Mungkin masih membenci

1024 Kata

"Aku apa?" Tanya Rayyan penasaran. Jantungnya berdebar. Melihat wajah Aurel yang merona membuatnya berpikir Aurel akan menyatakan cinta. Sungguh dari netra birunya dia bisa melihat kasih sayang yang tulus untuknya. "Sayang, kita jalan-jalan yuk." Ucap Aurel mengalihkan pembicaraan. Lagi-lagi Aurel menggunakan panggilan sayang. Hal itu membuat Rayyan semakin berdebar tak menentu. "Ini sudah sore, Sayang. Tanggung Magrib. Mending besok aja jalan-jalannya," ucap Rayyan malas. Pria itu melepas pelukan Aurel. Dia merasa ada sesuatu yang ditutupi Aurel. Tapi Rayyan enggan bertanya, karena menurutnya percuma. Aurel tak akan mau cerita, dan hal itu malah membuatnya semakin anjlok moodnya. Rayyan pun bangkit dari kursi kemudian berjalan ke arah ranjang dan berbaring di ranjang. Menyandarkan pung

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN