Part 6

2765 Kata
"Lo gak punya mata apa hah!!" Suara teriakan keras di tengah kantin kala itu berhasil membuat sekelilingnya hening seketika, termasuk Audrey yang saat itu baru ingin menyuap makanannya sampai menoleh dengan kening mengernyit "Maaf kak, maaf... aku gak sengaja." Gadis berkaca mata yang berdiri dengan kaki gemetar itu tampak menunduk di hadapan cewek yang berdandan heboh hari itu di sekolah "Mata lo itu udah empat, mana mungkin lo gak sengaja. Lo pasti sengaja!!" Tanpa di sangka cewek di depannya malah mendorong keras bahu adik kelas yang sedang ketakutan saat itu "Maaf kak.. aku benar benar gak sengaja. Tadi aku pengen lewat tapi tiba tiba kakak berdiri, aku benar benar gak sengaja kak, maaf.." Gadis itu menunduk, sesekali tangannya terangkat menghapus air mata ketakutan yang ia keluarkan "Apa lo bilang?! jadi lo nyalahin gue hah!!" Hingga tiba tiba tangan cewek itu melayang ingin menampar gadis yang gemetaran itu Namun sebelum tangannya sempat mengenai pipi gadis itu sebuah tangan milik Audrey menahannya lebih dulu. Dari awal cewek kurang ajar itu membuat masalah Audrey sudah tahu akhirnya akan begitu, bila ia terus diam di tempat apa bedanya Audrey dengan cewek kurang ajar di depannya itu. Audrey jelas melihat yang salah disana cewek di depannya bukan adik kelas yang sedang menangis ketakutan sekarang "Cukup!" Matanya menatap tajam cewek di depannya itu "Lo gak denger dia bilang gak sengaja? Lo b***k apa gimana hah? Dia udah minta maaf, gak punya otak lo nindas orang gak bersalah!" Audrey menatap geram pada cewek bernama Angel itu Dia Angelina Justina mantan sahabat Audrey ketika SMP. Entah, Audrey bahkan tidak tahu cewek yang dulu hanya memanfaatkan uang nya itu dapat ia sebut sebagai sahabat atau tidak. Dulu memang Audrey bodoh dan terlalu baik hingga kemurahan hatinya itu sampai di manfaatkan orang lain. Dulu hanya dengan mengobrol dengan Angel saja ia senang sekali, apalagi tatkala cewek itu mengumumkan kepada semua orang bahwa Audrey sahabatnya Audrey pikir cewek itu tulus, namun ternyata ia salah. Kebaikan Angel saat itu hanyalah topeng yang dia miliki hanya untuk mendekatinya. Bodohnya lagi bagaimana bisa dulu Audrey menceritakan semua masalah hidup tentang keluarganya kepada cewek kurag ajar itu, sekarang hanya tinggal menghitung waktu saja kapan cewek di depannya itu mengumumkan pada dunia bahwa Audrey adalah anak yang tidak di inginkan "Waww.. lihat siapa ini girls?" Angel tersenyum sinis dengan dagu terangkat "Sahabat lo kan ngel?" Sahut Vika "Wahh reunian nih lo ngel." Audrey menatap tajam pada Tasya yang berbicara sinis sambil menyentuh bahunya "Minta maaf!" Sahut Audrey tajam "Hah? minta maaf..." Bukannya mengiyakan Angel malah tertawa puas sekali bersama dua temannya itu "Minta maaf lo bilang? " Tanya Angel "Gak akan! dia yang nabrak gue. Gara gara dia baju gue jadi kotor. Lo gak liat minuman dia apa? Jus wortel! Lo pikir cairan warna orange pekat itu akan tidak terlihat di baju gue? Dan lo bilang gue minta maaf sama dia? Ngayal lo!" Tawa Angel kian keras bersama teman temannya "Gue bilang minta maaf Angel, ga ngerti bahasa manusia lo?!" Audrey maju selangkah, tangannya tampak mencengkram lengan Angel kuat hingga membuat cewek itu meringis "Minta maaf atau gue permalukan lo sekarang juga?  