bc

penakluk CEO cupu

book_age18+
8
IKUTI
1K
BACA
second chance
friends to lovers
pregnant
badgirl
CEO
drama
office/work place
betrayal
cheating
lies
like
intro-logo
Uraian

Bukan hal sulit bagi Giselle untuk menaklukan pria manapun yang dia inginkan. Pesona dan kemahiran Giselle bertarung di atas ranjang tidak pernah gagal membuat para pria bertekuk lutut padanya.

Suatu hari, Giselle yang sedang dalam kondisi mabuk tidak sengaja menghabiskan malam panas dengan seorang pria yang ternyata adalah CEO baru di perusahaannya. Rendra yang mengenali Giselle sebagai teman kencan satu malamnya merasa takut jika wanita itu membocorkan sisi kelam yang selama ini selalu berusaha dia sembunyikan. Pasalnya, orang-orang mengenal Rendra sebagai sebagai pribadi yang baik dan sopan.

Bagaimana hubungan keduanya akan berlanjut? Akankah jalinan cinta tumbuh di antara mereka? Atau, justru permusuhan yang akan terjadi? Yuk baca selengkapnya di novel ini!

chap-preview
Pratinjau gratis
kencan satu malam
Suasana club malam itu sangatlah ramai. Suara musik berdentum keras di tengah lautan manusia yang asik berdansa. Giselle menjadi salah satu dari banyaknya orang di dalam Club yang sedang bersenang-senang merayakan kenaikan Jabatannya. Ting! Suara dentingan gelas beradu ketika pemiliknya saling mendekatkan gelas-gelas itu. "Cheers!" seru sekumpulan gadis-gadis menenggak minuman di gelas masing-masing. Banyak teman kantor yang juga mendapat undangan dari Giselle, dan mereka sepakat untuk merayakan kebahagiaan Giselle di club sebagai referensinya. "Akhirnya, kamu mendapatkan promosi jabatan setelah sekian lama!" seru teman Giselle sembari menuangkan botol ketiga ke dalam gelasnya. "Syukurlah, padahal sudah lama sekali Giselle tidak mendapatkan promosi. Anggap saja Giselle sedang beruntung sekarang," ujar teman Giselle yang lain. Giselle tertawa di tengah suasana hati yang sedang berbunga. "Kurang ajar kalian! Seharusnya kalian memberiku ucapan selamat, bukan malah sebuah ledekan!" umpat Giselle dengan tubuh sedikit terhuyung. "Tetapi aku tidak peduli, yang penting aku bahagia sekarang," rancu Giselle yang mulai terpengaruh dengan efek minuman yang dia tenggak. Giselle yang merasa bosan karena hanya berdiri tanpa melakukan apa pun akhirnya mengedarkan pandangannya ke bawah. Di sana dia dapat melihat puluhan orang tengah menari dengan begitu bahagia. "Aku akan turun ke dance floor!" seru Giselle kepada teman-temannya sembari menunjuk ke arah lantai dansa. "Kalian mau ikut?" Alana, teman Giselle menggeleng singkat. "Kamu saja. Aku masih ingin di sini," tolaknya. "Ya, aku juga masih ingin di sini," tolak teman Giselle yang lain. "Baiklah kalau begitu, aku akan turun sendiri," ucap Giselle lalu berjalan menjauhi rekan kerjanya itu. Dengan sedikit sempoyongan, Giselle berusaha memasuki kumpulan lautan manusia yang sedang asik menari. Bahkan Giselle harus berkali-kali mendapatkan sentuhan nakal dari tangan para pria jahil di dekatnya. Namun Giselle tidak peduli. Karena sekarang dia sudah sepenuhnya berdiri di tengah-tengah mereka tanpa terhalang apa pun. Sang DJ mendadak mengganti musiknya menjadi lebih kuat dan energic, membuat para pengunjung di lantai dansa itu seketika bersorak semakin gembira. Giselle yang tengah menari mau tidak mau harus mengikuti irama yang berganti. Sebuah irama musik yang justru membuatnya semakin bersemangat dalam meliuk-liukkan tubuhnya yang seksi. Semakin lama gerakan Giselle menjadi semakin tidak terkendali. Giselle terlalu asik dengan tariannya, sampai-sampai dia tidak menyadari banyak pasang mata menatap lapar ke arah tubuhnya yang indah dan seolah siap menerkam wanita itu kapan saja. Namun, sebelum tatapan para manusia kurang sentuhan itu berhasil menarik tubuh Giselle, sosok pria lain lebih dahulu memeluk pinggang perempuan itu dari arah belakang. Sebuah gerakan yang membuat banyak pria kecewa sebab kehilangan mangsa mereka. "Apakah itu kekasihnya?" bisik beberapa pria di sana, kemudian berusaha acuh dan lanjut menari. Giselle yang merasakan sepasang tangan kekar melingkupi area pinggangnya sontak menoleh memandang siapa manusia yang berani mengusik kebahagiaannya malam itu. Akan tetapi saat matanya menatap wajah itu, Giselle justru mematung karena terpana dengan sebuah ketampanan di sana. "Kamu sangat cantik," bisik pria itu memunculkan sengatan tak biasa dalam diri Giselle. Giselle masih diam dan menatap wajah pria itu sembari menggerakkan tubuhnya dalam tempo pelan. Bahkan ketika tangan pria itu semakin merambat turun ke bawah tubuhnya, Giselle tetap diam membiarkan. "Menarilah bersamaku." Setiap sentuhan pria itu seolah menjadi kelemahan bagi Giselle. Suara rendahnya pun mengalun begitu indah di telinganya. "Tentu," balas Giselle usai menikmati ciptaan Tuhan yang begitu indah di depannya itu. Merasa telah mendapatkan persetujuan, pria itu langsung memutar tubuh Giselle menjadi menghadap tepat ke arah dirinya. Kini Giselle dapat melihat secara keseluruhan keindahan akan tubuh pria di dekatnya itu. Badan tegap, bahu lebar yang terbungkus jas hitam mahal, serta lengan yang tampak begitu kekar. Semua tidak lepas dari pandangan matanya. Pria itu membawa Giselle menari dengan sangat erotis. Di setiap gerakannya selalu terasa menggairahkan, hingga membangkitkan hasrat membara dalam diri Giselle untuk mengimbangi tarian pria di depannya. Pinggang Giselle terangkat ke atas dalam genggaman pria itu, bersamaan dengan gerakan tangannya yang lihai mengikuti irama musik. Tubuhnya berputar beberapa kali, membuat kakinya refleks terlipat, menampakkan kaki jenjangnya. Tarian mereka terlihat memukau. Sampai-sampai membuat beberapa orang yang menari terpaksa berhenti lalu menyingkir dari lantai dansa hanya karena ingin menyaksikan keindahan kedua manusia itu. Pada putaran terakhir ketika masih dalam gendongan sang pria, Giselle menarik punggungnya ke belakang bersama kedua tangan yang direntangkan ke sisi wajah. Membuat tarian tersebut bertambah menakjubkan. "Menakjubkan sekali!" "Oh Gosh, pria itu tampan sekali!" "Siapa dia? Aku baru melihatnya di Club ini." "Wanita itu sangat cantik. Aku ingin memilikinya untuk diriku sendiri." "Aku bisa membayangkan betapa romantisnya dia saat bercinta di atas ranjang." Begitu banyak decakan kagum dari para penonton usai menyaksikan tarian mereka. Diam-diam Giselle merasa bangga dan juga bersemangat. "Lihat? Kita sangat menakjubkan." Giselle terkekeh mendengar ucapan pria itu saat melihat orang-orang mulai kembali pada kegiatan masing-masing. "Kamu lebih menakjubkan, Tuan tampan," bisik Giselle selepas memberanikan diri mengecup pipi kanan pria yang baru dia temui tersebut. Tak mau membuang-buang kesempatan, wajah pria itu maju mendekati Giselle dan mengecup bibirnya lembut, sementara Giselle menerima dengan senang hati pangutan bibir itu. Hingga berkali-kali Giselle harus menahan napas di tengah permainan bibir mereka yang semakin memanas. Napas Giselle terengah-engah begitu tautan bibir mereka terlepas. "Apakah kita perlu melanjutkan ini di kamar?" Terlanjur bersemangat akibat belaian pria tampan itu, Giselle tanpa ragu menganggukkan kepalanya. Tidak sampai lima detik, tubuhnya langsung digendong ke dalam dekapan pria itu. Lalu, kedua tangan Giselle sontak mengalung sempurna pada leher pria tersebut. "Tolong buka pintunya." Karena kesulitan, pria itu menyuruh Giselle untuk membuka handle pintu di depannya. Dan Giselle sama sekali belum siap ketika bibirnya langsung dilahap habis dalam hitungan detik setelah pintu tertutup. Decakan bibir mereka menggema di sekitar kamar. Bahkan desahan lirih berhasil keluar dari bibir Giselle. "Kamu sangat cantik, sungguh." Pria itu selalu mengatakan kata-kata manis sebelum menyentuh bagian tubuh Giselle yang lain. Dan hal tersebut membuat perasaan Giselle menjadi makin tidak karuan. Giselle membalas ciuman sang pria dengan tidak kalah ganas. Kedua tangannya bahkan sudah naik menangkup rahang tegas pria itu. Tak tahan menerima serangan Giselle pada bibirnya, pria itu mengangkat tubuh Giselle untuk dibaringkan ke atas ranjang. Dia mulai melucuti pakaiannya satu persatu, dan melemparnya ke sembarang arah. Setelah berhasil melepas seluruh pakaian atasnya, pria itu naik mengurung tubuh Giselle. Kedua tangannya menyangga tepat di samping wajah Giselle. Menyaksikan kecantikan Giselle dari jarak dekat rupanya membuat hasratnya meningkat. Pria itu menciumi seluruh wajah Giselle tanpa terlewat, lalu turun ke lekukan leher putih Giselle. Memberi hisapan kuat untuk meninggalkan jejak kepemilikan di sana. "Ah!" desah Giselle tertahan di saat tangan pria di depannya beralih meremas bukit kembar miliknya. "Aku tidak pernah salah menduga, sayang. Tubuhmu memang begitu indah dan begitu menggairahkan," ucap sang pria menatap tubuh Giselle dengan mata penuh kabut. Dan dengan gairah yang membuncah, pria itu melucuti kain segitiga yang menutupi bagian inti Giselle. Terpampang lah pusat inti milik Giselle yang sekarang sudah begitu basah. "Kamu sudah sangat siap untukku, sayang." Giselle hanya diam saja ketika pria itu mulai membuka kedua pahanya. "Terlihat merekah seperti bunga mawar merah," puji pria itu saat memandangi bagian bawah tubuh wanita di depannya. "Tidakkah kamu ingin memasuki itu?" goda Giselle membuat sang pria terkekeh. Kemudian, tanpa ingin membuang waktu, pria itu mulai melepaskan ring sabuk dari celananya dan menanggalkan serta melempar celananya begitu saja. "Sudah siap menikmati, sayang?" tanya pria itu ketika sang pusaka telah keluar dari sarangnya. Giselle hanya bisa menelan ludah di saat melihat milik pria itu yang begitu kokoh dan juga besar. Sontak dia membayangkan bagaimana nikmatnya saat benda tersebut singgah ke dalam pusat tubuhnya nanti. Dan benar saja, sekali benda itu menyentak masuk, dadanya langsung melambung tinggi karena tidak kuasa menahan nikmat yang sedang dia rasakan. Giselle mencengkram kuat-kuat seprei di sisi wajahnya. "Selalu ingat setiap sentuhanku pada tubuhmu ini, sayang," bisik pria itu di sela penyatuan panas mereka.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Beautiful Pain

read
13.6K
bc

Oh, My Boss

read
386.9K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.9K
bc

MY LITTLE BRIDE (Rahasia Istri Pengganti)

read
19.3K
bc

Revenge

read
35.4K
bc

Penghangat Ranjang Tuan CEO

read
33.7K
bc

Hati Yang Tersakiti

read
6.7K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook