PROLOG

263 Kata
    “Gue udah bilang. Lo pasti akan ketemu dia lagi,” suara Stephani Johson benar-benar terdengar mengejek Adelia. Adelia merasa kesal. Seharusnya Adelia tidak melupakan suatu fakta bahwa  perusahaan itu milik keluarga Levine.     “Kalau sudah begini, gue harus apa?” Adelia menjatuhkan tubuhnya di sofa. Wajahnya benar-benar terlihat gusar.     “Udah nanggung. Tinggal nyelam aja sekalian. Toh, lo sama dia udah lama berakhir. Palingan itu laki udah punya buntut.”     Adelia memilih memejamkan matanya. Bayangan-bayangan menyakitkan bersama pria itu kembali menari-nari dalam benaknya. Mereka benar-benar berakhir dengan buruk di masa lalu. Adelia yang pergi dan Aiden yang memilih bungkam.     Pertemuan mereka kembali terjadi tadi sore. Di tangga darurat perusahaan Levine group. Aiden menatapnya dengan senyum ramah. Adelia tahu delapan tahun bukanlah waktu yang singkat. Mereka sama-sama telah berubah dan memiliki jalan hidup yang berbeda. Namun, Adelia tidak habis pikir jika perubahan Aiden akan sangat dratis seperti tadi sore.     “Mba Whalen ya?” Duarrr! Seolah tersambar petir di siang bolong Adelia hanya bisa melongo tidak percaya menatap ke arah Aiden. Benarkah orang di hadapannya ini, Aiden Narendra Levine? Mantan tunangannya? Dan apa katanya tadi? Mbak Whalen? Astaga! Adelia merasa ingin mengundurkan diri saja dari perusahaan ini. Adelia berpikir Aiden akan memanggilnya dengan embel-embel miss atau mrs  tadi karena nama itu memang lebih cocok di awali dengan kata itu namun apa yang terjadi Aiden dengan seenaknya menggunakan awalan ‘Mbak’. Aiden berhasil membuat Adelia kebingungan bahkan di hari-hari berikutnya. Adelia hanya bisa menyumpah di belakang pria itu. Aiden Narendra Levine versi yang baru jauh lebih menjengkelkan dari Aiden versi tunagannya dulu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN