya masih memiliki waktu 15 menit untuk berjalan menuju kelasnya di kelas XI Ipa A.
Sesampainya di kelas, Ara sudah di sambut oleh dua sahabatnya yaitu Ica dan Sisi.
" Pagi ca, si"
" Hai ra, pagi" ucap Ica dan Sisi
" Eh ra lo tau ga? pacar lo tuh si Angga dia lagi berduaan tuh sama adek kelas di taman belakang" kata Ica dengan ekspresi wajah tak suka
Baru juga Ara duduk di kursinya dan pagi ini Ara sudah mendapat kabar bahwa kekasihnya sedang berduaan dnegan adik kelasnya di taman belakang.
" Yudah sih biarin aja" ucap Ara cuek
" Kok lo gapapa sih, Dia itu udah keterlaluan tau, dia gamau mutusin lo tapi dia bersikap seolah olah dia gapunya seseorang yang harus dia jaga hatinya" Ica mulai kesal dengan semuanya.
Ara masih mencoba untuk menstabilkan hatinya, mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri agar tak taerlihat terluka di depan kedua sahabatnya. Meskipun sebenernya jauh di dalam lubuk hatinya Ara merasakan cemburu dan sakit untuk yang kesekian kalinya.
" Udah biarin aja ca gue gapapa kok, lo emang tau kan kalo Angga kaya gitu, nanti juga kalo bosen dia bakalan berhenti sendiri kok"
"Iya, dan nyari cewek baru lagi terus balik lagi ke elo dengan seenaknya dia terus, yakan?" kali ini Sisi ikut berbicara
Ara hanya bisa diam tak merespon
"Kringgggg... Kringggg" suara bel masuk sudah berbunyi, kini saatnya para siswa dan siswi harus masuk ke dalam kelas dan melakukan pembelajaran pertama.
yahhh setidaknya bel masuk hari ini berhasil memotong pembicaraan ketiga sahabat itu dna membuat hati Ara tenang sehingga Ara tidak perlu mencari alasan untuk membela Angga, kekasihnya itu di depan sahabatnya.
Dua jam Pelajaran sudah berlalu membuat siswa-siswi SMA Nusa Bangsa pusing dan merasa lapar karna energi yang dikeluarkannya untuk belajar. Kantin adalah tempat favorit para siswa karena di sana banyak sekali makanan dan minuman yang bisa mereka nikmati setelah lelahnya mereka belajar.
sama hal nya dnegan Ara, Ica dan Sisil. Mereka bertiga bergegas menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong. Sesampainya di kantin merekalangsung mencari tempat yang kosong untuk mereka tempati.
" Kalian tunggu disini aja, biar gue yang pesen" Kata Ica dengan penuh semangat
Hal ini adalah hal yang sangat disukai Ica karna beberapa penjual disana masih terlihat muda dan tampan. Ica akan sangat menyayangkan jika dia melewatkan untuk mencuci matanya dengan melihat para penjual dampan yang ada di sekolahnya. wkwkwk
" gue mau somay mix batagor ya, pedes. Sama minumnya emmm gue mau es jeruk aja" ucap Sisil yang di ajungi jempol oleh Ica
" lo? " tanya Ica sambil mengarahkan pandangan pada Ara
Tapi Ara terlihat melamun dan tidak fokus pada ucapan Ica. Akhirnya Ica menepuk pundak Ara
" Ra"
" Eh iya, ca" ucap Ara sedikit kaget
" Lo mau makan apa?
" Emm gue samain kaya kalian bertiga aja deh" kata Ara dengan sedikit linglung
" Oke, bentar ya" ucap Ica sembari dia pergi untuk memesan makanannya.
Ica yang sibuk dengan handphone nya sembari menunggu Ica membawa makanannya, tidak menyadari bahwa sahabatnya kini terlihat sedih, ya itu Ara. Baru saja Ara melihat kekasihnya Angga duduk berdua dengan siswi lain di depan matanya dan mereka makan siang bersama. Tapi apa yang bisa ia lakukan? gaada
POV
"Lo jadi pacar gue sekarang" ucap Angga 1 tahun yang lalu
" Hah?"
" Gaada penolakan mulai sekarang, lo jadi pacar gue"
Ara hanya diam. Dia bingung dnegan perasaannya sendiri. Disisi lain dia senang karna bisa menjadi pacar Angga karna Ara memang sudah menyukai Angga dari awal masa orientasi mereka di sekolah. Tetapi dia juga bingung, mengapa tiba-tiba? bahkan tanpa pendekatan seperti pasangan yang lain pada umumnya.
Semenjak saat itu Ara dan Angga sah menjadi sepasang kekasih.
"Ra, Are u okay? Sisi sedikit menyenggol lengan Ara
" Sure" suara Ara spontan menjawab pertanyaan Sisi
Setelah itu Ica datang membawa makanan yang sudah mereka pesan, rupanya kedua sahabat Ara gak sadar keberadaan Angga dengan cewek lain di bangku seberang mereka. Itu sedikit membuat hati Ara tenang, seenggaknya mereka tidak akan memarahi dan meminta Ara untuk putus dari Angga karna Ara sangat mencintai Angga.
Dan mereka pun makan dengan segera karna jam istirahat sebentar lagi.
Jam sekolah pun usai. Para siswa-dan siswi segera beberes untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.
Ara juga pulang ke rumahnya dan sesampainya di rumah ia langsung masuk ke kamar untuk mandi dan beeres-beres. tidak ada percakapan dengan orang tua Ara ketika Ara sudah pulang sekolah karna kedua orang tua Ara sama-sama bekerja. Ayah Ara sebagai manajer di salah satu perusahaan ternama di Jakarta dan Bunda Ara yang memiliki butik di salah satu mall yang ada di Jakarta.
