Nataniel masih marah kepadaku. Tidak terlihat secara nyata namun secara eksplisit. Dia membuatku sibuk beberapa hari ini, menyuruhku untuk lembur bahkan hingga larut malam. Aku bahkan terus diberikan tugas meskipun aku harus datang ke rumah sakit untuk mengecek proyek. Namun, dia malah menyuruh Sonny untuk menggantikanku. Aku benar-benar tau dia melakukan semua itu untuk memperpendek waktuku bertemu Bima. Dia seperti menyiksaku pelan-pelan. Akibat kesibukanku, aku dan Bima memang tak pernah lagi bertemu bahkan pesan singkat yang saling kami kirimkan hanya di pagi dan malam hari. Aku menghela nafas dalam, Nata menyuruhku untuk merapikan database ini tadi. Ini sudah pukul sepuluh malam, dan sebentar lagi pekerjaan ini akan selesai. Ruangan kami masih terang benderang. Hanya aku dan dia yan

