"Jadi, Ayah lo yang bikin bekalnya?" pertanyaan ice breaking itu Aran kutuk sendiri dalam hati. Entah sejak kapan dia jadi bodoh dalam urusan mencari topik pembicaraan macam ini, khususnya untuk orang-orang yang memang tidak dekat dengannya. Kana menyembunyikan tawanya dalam sebuah anggukan berkali-kali, mulutnya masih mengunyah saat Aran mengajukan pertanyaan itu hingga tidak bisa segera dia jawab. "Ayah gue chef, jadi beliau memang ahlinya buat yang kayak gini." "Enak dong, bisa minta bikinin makanan macam apa pun. Lo pasti selalu makan enak, kan?" Kana tersenyum—lagi, sebelum menimpali. “Nggak juga, karena Ayah udah capek kerja di hotel, jadi biasanya kalau di rumah malah nggak mau masak atau bikinin apa-apa. Cuma kalau buat bekel ke sekolah kayaknya jadi pengecualian buat beliau.”