Bukannya yang salah disini lo Angel? Lo sengaja berdiri walau lo tahu dia bakal lewat depan lo, lo gunain cara itu demi membuat semua adik kelas respect sama lo." Bisik Audrey sarat akan makna "Cihh, gila hormat." Sambung Audrey pelan dengan senyum sinisnya Setelahnya Audey mundur selangkah, bibirnya nampak tersenyum puas melihat tangan Angel yang mengepal dalam diam. Tanpa di ingatkan lagi pun Angrl tahu bagaimana seramnya Audrey bila gadis itu benar benar melaksanakn ancamannya "Mata empat gue minta maaf." Angel berucap cepat dan membuang muka. Audrey baru tahu cara minta maaf orang jaman sekarang sesopan itu "Minta maaf yang benar Angel." Sahut Audrey Angel terdiam menatap lama Audrey dengan pandangan marahnya "Maaf ya gue salah." "Gak papa kak." Adik kelas di samping Audrey tersenyum lebar dan mengangguk "Makasih ya ka Audrey udah nolongin aku." Senyum adik kelas itu tampak polos dan tulus sekali, Audrey seperti melihat dirinya tiga tahun yang lalu sewaktu dirinya masih duduk di banku SMP "Lain kali kalau lo gak salah, gak usah takut, okey? " Audrey tersenyum manis sambil menepuk bahu gadis itu dan berlalu dari sana "Ahahahaha syukurin lo ngel! Emang enak?!" Teriak Luna bersama Keisha yang tertawa puas sekali saat itu "Arghh..awas lo Audrey!" Geram Angel pergi dari sana dengan tangan mengepal, hari ini rasanya ia benar benar berhasil di permalukan ulah anak tidak tahu diri itu Di ujung sana Alvin melihat semua yang terjadi dengan senyum tipis bahkan sangat tipis untuk di sebut sebuah senyuman. Pemandangan barusan benar benar berhasil membuat Alvin melihat sisi lain dari cewek bernama Audrey si biang onar itu Lo baik kan sebenarnya *** Di dalam mobil Audrey yang di kendarai Alvin gadis itu tampak duduk diam selama perjalanan. Biasanya bila ingin mengantar Alvin pulang gadis itu akan bergumam sendiri sepanjang jalan, entah menyumpah atau mendoakan Alvin seperti apa dengan wajah kesal yang tampak lucu itu "Lo gak papa?" Celetuk Alvin tiba tiba. Mendengar itu Audrey sampai mengangkat kepalanya dari ponsel yang sedang dia mainkan "Apaan?" Tanya Audrey bingung "Kantin." Kening gadis itu mengerut bingung "Kantin? Kantin apa? Kenapa? Lo mau ngomong apa sih sebenarnya." Kesal Audrey Alvin menghela nafas sambil melirik Audrey yang juga menatapnya dengan wajah bingung dan itu sungguh membuat gadis itu terlihat sangat lucu. Alvin harus mati matian menahan tangannya agar tidak mencubit kedua pipi gadis bermata sayu itu "Lo berantem di kantin tadi, gak papa?" "Oh! Yang tadi? Gak papa lah emang harusnya gue kenapa." Jawab Audrey kembali memainkan ponselnya "Siapa lo?" Tanya Alvin Audrey menatap gemas pada cowok yang sedang mengemudi itu "Apaan Alvinnn...?" "Cewek marah marah tadi." "Orang gila." "Lo temenan?" Alvin menoleh "Gue lagi ngomong drey. Gue ambil ya ponsel lo." Tegur alvin Bukannya menurut Audrey malah diam sambil terus memainkan ponselnya tanpa tahu jika saat itu pengemudi di sampingnya sedang menatapnya penuh peringatan Alvin menghela nafas, mengambil handphone Audrey yang ia letakkan di dalam laci mobil milik gadis itu "Gak sopan Audrey." "Isshh.. gue bingung sama lo, kata orang lo tuh dingin banget. Tapi yang gue liat lo gak ada dingin dinginnnya sama sekali, yang ada lo tuh bawel Alvin!" Mata sayu itu kini terang terangan menatap Alvin tidak suka "Gue tanya apa tadi?" "Ck.. Iya gue temenan sama Angel. Tapi dulu, pas gue SMP. Kalau lo tanya kenapa kami sekarang musuhan ya itu karena waktu itu gue terlalu baik dan cantiknya kebangetan, pokoknya gue mau terus berteman sama siapa aja. Ending nya ya itu, gue di manfaatin sama orang kaya Angel." "Kenapa?" "Karena ternyata dia temenan sama gue cuma karna mau uang gue doang." Jelas Audrey "Oh... " "Issh.. sumpah lo tuh ngeselin banget. Gue udah jawab panjang lebar lo cuma jawab 'oh' doang?!" Melipat tangan didepan d**a gadis itu menyandarkan tubuhnya ke kursi yang ia duduki "Gue harus