Part 4

1541 Kata
"Sayang gak makan dulu nak?" "Gak sempat bun," Alvin memasang cepat sepatunya dengan terburu buru. Terbiasa hidup sendiri di luar cowok itu terbiasa melakukan apa apa dengan tergesa gesa bahkan meski jam masuk sekolahnya masih 30 menit lagi Alvin tetap terlihat buru buru "Oh yasudah, jangan lupa makan tapi disekolah ya nak," "Iya bun...Alvin berangkat dulu, sudah hampir terlambat ini." Menyalimi tangan bunda nya Alvin pamit berangkat sambil memasang cepat jaketnya "Hati hati di jalan ya nak." Sahut bunda yang Alvin jawab dengan senyumannya "Gara gara tu cewek, mobil gue jadi masuk bengkel." Terpaksa sekali hari keduanya di Jakarta Alvin harus berangkat sekolah menggunakan taksi. Sebenarnya sopir nya sudah menawarkan ingin mengantarnya, Alvin menolak dengan halus rasanya dari pada ia di sopirin kemana mana Alvin lebih rela naik angkutan umum saja. Bila terpaksa sekalipun Alvin lebih memilih ia saja yang menyopir ketimbang ia di bawa sopir, rasanya Alvin tidak nyaman sekali harus merepotkan orang lain **** Sama seperti hari hari biasanya, gadis itu terlambat berangkat kesekolah di hari rabu itu. Sungguh, Audrey tidak perduli jika harus dihukum setelah itu, Audrey bahkan bersyukur sekali andai orang tua nya di panggil kali ini, setidaknya mereka bisa tahu kelakuan putrinya disini seperti apa. Audrey ingin sekali saja mereka melihatnya, bukan sekedar datang hanya untuk memberikan uang "Selamat pagi mang ujang," Gadis itu keluar dari mobilnya dengan senyum lebar "Neng audrey...mending sekarang neng cepat masuk kelas. Nanti neng dihukum lagi," Rasanya Mang ujang selalu was was setiap kali gadis itu datang. Belum lagi setiap kali gadis itu menunjukkan senyum lebar tanpa bebannya semakin membuat mang ujang menatap tidak tega melihatnya yang sebentar lagi di hukum itu "Udah biasa mang. Audrey masuk dulu ya, dahh mang ujang," Audrey berjalan santai di koridor pagi itu layaknya orang yang tiba di sekolah tepat waktu "Terlambat lagi kamu Audrey?" Entah asalnya dari mana tiba tiba bu lilis sudah berdiri di depannya dengan wajah super ramah yang pernah ia lihat "Eh ibu? Ibu kumaha wartosna? Damang? Alhamdulillah saprak iraha ibu di dieu nya?" Audrey nyengir kuda, tangannya menggaruk tengkuk yang sama sekali tidak terasa gatal itu "Teu kudu pupulih mungguh maneh teu teurang boga maksud." Audrey tersenyum salah tingkah. Sungguh Audrey benar benar tidak bisa bahasa sunda, ia cuma bisa sedikit karena sering mendengar bibi nya berteleponan dengan orang rumah kalau di tanya ngerti apa tidak yang lawan bicaranya katakan dengan berat hati Audry akan menjawab tidak paham "Ibu lagi ngatain saya ya?" "Lupakan. Sekarang lihat jam kamu, jam berapa sekarang Audrey? kenapa kamu baru datang?!" Bu lilis nampaknya sudah geram sekali berhadapan terus dengan Audrey "Ibu gak punya jam ya? yaudah saya kasih tau, sekarang itu sudah jam...... 08.45 bu." Berkacak pinggang guru bertubuh gemuk itu menatapnya dengan mata melotot "Ini lagi seragam, kenapa rok kamu pendek sekali Audrey belum lagi baju.." Memperhatikan muridnya dari atas sampai ke bawah ia mengeleng gelengkan kepala kemudian "Kenapa baju kamu dipendekin, kamu pakai baju SMA apa baju SMP! Ya tuhann ibu capek ya Audrey.." "Yee si ibu, baju itu kalau masih bisa di pakai buat apa beli lagi." "Kamu! sekarang juga lari keliling lapangan 15×, sekarang!" Teriak bu lilis dengan suara petir nya "Busett dah kaki saya hanya terbuat dari tulang bu, itu nanti kalau pincang sebelah saya gak cakep lagi kalau jalan." "Salah sendiri kamu melanggar aturan sekolah!" "Eh! Apa tu bu?! Ya ampunn bu! Bu! liat bu ada yang mau bolos tuh bu liat!! Wah kurang ajar banget bu." Entah wajah Audrey yang terlalu meyakinkan bohongnya atau bu lilis yang terlalu polos hingga berhasil gadis itu tipu dengan mudah Dengan cepat bu lilis menengok kearah yang ditunjuk Audrey, setelahnya hal itu menjadi kesempatan untuk Audrey melarikan diri dari sana "AUDREYYYY!!!!" "Ahahaha...hapunten bu,punten tiheula palay sakola." "Punten selamat pagi sadayana--eh masih kebawa bawa sundanya." Ucap Audrey di depan kelas dengan senyum pepsodent nya "Ehmm," "Eh..pagi pak. Bapak tambah ganteng aja sekarang pak, pasti bini bapak nambah ya?" "Huss! Sembarangan kamu ngomong! Terlambat terus lagi kamu. Sudah sudah apa pusing ini, kamu duduk saja bapak lagi capek." Setelah mempersilahkan Audrey masuk guru itu kembali melanjutkan pelajaran yang tadi tertunda akibat kedatangan nya "Ah bapak terbaik deh." "Selamat lo hari ini drey." Sindir Keisha yang sedang mencatat materi di papan tulis "Iya dong anak sholeh gitu. Kenapa lo! ditekuk aja tu muka?" "Gue dihukum tau gara gara terlambat. Itu juga karna si luna tu, masa pas kita mau berangkat dia tiba tiba mau pup drey." Gagal rencana Keisha ingin tampil cantik hari ini. Ia  harus merelakan bedaknya luntur akibat harus lari dan terkena sinar matahari pagi yang sangat panas hari ini "Haha.. syukurin lo!" Tangan gadis itu terangkat ingin memasang headset ke telinganya--sebelum sebuah suara berat menghentikkan pergerakannya terlebih dahulu "Audrey mau bapak keluarin kamu?" "Gak jadi pak, gak jadi hehe.." Audrey hanya bisa cengengesan di tempatnya **** KRING.. KRING.. "Yesss akhirnya!" Teriak Audrey tanpa sadar telah di tatap tajam oleh guru di depan sana "Ayo kei kita ke kantin gue udah laper banget nih," Audrey itu sama sekali tidak ada lembut lembutnya, Keisha tidak habis pikir melihat pergelangan tangannya yang di tarik sampai terseok seok karena belum siap "Ya allah itu tinggal satu garis aja lagi catatan gue selesai drey!" "Lama lo!" **** Jam istirahat--ralat lima menit sebelum istirahat Audrey beserta kedua temannya itu sudah siap dengan sepiring makanan masing masing. Entah bagaimana hari itu kantin penuh sekali, beruntung Audrey bisa istirahat lebih awal dan langsung pesan makanan sebelum berhimpit himpitan di tengah semua murid disana. Salah satu korbannya Alvin beserta dua temannya itu yang harus merelakan tubuh mereka di senggol senggol bahkan beberapa kali pula Alvin sampai berdecak kesal melihat minuman jeruknya berkurang akibat terdorong secara tidak sengaja "Wahh gilaa lo sadar gak sih vin kantin jadi ramai gara gara ada lo," Rasanya Dafa kesal sekali melihat cewek dengan bibir merah menyala seperti mereka "Hilang ya daf pesona lo." Sahut Raka Cowok itu mengangkat bahu acuh sambil memakan mie ayamnya dengan tenang. Suara suara ramai di sekelilingnya benar benar membuat makannya tidak terganggu sama sekali "Lo tau gak vin semenjak lo pergi nih Raka suka mewek gak jelas kangen sama lo vin!" Cowok satu itu padahal sedang mengunyah makanan, Alvin bahkan yakin anjuran mengunyah makanan sebanyak 32 kali tidak cowok itu terapkan dengan baik TUK! "Woiii gila lo, kek cewek aja main tabok orang sembarangan!" Sewot Dafa "Lo tuh kalo ngomong suka gak nyadar. Yang ada lo tuh yang kangen sama Alvin sambil bilang, 'Rak kita makan ke tempat yang waktu itu kita makan sama Alvin aja ya rak, gue kangen banget sama Alvin rak.' nah lo siapa yang ngomong kek gitu kemarin ke gue begoo!" Selama berpisah dengan Alvin sejak kelas 2 SMP baru kali ini rasanya mereka semua bisa makan santai satu meja sambil mengejek satu sama lain. Rasanya selama 5 tahun itu baik Raka maupun Dafa seperti kehilangan sosok sahabat yang ada di dalam diri Alvin, cowok itu benar benar berubah sejak kejadian itu "Anjeng! baperan banget sih lo rak, pake buka kartu orang segala!" "Lo duluan monyet!" "Lo babi!" Alvin memandang lurus pemandangan di depannya, matanya nampak tak berkedip menatap sosok yang sedang tertawa itu. Alvin tidak tahu kenapa, rasanya ia begitu penasaran dengan cewek yang setiap hari kerjannya terlambat itu. Dari pandangan Alvin yang beberapa hari ini melihat kelakuan gadis itu dia nampak benar benar hidup tanpa beban, dari awal dia datang terlambat sampai di hukum pun gadis itu santai sekali menjalaninya. Bagaimana ya hidupnya? Apa dia benar benar hidup bahagia seperti yang di pandang mata semua orang "Woii vin ngeliatin siapa sih lo dari tadi kita ngomong gak didengerin," Senggolan dari Raka di lengannya membuat Alvin kembali mengalihkan tatapannya "Eh lo ngeliatin Audrey ya k*****t? lo suka ya sama Audrey?! Wahh gawat jangan vin! Audrey punya gue. Lagian nih ya lo gak akan bisa deketin dia, dia tuh nih ya gak pernah mau di deketin sama cowok vin. Gue yang ganteng nya kebangetan gini aja ditolak Audrey terang terangan, apalagi lo yang gak lebih ganteng dari gue--pwfftt tangan lo asin rak!" "Anjrit lo jilat tangan gue b**o!" Setelahnya cowok itu malah berlari menuju wastafel, rasanya Raka benar benar merasakan haram di salah satu bagian tubuhnya sekarang "Berisik lo, siapa juga yang suka sama dia." Alvin melanjutkan makannya, cowok itu tidak terganggu sama sekali dengan tuduhan dari satu temannya itu "Ya wajar aja kali vin kalo lo suka, orang Audrey cantik gitu." Sahut Raka sehabis cuci tangan "Udah gue mau kekelas." Meneguk minumannya sekali lagi Alvin menepuk bahu kedua temannya dan berlalu dari sana Lama lama Alvin tidak tahan disina. Suara cewek dan tatapan mereka benar benar sangat terang terangan menghujani Alvin, rasanya Alvin sampai di buat merinding dan risih sendiri "Ah lo baperan vin!" Setelahnya Raka malah ikut berlari mengejar Alvin yang berjalan cepat didepan sana "Eh tungguin gue bocah belum selesai ini makan gue," *** "Mau bareng ke depan gak drey?" Tanya Meisha memasang tasnya untuk pulang "Gue belum selesai ngerjain tugas nih dikit lagi. Kalian duluan aja." Mata Audrey masih menunduk menatap penuh pada buku catatan dari papan tulis dikelas Meski Audrey terkenal dengan sikapnya yang suka bikin masalah, kalo soal tugas dia memang selalu mengerjakannya tepat waktu setidaknya Audrey masih tetap ingin sekolah dengan cara memperhatikann prestasinya "Kita duluan ya drey!" Teriak Luna dari depan kelasnya sebelum berlalu meninggalkan Audrey sendirian disana
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN