BAB 47

1125 Kata
Jordi masuuk ke kamar Mikha, membawa sepiring bubur da segelas air mneral di kedua tangannya. Jordi memilih duduk di kursi yang terletak di sampinng tempat tidur Mikha. Sesaat menatap Mikha yang masih dalam kondisi sama, dan belum juga membuka kedua matanya. Menurut Rico, seharusnya Mikha sudah terbangun saat maghrib tiba. Namun sampai jarum jam menunjukkan pukul delapan malam, Mikha belum juga terbangun. Ada kecemasan yang teramat dalam di hati Jordi, ada ketakutan akan kehilangan yang hadir di benaknya. Namun dari hasil cek dokter kemarin yang hanya bbisa di dengar Jordi dari cerita Rico, kondisi Mikha sudah mulai membaik. Namun semangat hidupnya seakan hilang entah ke mana yang membuatnya seakan enggan kembali bangkit dari keterpurukan. “Bangun, Dek, ini abang, sudah waktunya makan malam, abang pengen banget nyuapin Mikha,” ucap Jordi sembari memegang tangan kanan Mikha. “Bangun ya,” tambah Jordi lagi. Rico masuk ke dalam kamar, melihat Jordi yang masih berusaha membangunkan Mikha yang masih saja belum bergerak sedikit pun. Rico memutuskan duduk di sisi berbeda dari tubu Mikha, beradu pandang sesaat dengan Jordi, lantas menghela napas pelan. “Mami sama Papi pergi ke tempat pengobatan alternatif untuk Mikha, kalau bisa, besok Mikha dibawa ke sana untuk diobatin,” ucap Rico yang hanya dibalas Jordi dengan helaan napas pelan. “Mikha, loe katanya rindu sama Bang Jordi, nih Bang Jordi udah datang buat jenguk Mikha. Tadi Bang Jordi juga udah buatin bubur ayam kesukaan Mikha, bangun dulu ya, Dek,” pinta Rico berharap Mikha mau menurutinya dengan menyebutkan nama Jordi di dalam kalimatnya. Namun semua sia-sia, Mikha tak juga kunjung membuka matanya. Rico melirik sesaat ke Jordi yang duduk terpaku dengan tatapan terjurus ke Mikha. Ada penyesalan dan kesedihan yang tertangkap Rico dari kedua mata sang abang. Rico tahu, sebenarnya sang abang sangat baik dan bukanlah orang yang jahat. Meski pun sempat tersandung obat-obatan terlarang dan menjadi penikmat kupu-kupu malam, namun dia tahu, jauh di dalam lubuk hati yang terdala, Jordi bukanlah lelaki yang buruk seperti yang disematkan semua orang padanya. Dia hanya terjebak oleh llingkungan pertemanan yang tidak baik. Dan hal itulah yang sebenarnya sempat membuat Rico takut, saat mendengar Jordi bebas dari penjara. “Alea, masih menghubungi loe, Bang?” tanya Rico sembari menjuruskan tatapan ke Jordi. Rico bisa menebak, sang abang pasti akan mengallihkan pandangan ke arahnya, dan Rico tidak ingin melihat tatapan dan ekspresi apa pun dari Jordi. Dia hanya butuh jawaban tentang wanita yang menjadi salah satu orang terkuat yang berhasil merusak kehidupan Jordi di awal dia terjun ke dunia gelap. Jordi menggelengkan kepala, “Dia gak bakalan bisa ngehubungi abang,” jawab Jordi yang spontan saja menarik tatapan Rico kembali kepadanya. “Sudah beberapa tahun ini dia berada di rumah sakit jiwa,” jawabnya lagi yang jelas saja membuat Rico kaget bukan main. “Di agila?” tanya Rico yang langsung dijawab Jordi dengan anggukan kepala. “Kok bisa?” tanya Rico lagi. “Karena kejadian di pesta pernikahan Ameliya, adiknya Adit, loe ingat?” tanya Jordi. “Sepupunya Kak Audy?” tanya Rico yang langsung dijawab Rico kembali dengan anggukan kepala. “Gimana kejadiannya sampai dia masuk ke rumah sakit jiwa?” “Dia menembak Raymond, lelaki yang selama ini hidup satu rumah sama dia. Awalnya dia mau menembak keluarga Adit, entah itu Ameliya atau Nisa, gue kurang ingat cerita detailnya. Tapi tenyata salah sasaran, malah yang tertembak Raymond.” Jordi menarik napas panjang lantas mengembuskannya perlahan. “Dan semenjak itu dia kehilangan akal.” “Raymond sendiri, gimana nasibnya?” tanya Rico. “Dia gak selamat,” jawab Jordi. “Sempat dilarikan ke Singapore atau ke Amerika, lupa gue, tapi gue dengar dia gak bisa diselamatkan sampai di sana.” “Ya ampun, kasihannya,” ucap Rico. “Dan loe gak berniat ngunjungi dia lagi? Gue harap kagak.” Jordi mengalihkan pandangannya ke Jordi, “Kenapa?” “Karena dia jadi salah satu penyebab utama loe terjerumus ke dunia gelap itu, Bang. Loe masih belum sadar juga?” tanya Rico tampak kesal melihat Jordi begitu tenang menanggapi semua yang terjadi dalam hidupnya, hingga merusak kepercayaan kedua orang tuanya sendiri. “Loe kehilangan segalanya, kepercayaan Mami Papi, cinta dari kami semua, Pendidikan loe, kerjaan loe, semuanya. Apa lagi coba yang loe harapkan dari wanita itu kalau loe bertemu dia lagi.” Jordi terdiam. Dia tahu, maksud Rico baik. Sejak dulu Ricolah yang terus menyadarkannya dengan semua kalimat-kalimat yang dia ke luarkan. Sedangkan Mikha, berusaha terus membelanya di depan semua orang. Keduanya selalu mencoba membersihkan nama baik sang abanng yang begitu dalam terjurumus ke dalam lubang gelap yang sulit dijangkau, bahkan tak terliat dari atas. “Cukuplah, Bang. Kembalilah ke Jordi yang sebelumnya. Menangkan lagi semua cinta dan kepercayaan semua orang yang sempat hilang.” “Udah terlambat, Co.” “Belum, Bang. Belum terlambat,” potong Rico cepat. “Kami masih ada di sini, Bang, semua belum terlambat. Gue dan Mikha bakalan bantu loe, Bang.” “Semua udah terlambat, Co!” bentak Jordi. “Orang yang gue harapkan akan bis ague dapatkan lagi, udah jadi milik orang lain!” Rico terdiam. Mencoba mencerna kalimat Jordi dan menebak siapa rang yang dimaksud Jordi barusan hingga membuatnya marah bukan main. Emosinya terlihat jelas, kedua matanya tajam menatapnya walau ada kesedihan di sana yang terlihat jelas di kedua mata Jordi. “Audy?” tebak Rico yang langsung membuat Jordi menarik tatapan dan menundukkan kepala. Rico sadar, tebakannya tepat sasaran. Rico menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskannya perlahan. “Dia sudah menikah beberapa hari lalu,” ucap Jordi dengan nada suara merendah. “Dia menikah tanpa nunggu gue ke luar. Padahal gue udah berjanji sama diri gue sendiri, kalau selepas gue bebas, gue mau nemuin dia dan minta maaf sekali lagi. Walau pun gue sadar, permintaan maaf gue gak bakalan diterima semudah itu karena sudah terlalu sering gue ucapkan dan lakuin, tapi kali ini gue sungguh-sungguh. Bahkan saat ajakan Rachel datang ke gue buat balas dendam ke Audy dan keluarganya, hati gue malah nolak, walau mulut gue mengiyakan ajakan itu.” “Rachel?” tanya Rico dengan kening mengerut. “Rachel siapa? Siapa lagi dia?” tanya Rico yang mulai curiga dengan nama baru di dalam hidup Jordi. Semenjak Jordi tersesat dalam hidupnya, ada saja nama baru yang bermunculan yang bukannya membantunya ke luar dari dunia gelap, malah semakin menjerumuskannya. Rico benar-benar bingung harus berbuat apa untuk sekedar menyelamatkan Jordi dari orang-orang yang tidak tulus berada di dekatnya. Andai saja bersama Audy, Jordi tidak menduakannya, mungkin sampai detik ini Jordi masih sama seperti dulu. “Dia adik Alea,” jawab Jordi yang jelas saja membuat Rico menghela napas kesal lanats menggelengkan kepala. Dia tidak menyangka, Jordi kembali terjebak, walau bukan dengan orang yang sama, namun dengan seorang wanita yang memiliki hubungan darah dengan Alea. Rico sangat membenci Alea. Sangat membencinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN