Aku bergerak cepat membukakan pintu mobil untuk Aurel. Dan Aurel pun segera masuk. Kini aku kembali berlari menuju kursi kemudi. Aku pun tersenyum ke arahnya. "Jangan cemberut gitu dong?" Aurel diam tak menjawab. Sungguh mood istriku mudah sekali memburuk. "Kamu kenapa, hmmm? Capek ya?" Tanyaku sambil mengusap puncak kepalanya. "Tadi ngobrol apa aja sama satpam?" Tanya Aurel membuatku terkekeh. Rupanya dia marah karena aku mengobrol? Ada-ada saja. "Itu tadi salah satu satpam kamu ada yang istrinya pernah aku bantu melahirkan. Dia tuh cerita kalau dulu isterinya cuma mau diperiksa sama aku. Katanya biar gantengnya nular." Aku terkekeh saat bercerita. "Terus seneng kamu lihat-lihat perut ibu hamil ya?" Tanyanya mulai cemburu. "Astaghfirullah, masa kamu cemburu sama ibu hamil sih? Lag