Setelah beres mandi, ara beganti baju dengan celana pendek dan kaos kemudian bersiap untuk tidur siang. Tapi tidur siangnya batal karna ada satu notif yang membuatnya tidka jadi tidur siag.
Line chat
Angga Adrian : "lo di rumah kan?"
dengan cepat Ara langsung membalas pesan tersebut
Anara : "Iya, kenapa?"
Angga : "Otw "
chat terakhir Angga membuat Ara menghela nafas panjang, selalu seperti itu Angga selalu mengejutkan Ara dengan segala kelakuannya. Angga tidak akan pernah bertanya Ara sedang apa, sudah makan atau belum, atau bahkan bisa atau tidak jika Angga mengajak Ara keluar.
Segera Ara mengganti pakaiannya dengan dengan outfit simple dan santai untuk keluar dan rambut yang dia kuncir dan sling bag hitam kesayangannya.
"Tin tinnnnn"
Suara mobil yang sangat Ara hafal sipa tagi kalau bukan suara mobil Angga, kekasihnya. Segera Ara turun dan masuk kedalam mobil Angga tanpa ekspresi apapun. Ia berharap bahwa Angga akan menjelaskan sesuatu kepadanya atas apa yang dia lihat di sekolah hari ini. Bukannya Ara tidak mau mengawali pembicaraan tapi Ara yakin bahwa Angga tau kalo Ara melihat kelakuan Angga hari ini di sekolah.
Tetapi rasanya percuma Angga diam, tidak ada yang membuka pembicaraan selama perjalanan. suasana kaku karna Ara dan Angga duduk dnegan tanpa ekspresi apapun hanya ada suara radio mobil yang menemani mereka.
Setelah beberapa lama mereka di perjalanan jam menunjukkan pukul 18.00 WiB sore, Angga berhenti di salah satu warung pinggir jalan yang menyediakan sate.
Angga tau bahwa Ara sangat suka makan sate.
" Gue laper, kita makan dulu" ucap angga sambil membuka pintu mobilnya untuk keluar
Diikuti oleh Ara yang di jawab hanya dengan anggukan kecil.
Kemudian Angga memesan 2 porsi sate ayam lengkap dnegan nasi dan es jeruk kesukaan Ara. Angga hafal dengan hal-hal kecil tentang Ara, itu yang membuat Ara sangat mencintai Angga. Namun, Angga juga suka membuat Ara sedih dengan kelakuan Angga.
Entahlah Ara sendiri bingung sampai kapan dia kan bertahan dengan keadaannya yang sekarang, bahagia dan sakit dalam waktu yang bersamaan.
Setelah maknan mereka habis, Angga membawa Ara jalan-jalan di taman yang dekat dengan tempat mereka makan tadi, mereka berdua berjalan beriringan dengan tangan Angga yang menggenggam tangan Ara yang membuat Ara dan Angga nyaman tapi tidak ada dari mereka yang memulai pembicaraan.
Mereka berjalan sambil menikmati angin yang berhembus ditaman itu. Keduanya diam tapi dihati mereka merasakan kenyamanan masing-masing. Entah mengapa Angga merasa tenang sat-saat seperti ini bersama Ara. Dia sadar jika kelakuannya itu salah tetapi entah mengapa ingatannya tentang rasa traumanya kepada cinta membuat dia menjadi seorang yang seperti sekarang. Angga sangat egois, dia tidak mau melepasklan Ara tetapi ia terus menyakiti Ara dnegan segala kelakukannya itu.
Tapi percayalah jauh dilubuk hati Angga, Angga sangat mencintai Ara.
Setelah beberapa menit mereka berjalan jalan, jam sudah menunjukkan pukul 19.00 dan mereka memutuskan untuk pulang karna mereka sudah lelah.
"Lo ada mau beli sesuatu sebelum kita pulang?" tanya Angga ketika mereka sudah ada di dalam mobil
" Gaada ga, kita langsung pulang aja"
" Yakin lo?" ucap Angga meyakinkan
Ara mengangguk meyakinkan
"Yaudah kalo gitu" ucap Angga
Akhirnya mereka pulang dan seperti biasa tidak ada percakapan diantara mereka di dalam mobil hanya ada suara radio mobil yang menemani mereka.
Sekitar 30 menit untuk sampai di halaman rumah Ara, Ara segera membuka mobil untuk keluar tapi Angga menahan tangan Ara dan tiba-tiba mencum kening Ara agak lama. Dan hal itu membuat jantung Ara berdetak gak karuan.
" Besok gue jemput" ucap Angga lalu Angga pulang ke rumah dan Ara masih diam mematung berdiri masih kaget dengan kelakuan Angga barusan. Kemuadian Ara tersadar ia tersenyum tapi kemudian wajahnya kembali murung mengingat tadi pagi atas perlakuan Angga.
Kemudian Ara masuk dan segera untuk mandi karna rasanya sangat legket sekali badannya. kemudian segera memasang alarm dan tidur, karna besok harus masuk sekolah.
Perjalanan pulang, Angga tidka langsung pulang kerumahnya, melainkan Angga pergi ke sebuah danau yang dulunya sering ia kunjungi bersama seseorang. Dia duduk disana dan merenung atas apa yang terjadi hari hari ini. Pikirannya sangat kacau, ia bingung dan tak tau harus apa
Dia menyayangi Ara tetapi dia juga masih terikat dnegan masalalunya, sehingga membuat dia terkadang melampiaskan kemarahannya kepada cewek-cewek lain di luar sana. Angga kacau tapi tidak ada yang menemaninya hanya malam yang yang menemaninya saat ini.
Segini dulu yaa, maaf kalo kata-katanya masih kurang nyambung
First time
hehe :)