jawab 'Sabar ya Audrey' gitu? gue kan bukan cewek." Ucap Alvin tanpa di sangka membuat tawa Audrey pecah saat itu juga. Ya tuhan, Cowok di sampingnya itu kenapa bisa polos sekali "Hahaha..gak gitu juga kali." Audrey berusaha menghentikan tawanya sadar akan reaksi Alvin yang menatapnya tidak enak "Udah ah capek ngomong sama lo." "Emang ngomong sama gue pakai tenaga?" Tanya Alvin "Enggak...tapi kalo ngomong sama lo bawaanya emosi mulu." "Salah lo marah marah terus." "Salah lo lah jadi orang ngeselin." "Sampai.." "Jangan terlambat jemput gue." Sebelum keluar Alvin sempat mengacak lembut rambut Audrey yang lagi lagi berhasil membuat  perasaan audrey tidak nyaman karenanya Anjirr gue deg deg an "Dia gak pernah bilang makasih apa ya? Main keluar aja." Gumam Audrey sambil melajukan mobilnya *** Pukul satu malam saat itu Audrey masih belum tidur, yang ia lakukan sejak tadi hanya streaming film comedy tanpa beranjak Cklek Audrey menoleh, melihat itu matanya tampak mengerjap beberapa kali. Sungguh, Audrey terkejut sekali melihat siapa yang masuk ke rumahnya sekarang "Mamah! Papah!" Teriak Audrey setelah memastikan pandangannya itu benar adanya "Pah, papah pulang?" Tanya Audrey antusias ia bahkan sudah tidak bisa menyembunyikan kesenangannya "Papah cuma sebenatar." Ucap papahnya sambil berlalu ke lantai atas "Kamu belum tidur? " Tanya mamahnya yang sibuk mengutak atik handphonenya "Mamah lupa kalau Audrey emang gak bisa tidur cepet?" Tanya Audrey juga "Oh ya? Mamah gak tau." Jawab mamahnya berlalu dari hadapannya dengan buru buru Mamah emang gak pernah tahu apa pun soal Audrey "Papah mau kemana lagi pah? kan papah baru pulang? " Tanya Audrey pada papahnya yang sekarang sedang memasukan beberap berkas penting ke dalam koper hitamnya "Papah mau ke singapore Audrey, papah masih harus mengurus kerjaan disana." Bahkan berhadapan langsung sekalipun Audrey sama sekali tidak bisa membuat papahnya itu menoleh padanya "Kenapa gak besok aja pah? lebih baik papah tidur disini, ini kan sudah malam pah, Audrey juga gak ada temen." Bujuknya  "Papah gak ada waktu Audrey. Kamu kan sudah biasa sendiri dirumah. Ada bi ijah juga kan." Audrey ingin papahnya itu tahu bahwa ia kesepian. Ia sendirian disini. Tidak ada yang membantunya melewati masa masa susah senangnya. Audrey merasa ditinggalkan oleh keluarganya sendiri. Audrey ingin bercerita pada mamahnya sepulang sekolah, ada begitu banyak cerita yang ingin Audrey dengan pesan di baliknya "Kapan papah punya waktu buat Audrey? Sebentar aja pah temenin Audrey, temani Audrey sarapan besok pagi, sebentar..aja ya pah?" Mohon Audrey penuh harap "Audrey jangan manja . Kamu tahlu papah lagi sibuk. Jangan egois kamu. Lebih baik sekarang kamu tidur." Kini Audrey tahu satu hal, mau berharap seberapa keras pun sampai ia memohon untuk mendapat perhatian mereka, itu tidak akan berhasil, pada dasarnya semua memang sudah seperti itu. Audrey memang sudah ditakdirkan tanpa perhatian kedua orang tua nya, Audrey memang sudah di takdirkan berteman dengan diri sendiri tanpa keluarga "Oh yaudah. Kalau gitu Audrey ke kamar dulu pah. Selamat malam," Tersenyum tipis Audrey melangkah cepat meninggalkan ruangan papahnya itu Egois? manja? *** Esoknya Audrey sama sekali tidak berminat masuk ke kelas dan belajar, sekarang yang di lakukannya hanya duduk diam di roftop sekolah. Sungguh, rasanya Audrey sedang tidak mood sekali belajar. Dari tadi kerjaan yang ia lakukan hanya melamun memikirkan kata kata Papahnya tadi malam Kalau Audrey egois! lalu papah apa? Papah sama sekali gak pernah menanyakan keadaan Audrey, papah selalu gak pernah punya