bc

GIRL FRIEND

book_age18+
44
IKUTI
1K
BACA
love-triangle
goodgirl
drama
sweet
gxg
bisexual
school
virgin
love at the first sight
shy
like
intro-logo
Uraian

Dika bilang dia suka sama aku, tapi sikapnya sama sekali tidak menunjukkan kalau dia menyukaiku.

Disisi lain ada Ken yang masih menungguku, tapi hatiku terlanjur terkunci untuk Dika.

Aku bingung, disatu sisi Tere masih mengharap agar bisa kembali dengan Dika.

Aku ingin melupakan mereka, aku ingin kejalanku saja yang normal tanpa harus terbayang-bayang dengan mereka.

Ken terlalu baik padaku, dia bahkan selalu ada untukku dan menemaniku, Dika bahkan tak pernah melakukan hal selembut dan sebaik Ken padaku.

chap-preview
Pratinjau gratis
PROLOG
Hoeamssss ..... Ngantukkkkk !!! Selalu begini setiap pelajaran fisika. Pak Antok gurunya, udah tua, galak, pelit nilai, entah aku yang budek atau emang dia kalo ngomong ga kenceng yang jelas aku ga pernah denger kalau dia lagi ngajar, sekalipun aku duduk di bangku paling depan. Maka untuk itulah aku lebih memilih untuk duduk dipaling pojok belakang. Kalau gak tidur ya makan. Eh kita belum kenalan yaa ? Kenalin aku Brissia, atau biasa dipanggil Sisi sama temen-temen aku. Aku kelas XI IPA 3, iya tempat berkumpulna anak-anak IPA terbuang, alias bego kalau kata guru-guru kami, dan yang NAKAL eits ! Kecuali aku yaa. Di sekolah aku punya sahabat-sahabat yang super duper buaik banget sama aku. Ada Susan dan Keira, dua-duanya sama-sama cantik, tapi masih cantikkan aku sih, cuma aja aku cuek sama penampilan, paling males kalo disuruh nyisir rambut dan pakai parfum, tapi aku gak bau badan sama bau ketek loh ya. Tapi kalo pinter mereka berdua lebih pinter daripada aku, bisa dibilang aku bisa masuk kelas IPA karena mereka, karena pas tes dikasih contekan sama mereka. Hahhaa... Si Susan ini ketua OSIS dia, orang terpenting se satu sekolahan kan ? Kalau si Keira dia mayoret di sekolahan kami, bisa kebayangkan gimana cantiknya Keira ? Tapi tetep cantikan aku yaa. Titik ! Soal prestasi di sekolahan seperti yang ku ceritakan diatas, aku tidak sepintar sahabat-sahabatku, tapi setidaknya aku selalu dapat peringkat lima besar, yaa meskipun dapat bantuan dari Keira dan Susan. Soal pacar, aku juga tidak seberuntung mereka. Ada Doni ketua tim basket di sekolah kami yang pacaran sama Keira, cocok kan ? Ganteng sama cantik, udah gitu sama-sama terkenal pulak di sekolah. Ada mas Rizal anak kuliahan yang jadi pacar Susan sejak dari Susan kelas X, nah aku ? Aku gagal terus kalo pacaran. Terakhir pacaran sama Johan, tukang selingkuh, b******k dia tuh ! Cinta pertamaku yang asli sampai detik ini aku belum bisa maafin segala kesalahan dia dimasa kita pacaran dulu. Soal urusan keluarga aku termasuk keluarga brokenhome, orang tuaku bercerai, ayahku udah nikah lagi dan istri barunya selisih usia 3 taun diatasku. Sementara mamaku kerjaannya cuma shopping dan arisan emas melulu. Aku ikut sama mamaku untuk saat ini, karena cenderung lebih deket dengan sekolahku dibanding dengan rumah ayahku. Oiya aku dua bersaudara sama adikku, dia masih kelas 8, dan dia ikut ayahku karena sekolahnya dia deket sama rumah ayahku. **** Sumpah ! Mata bener-bener gak bisa melek. Berasa di dongengin sama pak Antok, mana tadi lupa beli kuaci buat nyemil lagi. Kebetulan hari ini aku duduk sendiri karen temen sebangkuku si Ali gak masuk sekolah, biasanya sih ngobrol sama dia sambil makan kuaci, sedikit mengurangi rasa kantukku. Si Susan sama Keira duduknya sebangku, mereka di depanku, mereka mana mau duduk sama aku ? Katanya aku berisik, hahaha. Tidur ah ! Bluk ! "Auw!" Kepalaku tiba-tiba sakit, sepertinya kali ini penghapus pak Antok kembali mendarat di kepalaku. Pak Antok sih gitu orangnya, sukanya nglempar-nglempar penghapus ke kepala orang. "Keluar dan cuci mata kamu!" "Hehehe iya pak." Aku langsung berdiri dan akan beranjak ke toilet sekalian aja ke kantin beli kuaci. "Selamat siang pak Antok." Ibu kepala sekolah tiba-tiba masuk ke kelas kami. "Siang bu Ida." Jawab pak Antok pada bu Ida, ibu kepala sekolah kami. Aku kembali duduk. Tapi rasa kantukku sudah hilang karena ibu kepsek datang ke kelas kami. Ini tumbenan loh, soalnya bi Ida ini orangnya ramah dan baik banget, dia gak mungkin ke kelas kami kalo kelas kami ga bikin kekacauan dan keributan. Biasanya sih si Keira tuh sama si Tami yang suka ribut sampai jambak-jambakan, Tami itu ketua dance di sekolah kami, dia demen tuh sama si Doni, makanya suka cari gara-gara sama si Keira. Atau kalau enggak pasti karena Erik ketua kelas kami sama Jodi bikin keributan. "Selamat siang anak-anak." Sapa bu Ida kepada kami. "Siang bu .... " Jawab kami serentak. "Hari ini kalian kedatangan teman baru, dia siswi pindahan dari Semarang." Kulihat jam tanganku, sudah menunjukkan pukul 11 siang. Murid baru kok jam segini baru datang. Kalo aku murid barunya mending datang besok pagi. "Dika, ayok masuk !" Dari balik pintu masukkan seorang yang menurutku tampan, eh cantik, eh ! "Silahkan perkenalkan diri kamu." "Terimakasih bu Ida. Halo teman-teman, perkenalkan nama saya Dika." "Udah ? Segitu aja Dika ?" "Saya rasa cukup bu. Kalau ada yang mau ditanyakan bisa nanti kalau pas istirahat. "Bu itu cowok apa cewek sih ?" Celetuk Erik. "Kalau cowok kok cantik ? Kalau cewek kok si Erik kalah ganteng?" Balas Jodi. "Wah sialan lu !" Erik marah. "Sudah-sudah ! Erik ! Jodi ! Kalau kalian bikin keributan ibu hukum ya lari 100 x dilapangan bola ?" "Ampun bu !" "Dika kamu duduk di dekat Sisi ya ?" "Tapi bu ? Ini kan tempat duduknya Ali ?" Aku protes. "Ali pindah ke kelas bahasa Sisi. Jadi Dika duduk sebelah kamu ya ?" Aku tuh bukannya gamau ya sebenarnya, cuma aku tuh orangnya gak gampang kenal sama orang. Apalagi menurutku siapa tadi namanya? Dika ? Orangnya aneh menurutku. Amburadul bangetlah orangnya. Dika duduk disebelahku. Dia diam. Sombongnya. Harusnya ngajak kenalan kek, atau basa basi ijin buat duduk disebelahku atau gimana gitu. Aku sih ogah ya suruh duluan. Kan ini mejaku, kelasku juga. Ga kenal sama dia juga gak masalah, temen-temenku masih banyak . **** "Punya bolpen?" Tanya Dika. "Ada." "Pinjem." Dan setelah tiga hari baru kali ini Dika ngajak aku ngomong. Itu juga karena dia gak punya bolpen. Lagian niat sekolah enggak sih ? Kok ga bawa bolpen. Dika ini dikelas gak pernah ngomong. Dia pendiem banget. Kalau istirahat dia juga gapernah ke kantin, diem melulu di kelas sambil mainan hp. Dika memiliki tatapan mata yang tajam, parfum maskulin yang tercium hingga menusuk hidungku, pakainya pasti sebotol tuh, dari radius 5km udah bisa kecium baunya. "Dika, ke kantin yuk." Ajak Susan "Gak laper, duluan aja." "Ayolah, kamu belum pernah ke kantin sekolah kan ? Disini pecel gendarnya terkenal enak loh." "Iyakah ?" "Serius." "Boleh deh, tapi kalau ga enak bayarin ya San ?" "Siappp. Tapi kalau enak, kamu yang bayarin ya ?" "Deal !" "Ayuk Si." Sejak kapan mereka kenalan ? Kok udah tau aja nama Susan, Keira juga udah kaya kenal gitu ? Aku aja yang teman sebangku belum pernah tuh diajak kenalan. "Kok kempes sih ?" Gerutuku yang mengetahui ban sepeda motorku kempes. "Kenapa Si ?" "Ban motor kempes nih." "Yah kasian, aku kebetulan ga bawa motor. Tadi dijemput sama Doni." "Susan mana Kei ?" "Ada rapat osis deh kayaknya, coba ditelpon." "Nanti deh aku cari. Kamu mau pulang sekarang?" "Enggak, aku nungguin Doni latian dulu, kan minggu depan ada lomba basket dia." "Oh iya lupa, sekolah kita tanding sama SMA 78 ya ?" "Iya Si." "Hai yank, udah lama nunggu ?" Doni datang." "Baru sayang." "Hai Si. Belum pulang ?" "Ban motorku kempes, rencana mau minta tolong Susan nanti buat anter ke bengkel dulu, tapi dia ada rapat osis kayanya" "Oalah, yaudah kita duluan gapapa ?" "Gapapa Don, santai aja kali." "Kita duluan ya Si." "Iya Kei, Don." "Aku antar pulang." Seseorang dengan suara baritonya berhenti tepan di depanku. Menggunakan motor merah besar dengan mengenakan helm dan jaket tertutup rapat, dan mengenakan celana abu panjang. "Ini Dika." Ucapnya sambil membuka helm.nya. Aku melongo. Gak ada panas gak ada hujan tiba-tiba dia datang dan menawarkan bantuannya untuk mengantarkanku pulang. "Udah gak usah bengong." Dika menarik tanganku agar aku segera naik ke motornya." "Eh apaan nih ?" "Kenapa ? Mau gak ? Jangan bikin aku berubah pikiran." "Lagian siapa yang minta kamu anterin aku ? Ga dianterin sama kamu juga ga masalah ya." "Trus mau disini sampai maghrib?" "Ada Susan." "Susan ada rapat Osis, kemungkinan sampai malam, soalnya mau ngebahas soal promnight anak kelas XII." "Hah?" "Gak percaya ? Yaudah aku pergi." "Eh tunggu ! Motorku ?" "Aman sama gue. Buruan naik. Urusanku masih banyak ya, gak cuma nganterin kamu." "Iya. Ini gimana naiknya sih?" "Makanya jadi orang jangan pendek-pendek, naik motor aja gabisa." Ini orang ya, kenalan aja belum, mulutnya sadis bener. Ini kalau gak karena motorku kempes ga sudi aku dibonceng sama dia. "Pegangan." "Udah." "Pegangan tuh gini." Dika menarik kedua tanganku dan merapatkannya di perutnya. Dika menyalakan motornya. Dia melaju dengan cepat tapi tidak ngebut. Jarak antara kami begitu dekat. Hingga parfum khas Dika bener-bener bisa kucium, masih begitu wangi meskipun sudah begitu sore.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

TERNODA

read
198.6K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.8K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.3K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
57.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook