Aku benar-benar menjadi laki-laki melankolis setelah bertunangan dengan Tita. Ini benar-benar luar biasa, apapun yang aku lakukan pasti aku mengingatnya, menebak-nebak dia sedang apa atau apakah dia kembali bertemu Nata. Aku tiba-tiba gengsi untuk menghubunginya duluan. Sialan. Padahal kangen. Aku kadang frustasi sendiri dengan diriku ini. Tapi yah mau bagaimana lagi, mengharapkan Tita yang menghubungiku duluan sama saja dengan merindukan cintanya yang tak pernah sampai padaku. Benar kan, gue jadi laki-laki melankolis? Aku sedikit kaget dengan panggilan yang masuk ke dalam ponselku, aku melirik nama si penelepon sebentar kemudian mendengus. "LO UDAH TUNANGAN SAMA TITA?" si Rizky ini memang tidak tau tempat untuk berteriak, aku menjauhkan ponselku dari telinga. "Gimana, bro? Gercep ka

