Membatin

1104 Kata

"Assalamualaikum, Bun." Aurel masih berdiri di depan pintu kamar ibu mertuanya. Wanita itu tak berani masuk jika belum dipersilahkan. Sungguh Aurel sangat gugup. Silvi yang mendengar suara Aurel pun menoleh ke pintu. Wanita yang tetap cantik di usia senja itu tersenyum manis. "Wa'alaikum salam, Nak. Sini masuk. Maaf ya Bunda enggak bisa bukakan pintu buat kamu. Kaki Bunda lagi sakit," ucap Silvi masih duduk di atas ranjang sambil memijit tumitnya. Melihat wajah Silvi yang kesakitan membuat Aurel segera masuk. Wanita itu pun ikut duduk di tepi ranjang sambil memangku kue yang dia bawa. "Tumit Bunda kenapa? Kok memar?" Tanya Aurel khawatir. Sedangkan Silvi hanya tersenyum sambil terus memijit tumitnya yang rasanya seperti tertusuk. Sedikit meringis saat menikmati rasa sakit yang mendera.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN