Chapter 18

1082 Kata

17 Redanti tak bisa berkata apa-apa lagi ia hanya mengangguk berkali-kali karena air matanya mengalir deras, Abdi buru-buru meraih tisu di meja dan memberikannya pada Redanti. Abdi tersenyum lega kini tinggal bagaimana dirinya dan Redanti menyiapkan diri agar lebih baik lagi saat mereka telah menikah lagi nantinya. Keduanya menikmati kebersamaan mereka, bercerita hal ringan disela makan malam romantis itu, ada rasa lega di hati Abdi melihat lagi senyum Redanti yang sejak mereka berpisah sangat ia rindukan. "Wah nggak terasa sudah jam sebelas aja, antar aku pulang Mas ya?" pinta Redanti, saat mereka telah pindah di sofa yang ada di depan kamar Abdi. Duduk berdua di sana, sesekali Abdi mengusap bahu Redanti yang terbuka, merasakan kembali halus kulit wanita yang dulu pernah mengisi hari-ha

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN