bc

Anakku Tak Butuh Bapak

book_age16+
1.2K
IKUTI
3.2K
BACA
HE
blue collar
tragedy
city
like
intro-logo
Uraian

Ayana tak pernah mengira terjebak dalam situasi rumit setelah membantu sang sahabat melarikan diri dari sebuah pernikahan, yang kemudian harus dibayar mahal untuk seumur hidupnya.

Malik, pria dingin yang tak pernah menganggapnya ada, perlahan-lahan mulai menyentuh sisi hati Ayana yang rapuh. Gadis itu selalu berdebar-debar hanya mengingat lelaki itu saja,, sekuat hati menghalau rasa yang mulai meraja di d**a sebab sadar dia hanya pengantin pengganti.

Saat cinta mulai berbalas, wanita yang harusnya menjadi istri Malik, kembali dan meminta haknya. Apakah Malik akan beralih hati dan membuang Ayana seperti janjinya di awal? Apakah Ayana sanggup bertahan melihat sang suami memadu kasih dengan sahabatnya atau memilih pergi membawa bukti cinta di rahimnya?

chap-preview
Pratinjau gratis
Pengantin Pengganti
Ayana menatap ujung sepatunya nanar. Kedua tangan gadis bertubuh semampai itu juga memeluk tubuh yang gemetar erat-erat, sementara pipinya sudah basah karena deraian air mata. Rasa takut dan kecewa padu di dadanya. Andai bisa memutar waktu mundur satu jam saja, mungkin gadis bermata bulat itu memilih terkurung di kamar kecilnya daripada harus berhadapan dengan lelaki bermanik mata kelam yang kini sedang menatapnya dengan sorot kebencian kentara, membuat Ayana menciut menundukkan kepala dalam-dalam. Mata lelaki tersebut mengandung murka yang ditujukan padanya, tatapan si lelaki seolah-olah mampu menguliti sekujur tubuhnya. Ayana surut menjauh ketika mendengar suara tapak kaki mendekat sehingga punggungnya membentur dinding kamar. Tanpa sadar gadis itu telah terpojok ke sudut ruangan. Dia persis kelinci kecil yang terperangkap di bawah tatapan sang predator. "Kenapa kamu membantunya?!" Ayana menggigil. Suara lelaki itu terdengar dingin sehingga mampu membekukan tubuhnya, lidahnya pun dibuat kelu. "JAWAB!" Lagi lelaki itu mendesaknya. Ayana terlonjak, degupan jantungnya semakin menggila, bahkan tangannya kini mencengkeram kedua lengan untuk mengalihkan rasa takut. Ayana terpaksa mendongak ketika tangan lekaki itu menyentuh dagu dan memaksa menatapnya, sehingga manik mata mereka bertemu. Tatapan seperti magnet seakan menariknya mendekat dan menggoda untuk menjelajah masuk ke lorong seperti labirin. Gadis itu takut sekaligus penasaran. Dia membeku bahkan untuk berkedip saja kelopak matanya terasa berat. "Apa sekarang kamu bisu atau tuli? Apa aku harus menyeretmu keluar dan melempar tubuhmu pada buaya peliharaanku?!" ancam lelaki itu pelan, sangat kontradiktif dengan tatapan yang menajam. Ayana menggeleng cepat, matanya berkilat takut. "Ja-jangan ... maafin aku," mohonnya terbata. "Maaf?!" Lelaki itu menggeram marah, "gampang sekali kamu meminta maaf setelah membantu calon istriku melarikan diri!" raungnya, cengkeramannya pada rahang Ayana menguat membuat gadis itu meringis kesakitan. "Viola bilang dia enggak mencintaimu, Malik," balas Ayana sendu, "dia mengatakan itu padaku," imbuhnya pelan dengan suara bergetar Malik melepaskan cengkeramannya kasar, membuat tubuh Ayana membentur dinding. "Apa maksudmu?!" Malik memicingkan matanya menatap Ayana yang masih terisak. "Viola mengatakan itu padamu?" Ayana mengangguk lemah. Dia kembali menunduk. Entah bodoh atau naif, hanya karena sang sahabat yang dia sayangi berlutut dan memohon agar membantu melarikan diri di hari pernikahannya, dia luluh. Entah apa yang ada di benak Ayana. Dia hanya tak kuasa melihat tangisan Viola, hatinya jatuh iba sehingga berani berkorban untuk sang sahabat. "Tuan, kami kehilangan jejak Nona Viola." Sayup-sayup Ayana mendengar seorang sekuriti Malik melapor. Hening ... tetapi gadis itu bisa merasakan tatapan Malik padanya menajam. Dia memberanikan mengangkat kepala. Benar saja, lelaki tersebut tengah menatapnya lekat dengan kedua tangan terbenam di saku celana. Dia kembali menunduk ketika mendengar langkah mendekat. "Nak, bagaimana ini? Semua tamu sudah hadir. Mereka bertanya-tanya mengapa pernikahan belum dimulai?" Suara lembut sarat kecemasan mengalun lembut menerobos gendang telinga Ayana, membuat gadis itu semakin didera rasa bersalah. Terdengar embusan napas kasar di depannya. "Viola kabur dengan dengan lelaki lain, Ma," ujar Malik ketus, membuat Ayana mengangkat pandangannya cepat. Dia tak mengerti maksud perkataan lelaki tersebut. "Apa! Jangan bercanda Malik. Trus gimana dengan pernikahannya?" Wanita paruh baya yang dipanggil Malik, Mama terdengar gusar. "Aku enggak bercanda, Ma. b******n itu sudah menipuku selama ini. Dia mencuri tunanganku dan Mama tau siapa lelaki kurang ajar itu?" Malik melirik ke arah Ayana sehingga tatapan keduanya bertemu. "Dia, Rudi." Mata Ayana melebar mendengar nama Rudi disebut. Dia maju selangkah untuk memastikan ucapan Malik. "Jangan memfitnah Malik, Rudi enggak mungkin seperti itu." Bukannya menjawab, Malik malah kembali berbicara dengan mamanya. "Dia yang akan menjadi pengantinku," tunjuk Malik dingin pada Ayana. "Karna dia pernikahanku berantakan maka dia juga yang harus memperbaikinya sampai Viola ditemukan." putusnya tegas. Ayana beku. Kalimat Malik seperti vonis mati baginya. Tidak! Lebih buruk dari itu. Menikah dengan lelaki yang selama ini tak pernah memandang atau tersenyum padanya bukan impiannya. Apalagi hanya sebagai pengganti, jelas bukan pernikahan impiannya. Namun, gadis itu tak mampu menolak. Siapalah dia yang selama ini hidup dari belas kasih keluarga besar Malik. Ayana pasrah kala Mama Malik memeluk dan membisikkan kata terima kasih telah menyelamatkan kehormatan keluarganya. * SAH! Ayana meremas ujung kebaya berwarna putih tulang yang membungkus tubuh rampingnya kala suara para saksi terdengar lantang melalui mikrofon, pertanda sekarang dia resmi menyandang status istri Malik Harbiansyah. Dua bulir hangat menetes di pipinya. Dia tergugu. Rasanya tak mampu menyuarakan perih yang menyayat hati. Tidakkah Malik sadar jika dia juga terluka. Asmara yang terajut dua tahun lamanya musnah sekejap mata. Rudi ... entah sejak kapan lelaki itu mengkhianatinya. Senyum, perhatian serta cinta yang dia beri ternyata palsu belaka. Tak sekali pun gadis itu menaruh curiga atas kedekatan mereka. Viola sendiri telah bertunangan dengan Malik, seorang lelaki dingin yang kaya-raya. Entah apa yang dilihat Viola dari Rudi, sehingga tega bermain di belakangnya. Mungkin pengkhianatan mereka dimulai sejak malam penghujan setahun yang lalu. Saat itu Ayana begitu sibuk mengurus ayahnya yang terbaring lemah di rumah sakit. Viola hampir setiap hari datang berkunjung dan setiap pulang, Ayana selalu menawarkan Rudi untuk mengantarnya. Kesibukan mengurus sang ayah dan skripsi membuat intensitas pertemuan dengan Rudi berkurang. Lelaki itu pun tak pernah mempermasalahkan. Ayana merasa sangat beruntung memiliki kekasih yang begitu pengertian. Sekarang baru dia sadari. Semuanya hanya drama saja. Semua slide yang terabaikan saat mereka bersama kini menghantam benaknya. Tawa Viola, senyum hangat Rudi kala menatap sahabatnya, dan kabar burung yang mengatakan mereka sering jalan berdua, menjawab prasangka yang selama ini ditekan dalam-dalam oleh Ayana. Harusnya dia percaya kata hatinya, harusnya dia bisa mencium kebusukan mereka berdua. Akan tetapi, hati gadis itu terlalu lemah. Cinta Ayana pada Rudi menutup logikanya. Terdengar derit pintu dibuka dari luar. Ayana memalingkan wajah ke sembarang arah, ke mana saja asal tidak melihat ke arah pria yang kini sedang berjalan mendekat. "Kamu menangis?" Suara Malik selalu saja terdengar dingin mengalahkan Benua Antartika. Ayana menggeleng cepat, menyeka air mata dengan ujung jarinya. "Pembohong!" cetus Malik lagi. Dia mengangkat dagu Ayana dengan telunjuknya. Tersenyum sinis ketika melihat jejak basah di pipi pualam gadis tersebut. "Kamu istriku. Mulai detik ini jangan pernah menangisi pecundang itu. Hapus nama serta ingatan tentang dia selamanya," titah Malik tegas. "Bagaimana denganmu? A-apa kau juga akan melupakan Viola?" Ayana memberanikan diri bertanya, tetapi di detik berikutnya dia menciut ketika melihat mata Malik menajam hendak menikam maniknya. "Jangan pernah mengaturku. Aku menikahimu bukan berarti memaafkanmu. Justru akan menjadikanmu tawananku sampai Viola kembali padaku," jawab Malik, sembari tersenyum tipis. Tanpa sadar Ayana bergidik ngeri melihat mata si lelaki yang berkilat penuh kebencian kepadanya. Malik menjauhkan tangannya dari wajah gadis itu, lalu surut selangkah mengamati Ayana yang kini menatapnya takut. "Bagus! Tetaplah seperti itu. Aku tuanmu dan kamu budakku. Selamanya kamu terikat padaku."

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.5K
bc

TERNODA

read
198.6K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.2K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
56.0K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook