2 - Konflik

1303 Kata

Kepala Ta berdenyut nyeri meski ia tak setetes pun mereguk alkohol semalam. Konfrontasi dengan Reda pagi ini membuatnya terjebak dilema lagi. Sudah bodoh Reda, masih ada Ta yang jauh lebih bodoh daripada Reda. Entah bagaimana bisa kasta otaknya makin menurun selama dekat dengan wanita gila putri Abifata itu. “Kau lapar, Ta? Kurasa kita bisa makan dulu sebelum kembali ke perpustakaan.” Dengan senyuman lebar, tawaran Reda terdengar sangat masuk akal. Sebenarnya Ta lebih suka andai ia mampu membawa Reda ke tiang gantungan. Mungkin setelah wanita itu kehilangan nafas terakhirnya, Ta akan tertawa bahagia atau menangisinya juga. Apa pun itu, rasanya Ta tak sudi dirinya mencintai Reda. Reda mendekat, Ta langsung mundur menjaga jarak. “Kau kenapa?” rengutnya. “Aku menuju pintu, Ta. Kita bere

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN