BAB 20

1711 Kata
              Adit dibuat kaget dengan rencana pernikahan Audy dan Rasya. Bahkan tanggal yang sudah dibuat, malah membuat Adit tidak percaya. Terhitung sebulan dari sekarang acara itu akan dilangsungkan. Bahkan undangan pun sudah dibuat berbentuk video dengan tanggal dan jam yang juga sudah ditentukan keduanya.                Rasya dan Audy yang mengajak seluruh keluarga Audy untuk berkumpul malam ini di rumah adit, menghadirkan senyuman bahagia dari semua orang. Termasuk Ameliya dan Nisa yang benar-benar tampak bahagia dengan semua kabar yang malam ini keduanya terima. Impian Audy untuk segera menikah dengan Rasya, akhirnya akan terwujud. Dan hal itu membuat keduanya senang bukan main.                “Ini benar-benar mengejutkan, Rasya,” ucap Nisa yang hanya dibalas Rasya dengan tersipu malu. “Kami semua berpikir, kalian masih mau menunda tahun depan lagi, tapi ternyata enggak.”                “Rasya takut Kak Audy berpaling hati,” ledek Ameliya yang langsung membuat Audy memukul lengannya pelan.                Semua orang tertawa mendengar ledekan Ameliya, sedangkan Rasya sendiri hanya tertunduk malu. Adit menghela napas pelan, melihat kembali video undangan yang masih terputar di handphone Rasya sembari tersenyum lega.                Bagi Adit, tugas terakhirnya kini sudah selesai. Menjaga kedua adik perempuannya walau pun Audy sendiri sebenarnya hanya sepupunya saja, tapi sudah dia anggap seperti adiknya sendiri. Keluarga Audy yang berantakan, membuat Adit tidak tega meninggalkannya sendirian. Sang ayah dan ibu kini berada di dalam jeruji besi, sedangkan sang adik, baru saja ke luar dan kini memilih tinggal di rumah Adit atas permintaan Audy. Sebenarnya Adit tidak masalah akan hal itu. Apa lagi saat melihat Yura begitu banyak berubah dan tidak seperti Yura yang dia kenal dulu. Yura berbeda, dan sifatnya yang kini lebih dewasa, membuat Adit merasa bahwa kini Yura tidak akan lagi mencelakai Audy seperti dulu. Apa lagi saat ini ada Rasya yang akan melindunginya. Hal itu semakin membuat Adit tenang. Adit yakin, Rasya bisa menjaga Audy lebih dari dirinya sendiri. bersamaRAsya, hidup Audy akan lebih aman, apa lagi saat Jordi nantinya ke luar dari penjara.                “Gimana, Dit, kamu keberatan dengan rencana kami?” tanya Audy yang masih mendapati Adit hanya diam tanpa mengatakan apa pun. Semua mata langsung tertuju ke Adit yang tersenyum tipis sembari memberikan handphone Rasya kembali ke tangan sang pemilik. Rintikan hujan terdengar dari luar rumah, namun kondisi itu tidak membuat semua keluarga berkumpul hari ini. Termasuk Ameliya yang rela hadir bersama kedua anak dan suaminya menggunakan mobil. Nina dan Aden juga ikut nimbrung di rapat keluarga hari ini.                “Alasan apa yang membuat aku harus gak setuju?” tanya Adit yang membuat Audy sedikit bernapas lega mendengarnya. “Niat baik bukannya harus segera dilaksanakan?”                Nisa tersenyum mendengar jawaban sang suami. Adit memang sudah sejak lama ingin melihat Rasya menikah dengan Audy. Bahkan dia mulai ragu Audy akan kembali bersama Jordi saat lelaki itu ke luar dari penjara yang dijadwalkan beberapa hari lagi.                “Tapi, apa akadnya gak bisa dilaksanakan beberapa hari ini saja?” tanya Adit yang jelas saja membuat Audy dan Rasya kaget mendengarnya. Ameliya, Dimas, Nina dan juga Aden pun ikut kaget saat pertanyaan itu terlontar dari mulut Adit. Sedangkan Nisa yang memang sudah tahu sejak awal bahwa Adit ingin Audy dan Rasya menikah, sebelum Jordi ke luar dari penjara, membuatnya tetap diam. Sengaja membiarkan Adit sendiri yang menjelaskan maksud dari ucapannya barusan.                “Secepat itu?” tanya Audy kaget. “Ada apa, Dit?”                “Gak ada apa-apa sebenarnya,” jawab Adit. “Cuma, kita semua tau bahwa dalam hitungan hari saja, Jordi sudah bebas dari penjara. Aku dan Nisa hanya takut kalau dia merusak rencana kalian ini saja. Makanya aku sempat kepikiran, kalian ijab qabul saja dulu, pestanya bisa disesuaikan dengan jadwal yang kalian buat di vidio ini. Bagaimana?” tanya Adit sembari melihat ke Rasya dan Audy yang kini saling berpandangan.                Audy tampak ragu jika Rasya menyetujui keinginan Adit saat itu. Mengingat Rasya sudah menyiapkan segalanya untuk pernikahannya nanti. Rancangan tentang Ijab Qabul yang akan dilakukan di pgi hari sebelum pesta dilaksanakan, membuat Audy ragu bukan main. Rasya sendiri sesaat menarik pandangannya ke bawah, mencoba memikirkan jawaban terbaik untuk dia berikan pada Adit.                “Aku setuju, Bang,” jawab Rasya yakin yang langsung saja membuat Audy tidak percaya mendengarnya. Ameliya dan Nisa spontan memeluk Audy. Sedangkan Adit sendiri tersenyum lega mendengarnya.                Rasya memang tidak ingin Jordi menghancurkan hubungannya dengan Audy lagi. Rencana pernikahan yang dipercepat, alasannya adalah karena Jordi akan ke luar. Dia tidak ingin menggantung Audy lagi yang membuatnya malah terhasut akan Jordi dan memilih meninggalkannya begitu saja. Dia tidak ingin Audy pergi lagi dari hidupnya. Rasanya sudah cukup, dan dia tidak ingin hancur lagi seperti saat Audy meninggalkannya hingga membuatnya koma berbulan-bulan.                “Kalau begitu, kapan bisa kita lakukan?” tanya Adit. “Kita ijab qabul di KUA saja kalau repot di rumah. Soalnya decor segala macemnya pasti membutuhkan waktu.”                “Gak perlu decor, Bang,” jawab Rasya. “Kita adakan di rumah dan panggil penghulu saja. Kita nikah di sini secara sederhana. Gak perlu decor bahkan persiapan yang berlebihan. Yang sederhana saja. Entar mewahnya saat di pesta.”                Adit mengangguk tanda setuju, “Kalau kamu sendiri, bagaimana, Dy?” tanya Adit pada Audy yang langsung membuat Audy mengangguk malu.                “Aku terserah kalian berdua saja, mana baiknya.”                “Jadi setelah menikah, Kak Audy gak bakalan tinggal di sini lagi dong?” tanya Nina yang membuat semua orang terdiam. Ada kesedihan di semua ekspresi. Termasuk Nisa yang langsung memeluk Audy yang memang sejak tadi duduk bersamanya di antara dirinya dan juga Ameliya. Yura sendiri yang duduk d sofa berbeda di samping Nina, hanya terdiam. Dia sendiri pun tidak tahu harus tinggal di mana setelah Audy menikah. Entah nantinya Audy akan mengajaknya untuk tinggal di rumah baru, atau malah tetap tinggal bersama Adit dan Nisa yang jelas saja, membuat Yura segan bukan main. Dia sebenarnya tidak enak hati jika harus menetap di rumah Adit setelah kejadian dulu, apa lagi selama Audy tidak ada bersamanya. Mungkin dia akan cari rumah baru saja, atau jika diizinkan Audy yang nantinya tinggal di rumah yang sudah disiapkan Rasya, Yura ingin menetap saja di rumah Audy yang dibelikan Adit untuknya. Kalau pun harus membayar uang sewa, dia akan usahakan membayar asal tidak merepotkan kedua belah pihak, apa lagi Adit dan Nisa hanya gara-gara dirinya tinggal bersama keduanya.                “Tenang saja, aku sudah siapkan rumah di komplek ini juga,” ucap Rasya yang jelas saja membuat semua orang kaget, termasuk Audy yang sama sekali tidak tahu tentang rencana itu. “Cuma agak sedikit di blok belakang, kamu tahu rumah yang baru dijual itu, Dit? Rumah Blok J nomor 5?”                “Oh iya, rumah yang dulunya di sewa sama suami istri yang kalau gak salah nama suaminya, Rahmad.”                “ Nah benar, itu aku beli sebenarnya sudah minggu lalu, cuma aku membayarnya awalnya secara cicil, dan pemiliknya setuju. Tapi kemarin saat aku berhasil menjual satu unit perumahan yang aku punya, aku langsung melunasinya,” jawab Rasya yang membuat semua orang lega mendengarnya.                “Kamu bilang kita akan tinggal di salah satu rumah yang ada di perumahan kamu itu, kenapa malah beli rumah lagi di sini?” tanya Audy bingung.                Rasya tersenyum lebar, “Biar kamu lebih dekat sama keluarga kamu,” jawab Rasya. “Aku gak mau kamu kesepian di sana, makanya setelah aku pikir-pikir lagi, ada baiknya aku cari rumah di sini saja. Biar saat aku kerja nanti, kamu ada kawannya kalau kesepian.”                Audy tersenyum lebar. Dia benar-benar terharu mendengar ucapan Rasya yang begitu memikirkannya. Dia tidak pernah menyangka, Rasya akan berpikir sejauh itu karenanya. Namun senyuman Audy menghilang saat Yura memotong pembicaraan dengan memanggil nama Audy. Semua pasang mata langsung tertuju padanya.                “Ada apa, Yura?” tanya Audy yang sesaat melihat Yura hanya terdiam dengan kepala tertunduk.                “Aku ... pindah saja ya. Aku bakalan cari rumah kostan baru saja. Rasanya aku gak munngkin tinggal di sini kalau gak ada kakak,” ucap Yura memberanikan diri mengangkat wajahnya untuk terarah ke semua penghuni rumah. “Aku coba cari tempat tinggal saja. Atau aku boleh gak nyewa di rumah kakak yang dikasih Bang Adit? Aku bayar uang sewanya pertahun nanti, tapi aku cicil dulu ya kak untuk awalannya, soalnya aku belum ada kerjaan dan cuma punya sedikit tabungan. Boleh gak, Kak?” tanya Yura sedikit lebihi hati-hati karena takut menyinggung Audy, apa lagi Adit yang sebenarnya secara tidak langsung, pemilik sah rumah itu. Walau sertipikat atas nama Audy, tapi uang membeli rumah itu adalah uang Adit sepenuhnya.                “Sya ...,” panggil Audy yang langsung menarik tatapan Rasya ke arahnya. “Soal Yura, kita boleh gak ngajak dia ikut tinggal bersama kita?”                “Ngpain harus pindah, di sini saja juga gak apa-apa,” potong Nisa. “Iya kan, Dit?”                Adit hanya menganggukkan kepala. Namun Yura tetap saja merasa tidak enak hati jika harus tinggal tanpa ada Audy bersamanya. Dia sudah terlalu berlaku buruk pada Adit dan keluarga kecilnya dulu. Dia hampir saja menjebak Audy yang membuat Adit geram padanya. Dan rasanya, Yura benar-benar malu harus berhadapan dengan Adit sampai detik ini.                “Gak usah, Kak. Yura pindah saja,” ucap Yura lagi mencoba secara halus menolak ajakan Nisa untuk tetap tinggal bersamanya.                “Yaahh ... makin sepi saja dong ini rumah?” keluh Nina yang membuat Aden mendekatinya dan duduk di sampingnya sembari merangkulnya. Nina yang risih, berusaha melepaskan rangkulannya,                “Kan ada aku!” seru Aden.                “Basi!” Hardik Nina yang membuat semua orang tertawa karena tingkah keduanya.                Audy kembali mengarahkan tatapannya ke Rasya. Sesaat, Rasya menganggukkan kepala tanda setuju dengan saran Audy untuk mengajak Yura tinggal di rumahnya. Audy bahagia bukan main, tersenyum lebar, lantas beranjak mendekati Yura. Duduk di sampingnya dan langsung mengusap kepala sang adik yang begitu dia sayangi. Perubahan Yura yang benar-benar di luar bayangannya, membuatnya lega bukan main. Audy benar-benar bersyukur bisa bersama sang adik hingga detik ini.                “Kamu ikut kakak aja ke rumah baru nanti,” ucap Audy yang sesaat dijawab Yura dengan gelengan kepala. “Jangan ngebantah, kamu apa tega ngebiarin kakak sendirian di rumah selagi abang iparmu itu sibuk di luar sana?”                Semua orang kembali tertawa, sedangkan Yura terharu bukan main mengetahui dirinya diajak untuk pindah dan tinggal bersamanya. Yura langsung memeluknya erat sembari menangis. Sikapnya membuat Audy terharu bukan main.                “Kalau begitu, lusa kita adakan akadnya di rumah ini saja!” ucap Adit yang langsung disetujui semua orang.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN