Chapter 19

1003 Kata

18 Pagi hari setelah sholat subuh Redanti mengetuk pintu kamar adiknya. Tak ada sahutan hingga Redanti akhirnya membuka perlahan pintu kamar Rafli. Dia melihat adiknya duduk menghadap ke luar jendela, ia dekati dan ia usap perlahan bahu adiknya. "Aku bisa memahami kemarahanmu pada Mas Abdi, asal kamu tahu, ibunda Mas Abdi menyesal setelah tahu aku nggak ada hubungan apa-apa sama Mas Lanang, ia berusaha mencari kita, tepatnya mencari ibu untuk minta maaf, tapi kita kan pindah Raf, juga Mas Abdi yang ingin minta maaf padaku, akupun sudah minta maaf pada Mas Abdi beberapa waktu lalu karena ada salah paham diantara kami, akhir kisah ibunda Mas Abdi menyesal dan penyesalan itu terbawa hingga beliau meninggal, tak sempat minta maaf pada ibu dan aku." "Impas kan Kak? Tapi aku tetap sakit hati,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN