Aran kesal. Sudah beberapa hari ini dia merasa dibuntuti, direcoki, diganggu, bahkan jika boleh dikatakan dengan kata yang lebih parahnya dia diterror. Pelakunya bukan orang yang tidak Aran kenal, melainkan si tetangga menyebalkan yang merupakan kakak kelasnya bernama Varo. Entah apa yang merasuki pemuda itu hingga kerjaannya setiap hari hanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak penting hingga membuat kepala Aran pening bukan main. "Berhenti ngikutin gue atau gue laporin lo ke guru!" Aran mengeram, menghentikan langkahnya yang sejak tadi diikuti seseorang dari belakang. Tidak, tidak, Varo tidak mengendap-endap. Pemuda itu melakukannya terang-terangan kok. "Cerita dulu sama gue, apa belakangan lo ngalamin hal yang bikin jiwa lo terguncang? Yang bikin lo stress? Atau yang lo bikin