waktu untuk Audrey, gak pernah memberikan kasih sayang kalian ke Audrey, papah selalu saja sibuk. Apa Audrey salah meminta papah sekedar hanya untuk menemani Audrey barang satu malam saja. Bagian mana yang papah sebut Audrey egois pah Lama terdiam hingga tiba tiba Audrey  meringis menekan perutnya yang terasa sakit seolah menghantam perutnya bertubi tubi "Ahh.. ini pasti gara gara gue lupa makan." Gumam Audrey di tengah ringisannya dengan tangan yang menekan kuat perutnya--berharap itu bisa mengurangi rasa sakitnya Dengan gerakkan cepat gadis itu mengambil ponsel di sakunya "Halo kei?" "Drey lo dimana? kenapa lo gak masuk?" Bisik Keisha di tengah jam pelajaran saat itu "Kei bantuin gue, tolong ambilin obat gue di tas ya, bawain ke tempat biasa." Suara Audrey tampak terdengar lemah dan menahan sakit "Drey..lo...gak papa? Astaga gue kesana sekarang, tunggu ya drey tunggu." Keisha mematikan panggilan setelahnya Kini Keisha tengah mengobrak abrik isi tas Audrey, cewek itu grasak grusuk sendiri mencari obat yang ada di tas Audrey mana sih Nah ini dia Brak Keisha menelan ludah gugup melihat obat yang di pegangnya itu terjatuh tepat di depan kaki Alvin hingga membuat tatapan cowok itu mengarah penasaran padanya Matilah ia Belum sempat Alvin membaca tangan Keisha secepat kilat telah merebut obat di tangannya dengan eskpresi paniknya "Tunggu," "Obat siapa?" Tanya Alvin "Ah...anu i-ini...ini tu obat buat UKS, iya.." Jawab Keisha gugup "Sorry permisi." Duhh hampir aja "Bu boleh saya ke toilet sebentar?" "Ya, silahkan." Alvin mengerutkan keningnya bingung. Rasanya Alvin tidak salah lihat, jelas sekali cewek itu tadi mendapatkan obat yang di pegangnya di dalam tas merah milik Audrey. Alvin jadi bertanya tanya sendiri apakah alasan Audrey bolos hari ini berhubungan dengan obat yang di bawa cewek tadi barusan. Seingatnya pagi tadi ketika Audrey menjemputnya dia masih baik baik saja, masih judes padanya seperti biasa, masih sinis, tidak ada yang berubah--atau mungkin Alvin keliru Lo benar benar sulit digapai ya drey. Alvin semakin di buat bingung kali ini. Kemarin, pertama kali ia bertemu Audrey, gadis itu dalam keadaan kacau, saat itu Alvin tahu Audrey dalam keadaan habis menangis. Dan hari ini obat. Sebenarnya ada apa dengan gadis itu. Kenapa perasaanya tiba tiba mengkhawatirkan gadis itu--perasaan takut akan Audrey yang mungkin merasakan sakit tiba tiba membuat hatinya gelisah sekarang *** "Astaga Audrey lo pasti gak makan lagi ya...lo itu punya maag drey sekali aja mikirin kesehatan lo kenapa sih!" Keisha marah sekali ketika menemukan Audrey dalam keadaan lemah dan pucat sekali "Lo berlebihan deh, gue gak apa apa keishaaa.." "Lo kesini? Lo ada masalah sama keluarga lo lagi ya drey?" Tanya Keisha hati hati Audrey tersenyum. Melihat itu Keisha paham tanpa harus mendengar jawaban dari mulut Audrey. Berteman dengan Audrey dari SD Keisha hafal sekali kebiasaan Audrey yang selalu menyendiri kala gadis itu menghadapi masalah terbesarnya "Drey lo bisa cerita sama gue drey. Lo gak sendiri, lo punya gue, punya Luna juga." Keisha sungguh khawatir sekali  melihat wajah Audrey yang sangat pucat. Sepertinya gadis itu sudah lama sekali menahan sakit maagnya sebelum Keisha sampai disana "Gue gak papa kei, udah biasa juga." Audrey tersenyum, tangannya menepuk bahu Keisha yang terlihat sangat mengkhawatirkannya Inilah yang Audrey tidak pernah suka, dia tidak suka jika ada yang mengkhawatirkannya. Bukan Audrey tidak suka kepada dua temannya itu, ia hanya tidak bisa melihat wajah khawatir dari orang orang yang mengkhawatirkannya, Audrey jadi merasa dirinya itu beban bagi mereka semua Setelahnya Keisha menyodorkan styrofoam berisi bubur ke hadapannya yang tadi sempat Keisha beli di kantin "Gue bawa makanan, lo harus makan drey." *** Jam pulang sekolah sudah beralalu dari satu jam yang lalu. Sedari tadi Alvin terus menunggu Audrey diparkiran mobil milik gadis itu yang empunya tak kunjung terlihat, kunci mobil memang berada di tangannya namun bukan itu yang Alvin perdulikan. Entah kenapa rasanya Alvin menjadi semakin mengkhawatirkan Audrey. Sejak pagi Audrey sama sekali tidak nampak masuk kelas, padahal tasnya masih di kelas Alvin tahu Audrey membolos, tapi sayangnya ia sama sekali tidak tahu Audrey membolos dimana. Tadi Alvin sudah mencari Audrey ke seluruh penjuru sekolah tapi tidak terlihat dimana keberadaan gadis itu Bahkan ketika ia bertanya pada kedua teman gadis itu pun mereka hanya menjawab tidak tahu dimana keberadaan Audrey, padahal jelas sekali Alvin tahu mereka menyembunyikan sesuatu Tak lama Alvin melihat Audrey yang berjalan kearahnya, ia pikir Audrey akan berhenti dan memarahinya seperti biasa--tapi tidak, gadis itu ternyata terus berjalan membuka pintu mobil di sampingnya berdiri dan masuk kesana tanpa meliriknya sama sekali *** Selama diperjalanan tidak ada yang berbicara sama sekali, Audrey terus diam dengan pandangan kosong, Alvin sadar gadis itu sedang melamun Sudah cukup Alvin diam dengan rasa khawatirnya hingga tiba tiba Audrey merasakan mobilnya berhenti di pinggir jalan. Audrey pikir Alvin akan keluar, tapi ternyata cowok itu hanya duduk diam memandanginya dengan tatapan penuh arti "Drey.. " Panggil Alvin lembut. Tidak dapat di pungkiri bahwa kali ini Alvin begitu khawatir melihat wajah Audrey yang pucat. Alvin sampai bisa merasakan jantungnya berdetak  cepat saat itu "Drey.. dengerin gue," Ucap Alvin pelan yang kemudian berhasil membuat Audrey menatapnya dalam diam "Drey lo gak papa?" Tanya Alvin cemas. Alvin tidak bisa lagi menahan kekhawatirannya, Alvin sungguh sungguh sangat khawatir pada gadis cantik itu sekarang "Gue gak papa kok. Emangnya gue kenapa?" Kali ini Alvin sama sekali tidak mendengar ada nada sinis yang sering gadis itu keluarkan, kali ini nada suaranya lebih terdengar seperti orang yang menyimpan beban "Drey.. liat gue, lo kenapa? kenapa muka lo pucat." Yang Alvin tidak sadari, saat itu juga perasaan Audrey berdebar sendirinya. Cowok itu bertanya dengan nada lembut sekali sampai berhasil membuat perasaan Audrey yang tadi kacau menjadi teralihkan sepenuhnya kepada cowok di depannya itu "Gue gak papa Alvin." Audrey tersenyum, namun Alvin dapat melihat senyumnya kali ini bukan seulas senyuman tulus yang biasa gadis itu perlihatkan Alvin menghelas napas lelah, ternyata Audrey keras kepala sekali. Lercuma saja Alvin memaksa gadis itu menjawab pertanyaannya, pikirannya sedang tidak disini sekarang "Ayo gue mau pulang Alvin." "Drey gue tau lo lagi gak baik baik aja. Jangan bohong, karena gue sama sekali gak percaya." Kini Alvin menatap dalam pada cewek di depannya "Tersenyumlah dalam situasi apapun, tanpa lo sadari senyum itu yang akan menguatkan lo sendiri."  Mereka bertatapan beberapa saat. Sebelum detik berikutnya Audrey tersenyum, senyum yang sangat tulus. Saat itu Audrey benar benar merasakan kenyamanan dari setiap kata yang dikeluarkan Alvin, Audrey merasa bahwa kali ini ia tidak sendiri lagi "Good girl." Balas Alvin mengacak gemas rambut gadis itu. Alvin senang Audrey bisa tersenyum lagi, ia merasa nyaman saat melihat senyum itu--senyum favoritnya Gue senang, jadi alasan lo tersenyum drey
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN